Saat gedung bioskop masih terus menunggu aba-aba untuk buka,
entah kapan, kami mendapatkan suasana seperti sedang berada di bioskop saat menghadiri acara pentas teater di ruangan pertunjukan Radjawali Cultural center
bulan Juni kemarin.
Hampir saja kami lupa untuk bercerita pengalaman saat sedang di sini (Radjawali) saat diundang menyaksikan Teater Lingkar Semarang yang pentas meski masih pandemi.
Cek suhu tubuh
Semenjak istilah '
new normal' diubah menjadi 'adaptasi kebiasaan baru', kami merasa perlu segera memperbarui halaman blog dotsemarang dengan istilah ini. Kami ingin update juga.
Kami tiba satu jam sebelum pentas dimulai. Setelah turun dan membayar ongkos ojek online, segera kami memasuki kawasan yang dari luar sudah terlihat bangunan Radjawali yang unik dan ikon patung di sana.
Langkah kami terhenti. Petugas jaga atau security langsung mengecek suhu tubuh dengan thermo gun. Syukurlah, hasilnya standar suhu tubuh normal. Kami langsung bergegas menuju gedung.
Kursi-kursi yang diberi jarak
Kami telah berada di luar lobi dan bertemu rekan-rekan dari teater lingkar. Meski sudah menggunakan masker, karena acara, kami diberi lagi masker dengan branding berwarna merah dan bertuliskan teater lingkar. Edisi terbatas tentunya.
Suasana di dalam gedung memang berbeda, lebih adem ketimbang di luar yang tentu mengerti bila sudah lama tinggal di Kota Semarang yang panas siang harinya.
Tampak kursi-kursi diatur berjarak saat kami melintas lobi untuk menuju ruangan utama yang disebut dengan 'Performance hall' yang berada di lantai 2.
Pakai Hand Sanitizer
Di meja, depan pintu masuk, sudah disediakan hand sanitizer. Tentu kami gunakan sebagai bagian dari protokol kesehatan.
Tempat duduk terbatas
Setahun lebih rasanya kami tak mampir lagi ke sini. Megahnya ruangan Performance hall memang mengingatkan kami dengan gedung bioskop yang selama masa pandemi belum ada buka sama sekali.
Radjawali Cultural Center merupakan tempat pertama yang kunjungi saat mulai diberlakunya masa adaptasi kebiasaan baru. Menjawab itu, manajemen memang sudah terlihat siap saat acara ini akan segera dimulai,
Sebagian tempat duduk diberi garis. Artinya tidak bisa ditempati. Bagian tengah yang pengunjung hadiri diberi batas satu tempat duduk agar tidak berdekatan dan seterusnya.
Meski tempat duduknya terbatas, kami tetap menikmati pentas. Ruangan megah yang mungkin di Semarang tidak banyak untuk gedung pertunjukan, jadi saksi bagaimana tempat ini siap menyambut berbagai acara berikutnya disaat masa pandemi.
Andai gedung bioskop di Semarang juga melakukan seperti yang dilakukan Radjawali Cultural Center, tentu ini menuntaskan dahaga akan hiburan film berlayar lebar bagi masyarakat.
Sayang, kasus koronavirus di Kota Semarang juga terus meningkat. Tentu banyak pertimbangan mengusahakan tempat-tempat kembali buka.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment