Pelibatan Anak Muda dalam Pelestarian Cagar Budaya di Kota Lama Semarang


Halaman ini berisi slide persentasi yang disampaikan Ibu Nik Sutiyani, S.T, M.T selaku Kepala  Bidang Pengawasan Dinas Penataan Ruang Kota Semarang yang hadir mengisi acara Festival Komukino Ke-8 pada tanggal 24 Januari 2020 di Kota Lama.

Anak muda menjadi prioritas dalam pembangunan manusia di Kota Semarang, begitu kata beliau yang bisa dilihat juga dari slide persentasi yang kami ambil gambarnya dengan kamera ponsel.

Kami tertarik dengan materi ini, meski suara mik yang dipegang beliau agak menggema di ruangan gedung Oudetrap yang digunakan sebagai lokasi acara. Bahkan, mengulang rekaman suara beliau dari ponsel pun tidak begitu mendapatkan banyak materi untuk kami ceritakan.


Mengapa anak muda?

Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Semarang mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari slide yang disampaikan. Lebih di atas Bandung dan Surabaya.

Anak muda dirasa memiliki pengaruh besar, dan bagaimana mereka membuat inovasi yang turut memiliki peran besar dalam perubahan. Ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian cagar budaya.


Bagaimana melibatkan mereka?

Ada 4 cara yang ditampilkan, seperti menjadikan bangunan cagar budaya sebagai ruang berkarya bagi anak muda. Lalu, melibatkan dalam kegiatan atau memberi pelatihan sederhana terkait cagar budaya.

Misalnya bagaimana melakukan teknik konservasi atau membuat rencana pengelolaan kawasan cagar budaya. Atau bisa juga memanfaatkan skill atau ketertarikan mereka untuk mendukung project cagar budaya melalui saluran media sosial, fotografi hingga menulis.


Strategi pelibatan anak muda di Kota Lama

Di era teknologi ini, penggunaan aplikasi sangat dibutuhkan. Pada nomor 1 di dalam slide, bagaimana pembuatan aplikasi untuk Kota Lama sangat diharapkan. Di Semarang, ekosistem para developer seharusnya bisa melihat ini untuk menciptakan.

Menyediakan ruang bagi kegiatan anak muda di Kota Lama, seperti gedung Oudetrap yang sedang digunakan dalam acara ini. Itu berarti, perizinan seharusnya dipermudah bagi anak muda yang ingin berkegiatan di sana (Bangunan di Kota Lama).

Industri kreatif di Kota Lama perlu didorong, termasuk inisiatif anak muda untuk Kota Lama yang setiap tahun digelar Festival Kota Lama Semarang.


Strategi anak muda untuk cagar budaya

Berpikir kritis sangat diharapkan dari anak muda untuk mengidentifikasi potensi cagar budaya di sekitarnya. Dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan anak muda, seperti menjadi agen perubahan, innovators, communicators dan pemimpin.


...

Generasi muda sekarang ada 2 istilah yang sering dibicarakan, generasi milenial dan generasi Z. Adanya dukungan seperti ini, harus bisa dimanfaatkan. Mengingat Semarang sangat berhasrat untuk melibatkan anak muda. Khususnya pelestarian cagar budaya.

Apakah ini bermanfaat untukmu?

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?