Pasar Gang Baru seperti pasar pada umumnya, hanya saja bayangan tentang pasar di sini bagi kami lebih menarik dan sayang bila tidak jadi bagian tujuan wisata, apabila sedang berada di Ibu Kota Jawa Tengah.
Datang pagi hari
Acara yang kami ikuti ini dilaksanakan pagi hari dengan lokasi kumpul atau temu di Klenteng Siu Hok Bio. Meski kami datang tepat waktu, kurang dari jam 9 pagi, kamu yang ingin menjadikan tujuan wisata bisa datang lebih pagi lagi dari kami.
Karena semakin siang kamu tiba di sini, takutnya kuliner yang kami rekomendasikan di halaman ini sudah habis atau rasanya tidak sehangat saat dibuat pagi hari.
Daftar kuliner
Langkah kami terhenti sejenak menyaksikan para pedagang rebung yang biasanya digunakan sebagai bahan untuk lumpia. Kami baru tahu di sini mereka berkumpul. Harga perkilonya bila tidak salah 10 ribu. Maaf bila salah, mengingat fokus kami ingin mencari kuliner.
1. Es Gempol Pleret Bu Riyanti
Kami ingat bahwa di sini ada pedagang Es Cincau Hijau, tapi kami tidak menemukannya. Mungkin sudah terlalu siang atau memang penjualnya yang sedang libur.
Kuliner pertama yang kami jumpai adalah Es Gempol Pleret Bu Riyanti. Kami memanggilnya Mbah. Meja yang digunakan tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menaruh bahan-bahan yang akan disajikan kepada kami dalam satu mangkuk.
Gempol pleret termasuk minuman tradisional dari Jawa Tengah. Ciri utamanya pada 2 bahan yang ditaruh di kuah. Warna putih bulat besar itu dinamakan Gempol, sedangkan merah muda itu dinamakan pleret.
Andai tidak ditaburi gula putih, mungkin tidak akan terasa manisnya. Beberapa rekan yang ikut memakan meminta gulanya tidak terlalu banyak. Untuk harga, minuman ini tidak lebih dari 10 ribu rupiah.
2. Pecel Semanggi Semarang
Jangan buru-buru makan dulu, mengingat rute kuliner kita masih banyak, pesan panitia acara. Sepanjang jalanan pasar memang banyak dijumpai pedagang kuliner. Kami disuruh berhemat, kalau perlu makan bareng-bareng.
Dan itu benar, setiap langkah kaki kami melangkah, perasaan ingin membeli membuat kami lupa diri. Isi dompet kami tidak begitu banyak jika harus memesan setiap bertemu pedagang kuliner.
Tujuan kuliner kedua kami berhenti di Pecel Semanggi. Bila biasanya sayuran Kangkung atau Bayam yang dijadikan bahan, kali ini adalah Semanggi. Di Semarang, penjual pecel Semanggi ada 5 kata si ibu penjual. Dan mereka semuanya adalah keluarga.
Meski jumlahnya hanya ada 5 penjual pecel semanggi, tidak semuanya berada di satu lokasi. Ada yang di Banyumanik, Ngaliyan, Pasar Bulu, dan Prembaen. Harganya satu porsi tentu harga pasar (hemat), jadi tetap santai.
3. Kue Moho
Ternyata masih banyak juga yang belum kami ketahui tentang Semarang. Bersyukur kami bisa ikutan kegiatan hari ini. Adalah Bakpao 67 yang berada di dalam pasar yang membuat kue Moho kami cicipi.
Kue ini mirip bakpao tapi sedikit berbeda. Jajanan tradisional ini sangat terkenal rupanya. Bagi kaum Tionghoa, kue ini dijadikan sebagai adat kebiasaan suku Hokkian di Semarang. Di Malang, kue ini jadi primadona. Termasuk Pati, meski sedikit berbeda dari bentuk dan bahannya.
4. Kue ku atau kue kura-kura merah
Jajanan tradisional, Kue ku juga ada di sini. Termasuk kue Moho, kami banyak melihat pedagang yang menjualnya di sini. Kue ku yang kami cicipi ini masih satu tempat dengan kue Moho.
5. Masih banyak lagi
Salah satu bagian menarik wisata kuliner adalah cerita dibalik layarnya. Cobalah untuk bertanya bagaimana sejarah jajanan yang mereka buat. Sudah berapa generasi atau bagaimana mereka dapat bertahan.
Dari obrolan-obrolan, terkadang yang membuat pengalaman kita sangat berharga adalah sejarah mereka untuk tetap semangat berjualan.
Bonus
Sebenarnya perjalanan kami tidak berhenti di sini (baca mencicipi makanan). Tapi menjelajah tempat-tempat menarik lainnya yang memiliki nilai sejarah. Kalau kamu pengen merasakan berwisata di sini dengan lebih dalam, kami bisa bantu memberi rekomendasi pencerita yang kami kenal.
Pencerita di sini adalah mirip pemandu, tapi tidak melayani layaknya fasilitas pemandu tur pada umumnya. Beliau akan banyak bercerita tentang nilai, sejarah dan menemukan sesuatu yang menarik layaknya seorang teman jalan.
Rumah makan Ny. Oej Tjay Ek Air Mancur
Jelajah kami sudah berakhir dan memutuskan berhenti di rumah makan Ny. Oej Tjay Ej atau rumah makan Air Mancur. Ini adalah kunjungan pertama kali kami ke sini.
Di dinding tembok, rumah makan ini ada mendapatkan piagam penghargaan sebagai pelestari pusaka non-ragam Pecinan Semarang. Berbagai menu nasi ada di sini, seperti Nasi Langgi, Berkat, Gudeg, Opor dan sebagainya.
Beberapa peserta tidak melewatkan kesempatan di sini dengan menikmati Lontong Cap Go Meh dan manisan dari Mangga dan Jahe.
...
Tidak terasa, waktu sudah siang. Masih banyak kuliner atau jajanan yang ada di Pasar Gang Baru. Apalagi rutenya yang memanjang, cukup melelahkan tapi itu menyenangkan.
Meski perjalanan kami belum selesai menjelajah, mengingat kami mendapatkan tambahan untuk melihat tempat lain yang tak kalah menarik, tulisan halaman ini harus kami akhiri sampai di sini.
Jangan sungkan untuk berkunjung ke pasar. Bila ingin berwisata ala-ala kuliner di sini, kamu bisa hubungi kami untuk kami bantu untuk terhubung dengan pencerita yang bisa diandalkan saat menemani kami bersama peserta lain Sekolah TelusuRI.
Comments
Post a Comment