Favorit
Pentingnya Personal Branding di Pileg 2024?
- Get link
- X
- Other Apps
Pemilihan Umum atau Pemilu akan diadakan serentak tahun ini di pada bulan Februari besok. Atributnya seperti bilboard, baliho, spanduk dan lainnya sudah bertebaran di jalan-jalan. Kami sedikit menyorotin kontestan pemilihan legislatif (Pileg) yang berkaitan dengan branding di media sosial.
Entah kenapa pembahasannya sedikit berat, apalagi berbau politik. Blog dotsemarang yang konsen ke gaya hidup di Kota Semarang seperti terbawa arus yang sedang hangat diperbicangkan. Ya, Pemilu.
Personal branding
Tenang saja, kami hanya ingin fokus pada Personal Branding atau pecitraan para peserta Pileg saja. Di mana saat kami berhenti di jalan menunggu lampu merah berganti, promosi Pileg terlihat begitu ramai.
Entah siapa mereka. Yang kami tahu hanya branding partainya yang mudah dikenali. Baik dari sisi warna maupun logo yang tertera di alat peraga yang mereka pakai (spanduk dll).
Dari sekian detik mata kami terpapar, kami mencari alamat akun media sosial yang biasa dipasang jika ada promo seperti event Semarang. Atau juga, alamat website yang dipakai untuk bisa kami buka saat di rumah.
Tidak ada... tidak ada...kok nggak ada.
Apakah ini hanya perasaan kami saja? Dari sekian spanduk atau alat peraga promosi yang ada di jalan dan kami lewati, tak banyak figur kontestan yang menaruh alamat media sosialnya. Apakah ini larangan dari KPU? Atau tim pemenangannya yang kurang strategi pemasaran.
Dengan menaruh alamat media sosial di bawah foto dan nama mereka yang dipasang di jalan-jalan, itu membuat branding sang calon legislatif bisa dikenal lebih banyak.
Apakah itu programnya? Visi misinya atau juga citra yang dibangun. Kami jadi ingat bagaimana calon Presiden yang aktif di media sosia. Bagi calon Presiden, tentu branding mereka sangat kuat. Tidak ada media sosial pun rasanya mereka mudah dikenalin.
Pemilih Pemula diprediksi mendominasi
Dengan memasang alamat media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, YouTube hingga website dalam kampanye promosi di spanduk hingga baliho, calon legislatif sudah selangkah lebih maju dari kontestan lainnya.
Tahun 2024, mengutip laman website jiip.stkipyapisdompu.ac.id dituliskan bahwa partispasi pemilih pemula diprediksi akan mendominasi dalam Pemilu. Kelompok generasinya yang mendominasi kebanyakan adalah Generasi Z.
Generasi yang dianggap sebagai digital native. Keterhubungan pemilih pemula dengan media sosial adalah hal yang tidak dapat dihindarkan.
Seharusnya ini disadari oleh tim pemenangan atau sang calon legislatif itu sendiri. Kami mungkin tidak tahu mengapa ini tidak dilakukan. Seperti yang kami tulis sebelumnya, apakah karena aturan atau hanya karena lupa saja.
Kami jadi ingat pemilu tahun 2019. Salah satu calon konstentan Pileg malah ada yang menaruh Kode QR di atribut kampanyenya. Itu adalah versi modern yang kami pikir perlu diapresiasi.
Namun sekarang? Jika ada pun bisa dihitung dengan jari. Atau juga, branding media sosialnya malah alamat medsos partainya. Kemana insiatifnya?
📝 Gambar cover yang kami taruh di halaman ini tidak mewakili salah satu kontestan Pemilu. Gambar hanya untuk melengkapi artikel saja.
...
Pengalaman ini kami bawa dari Kota Semarang yang saat sekarang sudah banyak bertebaran promosi di jalan-jalan terkait Pileg maupun Pilpres. Jadi, semisal di kotamu malah sebaliknya, kami harap tidak masalah. Tiap kota memang berbeda-beda.
Personal branding adalah upaya untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat, terutama di internet (media sosial). Semakin kuat brandingnya, maka kesempatan menangnya tentu lebih besar. Apalagi kita tidak mengenal calon tersebut secara personal.
Personal branding adalah langkah awal dan sangat diperlukan untuk momen-momen besar seperti sekarang.
Artikel terkait :
- Pentingnya Membangun Personal Branding Bagi Content Creator Menjelang Pemilu 2024
- Influencer Politik di Kota Semarang?
- 6 Tips untuk Memperkuat Personal Branding Tahun 2018
- 5 Taktik Branding Diri Untuk Pemula
- Lainnya
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment