Favorit

🎆 Agenda Kota Semarang Bulan Desember 2025

Image
Tidak terasa, kini kita   sudah menginjakkan kaki lagi di garis akhir tahun. Tentu saja, acara yang paling dinanti-nantikan adalah perayaan pesta tahun baru ! Di Kota Semarang , sudah pasti ada banyak spot menarik untuk menikmati gemerlap kembang api . Para pelaku bisnis seperti hotel, restoran, dan berbagai tempat menarik lainnya pun sudah mulai saling melancarkan promosi jitu. Catatan Kami: Saat artikel ini kami tulis, rintik hujan sudah menyapa awal bulan Desember. Sesuai prakiraan, musim hujan masih akan berlangsung hingga awal tahun. Jadi, mumpung pestanya belum dimulai, mari jaga kesehatan dan perkuat imunitas! Malam pergantian tahun tidak akan seru tanpa kehadiran kalian dan dirimu yang ikut meramaikan. 🌧️ Musibah dan Kewaspadaan: Jaga Diri di Tengah Musim Hujan Di tengah euforia akhir tahun, kami juga ingin menyampaikan turut prihatin yang mendalam. Lewat halaman ini, kami mengucapkan duka cita dan simpati atas musibah banjir yang dialami saudara-saudara kami d...

Wisata Kuliner Semarang: Warung Makan Mbak Tum, Gudeg Koyor yang Nikmat

Akhirnya kami mencoba juga makan di Warung Mbak Tum yang terletak di Jalan MT Haryono atau kawasan Peterongan, Kota Semarang. Pilihannya hanya ada satu, makan Gudeg. Lho, kok mengingatkan kami dengan Jogja yang sering makan di Gudeg Sagan. Apa bedanya?

Setelah hanya sering lewat, bulan Januari kemarin atau tanggal 20 Januari 2024, kami mencicipi juga makan Gudeg yang terkenal dengan Koyornya ini. Tempat ini selalu ramai dan sudah seperti salah satu tujuan wisata kuliner apabila sedang mampir di Kota Semarang.

📷 Gambar di atas kami ambil siang hari. Kami hanya ingin menunjukkan suasananya. Bangunan tempat makan Mbak Tum ada di sebelah kiri yang ada mobil hitam dengan bak terbuka.

Antri, boss

Meski wara-wiri di internet, bahkan beberapa kali melihat videonya, ternyata kami juga harus ikut antri untuk memesan menunya di sini. Tempat ini banyak diminati masyarakat saat kami tiba sektar pukul 9 malam.

Ada 2 bangunan yang digunakan. Satu untuk tempat memesan makan hingga transaksi pembayaran. Bangunan sebelahnya digunakan untuk tempat makan. Padahal tepat saat kami mengantri, sudah ada tenda juga yang tersedia. Tapi, itu sudah penuh.

Dan sisi depan bangunan lain, ada tikar yang digunakan untuk orang-orang makan juga dengan suasana luar ruangan sambil ditemani musik pengiring yang beberapa alatnya masih tradisional, eh maksudnya keroncong.

Koyor pembedanya

Sebagai bloger, tentu tempat makan yang sudah ada sejak tahun 1991 ini semacam harta. Namun kami tidak ahli untuk bicara tentang makanan lebih dalam atau expert. Kami sekedar penikmat, bukan food blogger.

Setelah pesanan kami sudah di tangan, segera mencari tempat duduk. Dan benar saja, riuhnya orang-orang mendadak tenggelam saat gigitan pertama Koyor yang masuk ke mulut kami. Wuih...nikmat.

Kami akhirnya jadi tahu apa yang membedakan Gudeg yang selama ini kami makan, terutama Jogja, dengan Gudeg Koyornya Mbak Tum. Nambah lagi referensi buat kami.😅

Ada banyak menu di dalam piring kami, namun tanpa koyor terasa berbeda. Koyor itu seperti daging, empuk dan lembut. Koyor sendiri diambil dari istilah bahasa Jawa yang merupakan bagian dari jeroan sapi yang biasa disebut urat. Adanya di lutut sapi.

Perpaduannya dengan bumbu rempah yang pedas ditambah nasi hangat memberi sensasi tersendiri. Untunglah, koyor yang kami makan tidak pedas karena memang pesannya tidak dicampur dengan yang pedas-pedas.

Malam itu terasa mewah sekali. Kami bersyukur cuaca sangat cerah. Balutan musik yang terdengar renyah di telinga memberi nuansa yang selama ini kami rasakan saat menyantap malam. Oh ya, tempat ini buka malam hari sampai dini hari (03.00).

...

Kami tidak ragu untuk menyebut tempat makan ini sebagai salah satu destinasi wisata kuliner di Kota Semarang. Jujur, makanannya nikmat. Tapi kami harus jujur juga, harganya buat kantong cekak untuk tipe pengunjung hemat seperti kami.

Tentu, bagi sebagian orang harga bukan halangan untuk menikmati sebuah hidangan. Apalagi terkenal dan punya nama. Silahkan mampir. Dan jangan lupa buka postingan lain di bawah ini.

📝 Tenang, bukan konten berbayar atau kerja sama.

Artikel terkait :

Comments

  1. Selama ini saya hanya mengenal gudeg jogja saja, Mas.
    Baru lihat foto-fotonya saja sudah bikin ngiler nih. Jadi pengen nyoba bagaimana cita rasanya gudeg koyor ini. Dan baru tahu juga apa yang dimaksud dengan "koyor".

    Moga kapan-kapan saya dapat kembali berkunjung ke Semarang dan mencoba gudeg koyor ini. Dulu banget pernah ke Semarang khusus untuk menghadiri Loenpia Jazz. Tahun 2015.

    Salam persahabatan selalu, Mas.

    Salam,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sama Bah. Nah ini salah satu referensi semoga suatu kelak sedang mampir ke sini. Terima kasih sudah berkunjung ke blog dotsemarang.

      Salam persahabatan juga.

      Delete
  2. pernah makan gudeg mba Tum ini jaman hamil anak pertama, 23 tahun lalu. sekarang harganya udah muahal banget si, tapi kalo diajakain makan di sini mah mau aja, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe iyah. Segmennya sudah beda, apalagi terkenal seperti sekarang.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

🎆 Agenda Kota Semarang Bulan Desember 2025

Paket 100 GB 100 Ribu Smartfren Sudah Menghilang?

👑 Semarang 10K, Sang 'Raja Terakhir' yang Menggemparkan Threads dan Membuka Pintu Wisata Kota Lama

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai