[Review Event] InstaMeet Kota Lama Reunion; Kumpul-kumpul Bisa Menghasilkan


Lama tidak berjumpa, pengguna Instagram di Kota Semarang bertemu kembali dalam satu acara yang bertajuk 'InstaMeet reunion'. Selain kembali mempererat silaturahmi, acara juga diselingi diskusi menarik tentang InstaMeet Semarang dan World Wide InstaMeet (WWIM) yang kini sudah tidak ada lagi diselenggarakan.

Sabtu, 23 November 2019, bertempat di 3D Old City, salah satu tempat wisata di Kota Lama, acara ini dilangsungkan. Pegiat Instagram pada hadir semua. Bahkan ada yang datang dari luar kota.

Yang menarik dari acara hari ini adalah Instatalk, sesi diskusi dari pegiat Instagram Semarang langsung, yaitu @charlesnayoan dan @bowobukanboyo.

Reuni

Setelah menyelesaikan proses registrasi yang dipersiapkan sponsor, kami masuk ke dalam ruangan Old City Museum. Ini adalah pertama kali kami menginjakkan kaki di sini.


Suasana lebih nyaman saat ruangan yang digunakan para peserta dipersilahkan duduk lesehan. Meski banyak wajah baru yang tidak dikenal. Nama yang terpajang di stiker yang diisi sebelum masuk ruangan, terpasang di tubuh peserta. Semacam tanda pengenal dan biar mudah disebut namanya.

Acara ini sendiri diadakan untuk kembali mempertemukan teman-teman yang dari dulu sering mengikuti InstaMeet. Semarang sendiri menurut mas Bowo yang menjadi pembawa acara sudah lama tidak membuat InstaMeet.

"Kemarin ada, tapi karena InstaMeetnya gabung dengan acara lain jadi kurang begitu diminati."
"Dengan reunion, semoga semangat tetap terjaga".

Kami sendiri senang dengan acara ini karena beberapa teman lama yang dulu sering bertemu, lewat acara ini dapat kembali saling tegur sapa dan menyambung tali silaturahmi.

Instatalk : Kumpul-kumpul bisa menghasilkan

Mas Bowo (kiri) dan Mas Charles (Kanan)

Acara dibawa dengan santai dan penuh senyuman. Beberapa peserta diajak ikut berdiskusi dan menceritakan pengalamannya selama mengikuti InstaMeet dan juga alasan datang. Mas Charles menjadi pembicara utama yang diajak berdiskusi tentang karirnya sekarang ini karena Instagram.

Beliau saat ini bekerja sebagai strategist manager di Milee.id. Dari kumpul-kumpul bersama teman Instagram, mas Charles membuat Mileeid.

"Dulu nggak ada yang namanya digital marketing, agensi, sekarang kan banyak sekali. Beruntung saya tersesat di jalan yang benar. Dan memulai sejak awal tentang digital marketing, dan kebetulan juga saya cukup menguasai tool-tools Instagram pada saat itu dan strateginya seperti apa. Utamanya adalah personal branding. Personal branding yang kedepannya berpengaruh pada merek dan marketing utamanya," Charles.

Akhirnya 2 tahun lalu, mas Charles dengan beberapa teman membuat semacam agensi dan mulai berani mencoba mengelola, membantu orang-orang menaikkan ekposur mereka di dunia maya. Kami memulai dari nol, dan setahun belakangan, milee memiliki kontrak hampir senilai 1 M.

"Ini tidak sombong, mas (Bowo), ini untuk memotivasi," timpal mas Charles saat digoda mas Bowo.
"Dari kumpul-kumpul begini, kita tuh bisa menghasilkan."


Selain cerita menarik di atas, selama acara berlangsung banyak informasi bermanfaat yang dibagikan.

Tahun 2012

WWIM Semarang yang pertama dilaksanakan di Pasar Johar pada tahun 2012. Dan kali pertama juga, mas Bowo bertemu dengan mas Charles. "Kadang tidak mengerti nama, tapi mengerti nama akun Instagram-nya. Dan itu penyakit," Bowo.

Instagram mengubah mindset

Sebelum kehadiran Instagram, orang-orang mengambil video dengan cara landscape. Sekarang, kebanyakan dengan potrait.  Video-video yang diambil tersebut dipamerkan di Instagram stories maupun WhatsApps stories. Sekarang melihat Instagram lebih banyak di stories, bukan di feed-nya.

"Kalau kemarin bahasa teman saya yang di Jakarta. Sekarang itu, ghibah atau ngomongin orang, tidak lagi lewat mulut ke mulut. Tapi lewat stories ke stories. Seperti akun Lambe-lambe, sekarang nyomotnya dari stories," Bowo.

"Jadi Instagram merubah mindset dari landscape ke potrait".

Menjadi lebih otentik

Peserta dari Pekalongan

Sebelum terlambat, menurut mas Charles saat kita mulai menggunakan media sosial kita harus real atau nyata. Di dunia maya kita bisa jadi apapun. Bila di dunia maya kita semakin menjadi otentik, diri sendiri, kita akan menemukan jalannya.

Menjadi selebgram sebaiknya jangan jadikan cita-cita dalam ber-instagram, tapi lebih banyak berkarya dan lebih otentik.

"Sekarang brand-brand terkenal sudah mulai mencari micro influencer. Bukan pemilik akun dengan followers banyak, 30K, 100K dan seterusnya. Namun pengguna yang jumlahnya sedikit, 3K namun memiliki engagement yang bagus," Charles.

Fitur terbaru Instagram yang mengikuti TikTok 

Reels adalah fitur terbaru yang dibawa Instagram kata mas Charles. Fitur ini mirip seperti Tiktok. Namun dalam penelusuran kami, fitur ini belum tersedia di Indonesia. Masih terbatas.

Instagram Reels sendiri konsepnya dapat diakses lewat Instagram stories yang berada diantara Boomerang dan Super Zoom. Ditunggu saja launching global-nya.

Berharap Semarang lebih baik

Instagram @charlesnayoan

Satu gol utama yang diinginkan dari Instagram dan acara ini menurut mas Bowo adalah Kota Semarang menjadi lebih baik. Bagaimana cara menjual Semarang. "Kehadiran tema-teman dari Jakarta saja ke Semarang itu sudah menyenangkan banget."

"Like, engagement, itu tidak seberapa dibandingkan keterhubungan kita".

World Wide InstaMeet (WWIM) sudah tidak ada lagi

Instagram @charlesnayoan

Dalam acara ini juga kami baru tahu bahwa WWIM kini sudah tidak ada lagi. "Jadi WWIM sudah tidak ada. Dari official Instagram sendiri sudah tidak menyelenggarakan WWIM. Tapi beberapa negara seperti Indonesia, yang semangatnya luar biasa, mereka inisiatif buat sendiri," Charles.

"Acara InstaMeet hari ini juga inisiatif sendiri, insiatif mas Bowo".

...

InstaMeet bertujuan untuk membawa orang-orang yang terhubung di dunia maya pindah ke dunia nyata. Dan InstaMeet bukan komunitas, namun hanya wadah bertemu.

Selain Instatalk, dalam ruangan, acara ini juga dilakukan bersama-sama di luar ruangan dengan mencari foto di sekitar Kota lama. Foto-foto ini dapat dilihat di dua foto terakhir yang kami taruh di halaman ini.

Kami berharap, acara seperti ini kembali diadakan tahun depan. Kami merindukan acara semacam ini. Apalagi yang diadakan di tengah kota atau tempat wisata, apalagi dari pegiat atau komunitas.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?