Kami senang melihat acara kampus dilakukan di Kawasan Kota Lama. Mungkin saja karena temanya juga yang cocok, kali ini acara datang dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang atau USM yang menggelar Festival Komukino yang sudah menginjak usia kedelapan. Ada apa saja di sana?
Cuma 1 hari saja acara mereka berlangsung yang digelar Jumat siang, tanggal 24 Januari 2020 di Gedung Oudetrap, yang berlokasi dekat Taman Srigunting dan Gereja Blenduk. Kami turut hadir setelah dikabarin untuk datang oleh salah satu panitia.
Tema yang diangkat adalah “Semarangan, Kas!” yang bertujuan mengajak generasi muda untuk peduli dengan budaya di Indonesia.
Beberapa komunitas dilibatkan untuk menambah kesan Semarangan yang kental. Ada Komunitas Diajeng, Komunitas Kampoeng Hompimpa dan Komunitas Kampung Jawi.
Lewat komunitas ini, pengunjung yang masuk ke dalam lokasi acara dapat melihat sebagian budaya yang ada di Kota Semarang. Itu pemikiran kami. Plus foto-foto yang dipajang saat melewati pintu masuk.
Seminar kebudayaan
Rasanya tidak afdol jika acara kampus yang mengusung festival tidak diisi dengan seminar. Untunglah saat kami tiba, acara seminar belum dimulai. Kebenaran juga, salah satu pembicaranya kami kenal.
Ruangan gedung Oudetrap memiliki ruangan khusus untuk menggelar acara seperti seminar. Daya tampungnya juga besar. Mungkin bisa mencapai 200 orang atau lebih.
Kiri kanan : Mas Tri, Nuno, Ibu Nik dan moderator
Ada 3 pembicara yang menduduki kursi yang sudah dipersiapkan panitia, Mas Tri Subekso, S.S, M.Hum, Ketua Gambang Semarang Art Company.
Kemudian ada Nuno Orange, Announcer dan Music Director Gajahmada FM sekaligus Founder @semarangjajanterus. Meski seorang penyiar, kehadirannya lebih banyak berbicara soal kuliner Semarangan.
Dan terakhir, Ibu Nik Sutiyani, S.T, M.T selaku Kepala Bidang Pengawasan Dinas Penataan Ruang Kota Semarang. Bagian ini, beliau berbicara tentang kemajuan Kota dan peran anak muda.
Materi-materi perbincangan mereka, ada di
catatan kami. Kami akan ceritakan di halaman lainnya. Yang pasti, seminar ini mengangkat tema “Capture my Culture” dengan materi peran pemerintah dan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya di Kota Semarang.
Dalam rilis yang kami terima, jumlah peserta yang hadir 170 peserta dari berbagai lapisan masyarakat. Kami lupa menghitung secara terperinci karena asyik mendengarkan pemateri.
Flashmob yang mencuri perhatian
Kami pikir acara telah dibuka secara resmi, rupanya belum. Kegiatan lain festival Komukino ke-8 ini diisi dengan workshop fotografi yang dihadiri oleh Andre Aprianto, Jurnalis Metro TV. Kami tidak mengikuti kelas ini. Menurut rilis, materi yang disampaikan adalah dasar-dasar fotografi dan jurnalistik.
Sebelum kami pergi meninggalkan lokasi, ada kejutan yang dipersiapkan panitia. Oh ternyata ada flashmob yang sudah diatur sedemikian rupa. Yang menarik dari flashmob ini adalah kemasannya dan lokasi yang digunakan.
Para penari tidak melakukan di dalam ruangan, melainkan di luar ruangan. Bisa dilihat dari video yang sudah kami tampilkan di Instagram TV berikut ini.
Ini adalah pembukaan dari rangkaian acara Festival Komukino dengan tajuk “Semarang Menari”. Para penari yang berjumlah 9 ini diiringi alunan gamelan yang sebelumnya beberapa penyanyi membuka flashmob. Beberapa lagu khas Semarang yang terdengar Gado-Gado Semarang dan Semarang Hebat.
Dan acara ditutup oleh penampilan Band Soegi Bornean yang membawakan beberapa single hitsnya sebagai puncak acara. Maaf kami tidak mengikuti sampai akhir.
Comments
Post a Comment