Menyambut New Normal


Ketika new normal jadi perbincangan di linimasa, terutama pemerintah pusat yang mencoba tatanan baru di tengah pandemi corona saat ini, kami hanya memikirkan tempat-tempat wisata kembali dibuka. Namun dengan syarat tentunya, adanya protokol kesehatan.

Ini kabar baik bila mengambil sudut pandang tentang kepariwisataan. Atau pelaku bisnis, hotel hingga restoran. Semarang sendiri sebenarnya siap menyambut era kehidupan baru ini. 

Sayangnya setelah 4 hari akun Instagram @semarangpemkot mengabarkan ini (menyambut), mendadak jumlah pasien koronavirus naik kembali. Sepertinya waktunya kembali mundur.

New normal adalah

Sempat jadi trendig topik, kami tertarik dengan video yang dibagikan salah satu akun di sana (@coklatoreo_). New normal adalah kondisi ketika kita bisa kembali aktif dan produktif. Sambil tetap menjaga pola hidup sehat dengan terus beradaptasi menghadapi pandemi.

Lalu, diberitahukan juga tentang kondisi yang akan berubah saat new normal dalam video berdurasi kurang 1 menit tersebut. Transportasi publik akan kembali dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat. Rasanya di Semarang transportasi, semacam bus trans tetap beroperasi namun dibatasi waktunya.

Yang kami harapkan juga terdapat dalam video, yaitu pariwisata dan perhotelan menerapkan sistem self service dan check-in secara mandiri. Lainnya,
  • Restoran dan kafe akan utamakan sistem take away dalam pemesaran.
  • Karyawan berusia di bawah 45 tahun boleh kembali bekerja di luar rumah.
  • Lembaga pendidikan tetap terapkan sistem belajar mengajar virtual dari rumah masing-masing.
  • Berbelanja secara online dan non tunai melalui platform digital.
  • Pertahankan pola hidup sehat, dengan terus menerus menggunakan masker dan mencuci tangan.
Semarang new normal

Saat berharap Kota Semarang bersiap dengan new normal, terutama setelah Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang berakhir 7 Juni esok, kabar kurang baik datang setelah kasusnya melonjak setelah lebaran.

Masih banyak warga yang kurang tertib terhadap protokol kesehatan Covid-19 merupakan salah satu penyebabnya. Mau tidak mau, skema ini mundur dulu sampai benar-benar tidak ada lagi kasus koronavirus.

...

Istilah new normal yang sudah ada sejak tahun 2012 saat terjadi krisis keuangan 2008 kembali populer semenjak koronavirus. Mengutip situs ekonomi.bisnis.com, sejatinya new normal merujuk pada situasi baru yang membentuk perilaku baru. Keadaan yang tiba-tiba berubah, lalu menciptakan kebiasan baru.

Dalam situs tersebut yang berjudul Ngobrol Ekonimi : New normal=Latah dan Salah Kaprah? menarik untuk disimak juga. Untuk nambah-nambah referensi, silahkan dibuka saja.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?