Meski sering kali melihat Wayang Suket saat berada di Kota Lama, kami belum sama sekali mengangkat tentang wayang yang nama lainnya wayang rumput di blog dotsemarang. Di hari Sumpah Pemuda, kami turut hadir melihat langsung bagaimana wayang suket dibuat.
Minggu pagi (28/10), TelusuRI,
semacam gerakan mencintai Indonesia, berkolaborasi dengan Duta Kota (Pemandu Wisata Kota Lama) membuat sebuah acara bertajuk '
Telusuri Pesona Kota Lama Semarang'.
Acaranya sendiri mengintari kawasan Kota Lama atau walking tour ke beberapa bangunan yang memiliki cerita sejarah di masa lampau.
Kami jadi ingat acara yang kurang lebih sama saat bersama pemandu wisata lainnya. Karena ini undangan, kami tetap hadir dan menikmati acara sekaligus melengkapi informasi yang masih kurang. Seperti wayang Suket ini di sini.
Wayang Suket
Mengutip dari
Wikipedia, Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.
Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama.
Di Semarang sendiri, wayang ini sering kali diperkenalkan dalam setiap kesempatan. Seperti acara Festival Kota Lama dua tahun belakangan ini.
Adalah Duta Kola (Pemandu Wisata Kota Lama) yang dimotori mas Rofiq Achmad yang kerap kali membawa Wayang Suket sebagai bagian dari aktivitasnya sebagai pemandu.
Pertunjukkan perdana
foto telusuRI
Setelah mengajak berkeliling peserta yang hadir sebagian besar mahasiswa ini, kami kembali ke gedung Monod Huis. Gedung yang berada di jalan Kepodang ini rasanya semakin sering digunakan berbagai macam aktivitas.
Penyelenggara acara sudah menyiapkan segalanya, termasuk bahan untuk membuat Wayang Suket. Sebelum belajar membuat langsung yang dimentorin mas Rofiq dan rekannya dari pemandu, peserta diajak melihat pertunjukkan perdana Wayang Suket.
Dengan perangkat seadanya, mas Rofiq memulai pertunjukkannya yang dibantu anaknya. Karena ini perdana, maka tidak heran masih jauh dari kata kesempurnaan. Meski begitu, peserta cukup terhibur dari cerita yang dibangun lewat wayang yang dimainkan.
Membuat Wayang Suket
Sepertinya bakal kesulitan jika dilakukan tanpa mentor, dan peserta yang mengikuti acara ini sangat beruntung bisa melakukannya bersama ahlinya.
Kami sendiri tidak ikut ambil bagian karena lebih mementingkan konten untuk dibawa. Jadi mohon maaf tidak ada cerita bagaimana tingkat kesulitan dalam pembuatannya.
Selama proses belajar membuat, antusias peserta memang luar biasa. Ini baru buat mereka dan tentu harapannya semua orang akhirnya tahu bahwa ada yang namanya wayang suket.
Untuk mengapresiasi kerja keras peserta dalam membuat, mas Rofiq memberikan motivasi kepada peserta untuk membuat karya terbaiknya yang nanti diberi penghargaan. Dan itu cukup mampu membuat salah satu peserta wanita karya wayang suket buatannya terpilih.
..
Kami senang dapat terlibat dalam acara ini. Semua orang kini lebih sering berbicara Kota lama Semarang dengan datang membawa konsep acara dengan tujuan mulia.
Wayang Suket adalah konten menarik untuk dikenal saat kamu berada di kawasan Kota Lama yang tidak ingin menghabiskan waktu sekedar berfoto. Bila kamu tertarik dapat menghubungi duta kola lewat Instagram mereka
di sini.
Hari Sumpah Pemuda yang jatuh tiap tanggal 28 Oktober, lewat acara yang dibuat TelusuRI, tahun ini lebih menarik untuk dikenang. Cari tahu tentang mereka lewat instagram @ayotelusuri, siapa tahu mereka datang lagi membawa acara lebih menarik.
Comments
Post a Comment