Desember 2019, Cinemaxx Ganti Branding Menjadi Cinepolis


Kami melihat perubahan branding ini sebagai bagian dari pemasaran untuk lebih kuat lagi bertahan di era disrupsi. Apalagi bioskop Cinemaxx di Semarang, dikepung oleh bioskop dari keluarga 21. Pembaruan sangat penting, baik dari sisi layanan hingga teknologi yang digunakan.

5 Mei 2017, kami turut hadir dalam pembukaan bioskop Cinemaxx untuk pertama kalinya. Waktu itu harapan kami dan sebagian besar mereka yang menyukai ke bioskop, ada harapan baru untuk pergi ke bioskop. Harga yang lebih bersahabat namun dengan layanan yang lebih prima.

Seiring waktu, 2 tahun berlalu, Cinemaxx akhirnya memiliki wajah baru yang diberi nama Cinepolis. Apakah akan ada pengalaman baru atau sekedar ganti nama dan bernaung di bawah jaringan yang lebih besar untuk sekedar bertahan di kancah perbioskopan tanah air?

Jaringan besar asal Meksiko

Setelah diumumkannya pergantian nama di awal bulan Desember, kami langsung bergegas menuju Java Mall. Lokasi bioskop Cinepolis di Semarang. Saat kami tiba tak berapa lama, namanya benar-benar sudah berganti (2/12/2019).

Cinepolis sendiri merupakan jaringan besar asal Meksiko yang sudah berdiri sejak tahun 1971 dan tersebar di 17 negara. Mengutip situs berita rmco.id (5/12/219), jaringan Cinepolis kini telah memiliki 5.600 lebih layar bioskop di seluruh penjuru dunia.

Bahkan diklaim memiliki jumlah penonton terbesa kedua di dunia dengan 388 juta penonton pertahun. Masuknya ke Indonesia menjadikan Cinepolis kini memiliki jaringan di 18 negara.


Seperti apa perubahannya?

Kami sendiri belum memutuskan pergi menonton ke bioskop Cinepolis Semarang untuk merasakan perubahan dari pergantian branding ini.

Namun disebut-sebut, masih mengutip dari situs rmco.id, perubahan sudah dapat dilihat dari lobi yang didesain ulang untuk menampilkan kesan dramatis dan dinamis area candy bar yang penuh warna.

Lalu, kios e-Ticketing, memudahkan pembelian tiket tanpa antre. Terdapat Cinepolis VIP, ruang tunggu yang menampilkan kemewahan terlihat dari furniture dan desain interior. Selain itu terlihat juga bar kecil, untuk menyediakan makanan dan minuman sambil menunggu film diputar.

Masuk ke ruang bioskop dengan sistem proyeksi Laser RGB di semua auditorium, untuk menghadirkan kualitas gambar yang sangat cerah dan realisme tak tertandingi.

Cinepolis juga menawarkan dua auditorium bioskop ”bersusun", yang dirancang dengan cerdas untuk memadukan tempat duduk reguler dengan tempat duduk Cinepolis VIP di auditorium yang sama.

Selain VIP, konsep lainnya diunggulkan adalah adanya ruang bermain anak, ketika orang tua menikmati film. Area ini diisi tenaga profesional yang menjaga dan memberikan dongeng menghibur khas anak-anak.

Bagi milenial, konsep studio dengan beanbag. Sudut yang diyakini bakal Instagramable. Lalu, ada juga Cinepolis JOMO, ini membawa Cinepolis menjadi bioskop pertama di Indonesia dengan kursi yang memanjang ke depan untuk setiap penonton.

...

Ini sangat menggiurkan bila melihat perubahan yang dibawa. Namun apakah perubahan ini juga berdampak pada bioskop Cinepolis di Semarang? Kami harap secepat mungkin dapat membawa pengalaman menonton kami di halaman blog dotsemarang.

Menutup artikel ini, Cinepolis di tahun 2020 mentargetkan jumlah penonton secara global mencapai 400 juta dengan 20 jutanya diharapkan dari Indonesia. Semoga tercapai!

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?