Tiap tahun, acara ini digelar. Dan tahun ini pertama kali kami membawanya ke blog dotsemarang. Pagelaran pengantin Semarangan yang dipadukan dengan festival kuliner dilaksanakan tanggal 29-30 September 2018 di Sam Poo Kong.
Apa yang membuat kami ngotot untuk hadir di Sam Poo Kong melihat acara ini? Selain karena event, kami ingin tahu seperti apa tradisi pengantin Semarangan dengan prosesi-prosesinya. Konten yang bagus tentunya untuk kami.
Sedikit bersabar
Sudah seperti pada umumnya, acara ini juga molor dari jadwal pembukaan yang kami dapatkan rundown acaranya. Butuh kesabaran memang, tapi karena sudah biasa dan suasana Sam Poo Kong saat itu cerah, jadi waktu tak terasa berlalu.
Arak-arakan Pengantin Semarangan
Dalam acara, rupanya ada prosesi arak-arakan pengantin. Wanita tiba lebih dulu dengan dibawa menggunakan tandu. Sedangkan pengantin pria menunggangi kuda.
Ini menarik dari sisi tradisi dan budaya. Namun kami pikir, bisa jadi ini adalah gelaran acara yang dianggap mahal buat kami. Karena membawa kuda dalam pernikahan rasanya sulit buat kami.
Predikat Kekayaan non benda tingkat nasional
Ini yang kami harapkan dari acara ini. Sebuah informasi penting yang patut kami sebarkan agar orang-orang yang membaca blog kami mengetahui ini.
Acara yang digelar Disbudpar kota Semarang ini memang bertujuan mengenalkan budaya non benda yang dimiliki Kota Semarang.
Namun juga memberitahu kepada masyarakat Semarang untuk bangga bahwa Pengantin Semarang masuk cagar budaya. Dan meraih predikat kekayaan budaya non benda tingkat nasional.
Perpaduan budaya Cinta dan Arab
Diketahui juga dalam acara ini kami baru tahu bahwa Pengantin Semarangan merupakan campuran budaya Cina dan Arab.
Dalam sambutan mewakili kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang, Ibu Lita Satyawati juga dijelaskan simbol-simbol yang melekat pada pengantin, seperti penggunaan pilis, bunga cempaka di kanan dan kiri yang jadi ciri khas.
Melengkapi informasi, Ibu Ning Slamet Yuwantoro selaku Ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati cabang Kota Semarang sekaligus sebagai ketua panitia penyelenggara menjelaskan lebih lanjut.
Lalu, ada lima pentul yang terdapat pada sanggul bagian depan yang dikenakan pengantin wanita. Informasi pentul ini menunjukkan salat Lima waktu.
Dan pentul dibagian sanggul belakang jumlahnya ada 17 yang menunjukkan jumlah rakaat pada salat.
Sedangkan pengantin pria terdapat juga, namun hanya satu pentul yang berarti menyembah satu Tuhan saja.
Soal kuda yang ditunggangi dan berwarna putih oleh pengantin pria juga memberi arti, yang maknanya pengantin masih suci.
Live event
Selama gelaran ini berlangsung, kami melakukan live tweet. Acara ini juga dipadukan dengan konsep lomba rias pengantin dan fashion show oleh Arif Riyanto, perancang busana Semarang.
Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Comments
Post a Comment