Favorit

Agenda Semarang Bulan November 2024

Image
Bulan ini, November, masyarakat Indonesia kembali menyambut Pilkada Serentak 2024. Termasuk Kota Semarang yang sudah sibuk dengan berbagai atribut yang terlihat di jalan-jalan. Apakah agenda atau acara Kota nantinya akan terganggu sehingga berkurang jumlahnya? Selamat datang bulan November 2024. Baru saja Kota Semarang turun hujan paginya. Eh, sebagian sudah dari dini hari. Semoga saja ini berkah untuk kita semua. Tanggal 1 November jatuh pada hari Jum'at. Di kalender yang diluncurkan Pemkot Semarang, bulan November ini hanya ada 1 acara yang ditaruh di sana. Ada lomba foto sejarah yang nantinya diadakan di Kota Lama. Apakah bulan November memang sepi? Agenda Semarang Tenang-tenang ini masih awal bulan. Nanti kami kumpulin dan jika kamu ingin bantu, silahkan kabarin kami lewat kolom komentar atau hubungi kami. Sambil menunggu kami mengumpulkan acara lainnya, kamu bisa lihat agenda rutin yang ada di Kota Semarang. Siapa tahu saat kamu datang ke Kota Semarang sedang tidak ada acara.

Berkunjung Ke Curug Gending Asmoro Kalongan

Berada di Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, tempat pertama yang kami singgahi adalah Curug Gending Asmoro. Suasana alam yang masih asri dipadukan dengan sedikit modifikasi ala spot selfie. Selain air terjun yang menjadi tujuan wisata di sana, ada cerita lokal yang menarik untuk diketahui.

Tidak banyak kunjungan orang hari ini (29/9/2020), selain rombongan kami yang datang. Pandemi masih jadi momok sendiri untuk tempat wisata, tak terkecuali juga di sini.

Lokasi tempat wisata sendiri harus melewati rumah-rumah warga. Saat tiba, wastafel portable yang dibuat dengan sederhana sudah menunggu untuk kami gunakan. Termasuk himbauan bagaimana penerapan adaptasi kebiasaan baru saat berwisata

Harga tiket

Tidak begitu jauh, sebuah gerbang pintu masuk menjadi titik awal nantinya untuk kami menjelajah layaknya petualang saat bertemu medan baru.

Harga tiketnya cukup ramah di kantong

  • Hari biasa - Rp. 5.000
  • Hari Minggu - Rp. 10.000

Perjalanan kami dimulai dengan ditemani seorang wanita yang beraktivitas di BUMDes. Semacam tur guide atau storytelling yang biasa menemani wisata untuk bercerita lebih banyak tentang tempat mereka.

Sumur yang dipercaya

Jaraknya kurang lebih 150 meter dari gerbang ke tujuan utama yang ada air terjunnya. Diceritakan bahwa curug ini awalnya adalah aliran sungai. Oleh warga, tempat ini hanyalah sebuah tempat saja.

Namun karena memiliki potensi, disulaplah menjadi tempat tujuan wisata. Dengan bantuan pengelolaan warga dan dana bantuan dari BUMDes, tempat ini resmi diperkenalkan sebagai destinasi wisata pada tahun 2017.

Perjalanan setapak kami rasanya lebih ringan karena medannya turun. Buat yang tinggal di kota, tempat ini alternatif untuk dikunjungi.

Untuk lebih terlihat menarik dibalik asrinya suasana dengan pepohonan yang masih banyak, sebagian jalan dan spot-spot tertentu sudah dimodifikasi. 

Kami berhenti sejenak dengan pemandangan sumur yang terlihat tidak besar dari jalan yang kami lewati. Sumur kecil di sini dipercaya membuat awet muda menurut kepercayaan sebagian warga.

Setiap waktu tertentu, bakal ramai dikunjungi seperti untuk acara pernikahan atau lainnya. Cerita lokal seperti ini tentu menarik. Karena kami tidak pandai mengingat, mungkin pihak pengelola mau menuliskan ceritanya dan dikemas semenarik mungkin dalam bentuk semacam papan pengumuman.

Spot foto selfie

Setelah selesai bercerita, kami melanjutkan perjalanan. Kalau kamu orang yang pernah mendaki gunung atau sedang KKN, perjalanan ini semacam nostalgia. Tetap hati-hati saja pokoknya.

Seperti yang sudah-sudah, tempat wisata memang identik dengan spot foto selfie. Curug Gending Asmoro pun dikemas demikian juga.

Kami pikri jembatan bambu yang berwarna-warni ini lebih nyaman warna yang alami. Dilihat dari foto-foto sebelumnya yang sudah ada di Instagram, warnanya masih warna asli.

Pengelola berpikir demikian juga, hanya saja karena pandemi, butuh waktu untuk menganggarkan lagi katanya. Kunjungan masih belum rutin seperti sebelumnya.

Gamelan ajaib

Dibalik air terjun atau bahasanya 'curug' di Dusun Tompogunung ini tersimpan cerita lokal yang berbau mistis. Curug yang memiliki ketinggian 15 meter ini bagi warga sekitar sangat dikeramatkan.

Lihat foto-foto lainnya di sini.

Di sini katanya bisa terdengar suara gamelan, padahal tidak ada gamelan dalam bentuk fisiknya. Dalam beberapa kesempatan, seperti hajatan yang berisi wayangan, bakal dilakukan ritual di sekitar air terjun di sini. Ritual tersebut dilakukan oleh juru kunci.

Menurut Kepala Desa, Pak Yarmuji, nama Curug Gending Asmoro asal muasalnya dari legenda gamelan mistis yang bisa muncul tiba-tiba.

Saat kami tiba, memang tidak terdengar suara gamelan. Hanya waktu tertentu saja. Salah satunya seperti acara Merti Desa yang biasanya dilakukan setahun sekali. 

Merti Desa sendiri sering disebut juga bersih desa. Semacam rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan karunia yang diberikan.

Protokol Kesehatan

Curug Gending Asmoro adalah salah satu dari sekian tempat wisata di Kabupaten Semarang yang dibuka dengan standar protokol kesehatan, yakni adaptasi kebiasaan baru atau new normal.

Bahkan, sudah mendapat verifikasi dari dinas dan instansi terkait. Tidak mudah tempat wisata kembali dibuka bila belum memenuhi syarat yang sesuai di masa pandemi saat ini.

Meski kamu diperbolehkan untuk berkunjung, kami tetap harus ingatkan untuk memakai masker dari rumah. Bila memiliki hand sanitizer, dibawa saja. 

Tetap jaga jarak dan selamat berwisata. Tidak apa-apa untuk melepas penat hari ini, asal jangan setiap hari.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Toyota Kenalkan All New Hilux Rangga di GIIAS Semarang 2024