Review Acara Karnaval seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-ogoh 2023

Momen indahnya toleransi di Kota Semarang kembali hadir lewat acara arak-arakan Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-ogoh setelah sebelumnya usai sholat id idulfitri di Masjid Agung Jawa Tengah. Tidak sia-sia kami memutuskan menyaksikannya secara langsung Minggu kemarin tanggal 30 April.

Mengambul rute dari Balai Kota menuju Simpang Lima, arak-arakan bakal serame apa saat kami menuju kawasan Tugu Muda sebelum acara? Jadwal karnaval sendiri yang kami tahu akan dimulai jam 8 pagi. Ternyata saat tiba, acara masih menunggu hingga jam 09.00 lebih.

Antusias dan panas

Acara Karnaval Seni Budaya Lintas Agama dan Pawai Ogoh-ogoh yang digelar di Kota Semarang termasuk agenda rutin tahunan Kota Semarang. Karena pandemi, kami lupa sudah berapa kali acara yang pertama kali digelar sejak tahun 2010 ini berlangsung sekarang. 

Antusias masyarakat yang ingin menyaksikan sudah terlihat di sekitar jalan Pandanaran. Padahal acara belum dimulai, namun orang-orang sudah berkumpul di pinggir jalan.

Kami bersyukur, langit Kota Semarang terang benderang. Meski begitu, bagi peserta ini juga tantangan karena terik matahari sudah menyengat dari pukul 9 pagi. Semoga mereka baik-baik saja selama perjalanan menuju Simpang Lima.

1.300 peserta

Mengutip dari website semarang.go.id, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 1.300 yang berasal dari berbagai komunitas seni budaya, agama, penghayat dan sebagainya.

Dari sekian peserta, kami mengenal salah satu komunitas yang memberi warna tersendiri selama gelaran, yaitu Komunitas Diajeng Semarang


Berbeda dengan acara dugderan yang kami rekam dari atas jembatan, kali ini kami memotretnya dari dekat. Peserta silih berganti dengan papan nama yang mencitrakan dari mana mereka berasal. Seperti Batak, Maluku, India, dan lainnya.

Yang paling ditunggu dan mungkin bintang utamanya tentu patung Ogoh-ogohnya. Dari sejak acara ini diumumkan beberapa hari sebelumnya, pawai kali ini mendatangkan Ogoh-ogohnya langsung dari Bali yang berjumlah 4 patung.

Sayangnya, ada catatan khusus yang harus kami berikan usai acara akan berakhir. Meski masih ada patung Ogoh-ogoh yang belum lewat, arus kendaraan masyarakat yang berasal dari belakang acara merusak suasananya.

Terutama pengendara roda dua yang mungkin sudah tertahan lama ingin segera pergi dari acara. Dan puncaknya saat Ogoh-ogoh terakhir melewati kami, arus kendaraan sudah tidak terbendung lagi melintas.

Memang resiko menggelar acara di jalan utama Ibu Kota. Namun kami pikir arus lalu lintas ditutup untuk acara dan dialihkan ke jalan lainnya. Ternyata memang sulit. 

...

Masih banyak gambar yang belum bisa kami taruh semua di halaman ini. Mungkin akan kami posting beberapa waktu ke depan di halaman yang berbeda. Lihat juga di akun Pinterest kami yang dibuat khusus untuk gambar-gambar acara ini di sini.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?