Tahun ini keberadaan kode QR atau QR code semakin menarik perhatian saja. Mungkin karena penggunaannya yang semakin meluas, Qr Code seolah sering terlihat. Salah satunya pembayaran non tunai yang menjadi pilihan akhir-akhir ini.
Pagi hari saat kendaraan masih sepi lalu-lalang, masyarakat di Semarang sudah ramai di jalan dengan sepedanya. Ada yang berkelompok, sendiri, atau satu keluarga. Pemandangan yang kini selalu terlihat tanpa melihat hari libur.
Roda sepeda kami pun tak berhenti berputar. Sekedar mengamati jalanan dan juga mengkampanyekan hidup sehat agar semakin banyak orang mau bergerak.
Kami berhenti dipersimpangan lampu lalu lintas. Mata kami mengarah pada baliho besar di atas pos Polisi. Bukan isinya yang membuat kami menatapnya agak lama. Namun QR Code yang dipasang di sana.
Sekilas, itu bukanlah pemandangan baru di era sekarang. Dengan kode tersebut, orang-orang tak perlu repot mengetik alamat situs yang ditaruh di dalamnya. Tinggal arahkan kamera, langsung tertuju pada alamat yang ditargetkan.
Kelihatannya hidup di tahun ini begitu menyenangkan. Namun tunggu dulu, berhenti berpikir itu keren. Bagaimana caranya kamera ponsel yang memiliki fitur QR Code mendapatkan kodenya di sana. Itu terlalu jauh. Apakah harus berhenti di tengah jalan? Baliho itu tidak salah taruh?
Dampak dan Tren QR Code
Bila kamu tidak malas membaca di Wikipedia, tentu mudah memahami QR Code yang merupakan jenis kode matriks atau kode batang 2 dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave.
Denso Wace sendiri merupakan divisi dari Denso Corporation, perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun 1994 dengan fungsionlitas utama sebagai pemindai QR. QR sendiri singkatan dari Quick Respons.
Dulu awal-awal QR digunakan untuk pelacakan kendaraan di bagian manufaktur. Seiring waktu, kamu tentu sudah sering menemukan kode ini di mana-mana.
Dari fungsinya, kode QR dapat menyimpan alamat dan URL, nomor telepon, teks dan sms dan lainnya. Yang jelas dalam dunia pemasaran, kode QR sangat menarik untuk digunakan.
Kami jadi ingat saat kode QR digunakan sebagai bagian dari keamaan sewa sepeda. Pengguna tinggal mencari sepeda yang ditaruh di tempat-tempat yang disediakan (parkir), lalu menscan kode QR yang terpasang di sepeda lewat aplikasi khusus sepeda.
Di Semarang pun juga mudah ditemukan saat sedang naik bus Trans Semarang. Bila menggunakan pembayaran non tunai semacam Gojek, kami hanya perlu menscan kode QR yang diberitahukan petugas.
Bila pemandangan baliho bisa dihitung dengan jari yang menggunakan kode QR, maka spanduk-spanduk di jalan juga sudah banyak yang menerapkan. Termasuk pengumuman spanduk Sekolah.
Akhir-akhir ini juga kami lebih nyaman melakukan pembayaran non tunai di minimarket. Meski tidak semua aplikasi fintech menerapkan kode QR saat bertransaksi, tapi itu sudah dilakukan.
Kembali ke pengguna
Pada akhirnya semua teknologi kembali kepada siapa penggunanya. Semua smartphone kini tersedia aplikasi kode QR, bila tidak ada pun, tinggal download di Play Store.
Namun apakah mau beralih untuk menggunakan atau tidak, ya itu terserah pengguna. Teknologi seharusnya mempermudah, bukan mempersulit. Bila pengguna merasa dipersulit, ya tidak usah pakai teknologinya. Tapi setelah membaca ini, kamu yang penting sudah tahu tentang kode QR sekarang.
Tahukah kamu bila kode QR juga terdapat di akun media sosial, semacam Twitter, Instagram, Snapchat, TikTok dan lainnya! Dan masih banyak lagi penggunaan kode QR yang dapat dijumpai sehari-hari.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment