Peluang Industri Animasi di Kota Semarang


Bicara peluang industri berarti bicara pasar, kalau bicara pasar itu artinya ada orang yang menikmatinya. Siapa yang akan menikmatinya atau pembelinya. Lalu, bagaimana tentang pasar Semarang sendiri?

Minggu ketiga bulan November 2019. Di Semarang sedang digelar pameran animasi yang diprakarsai oleh SMK Negeri 4. Lokasi yang diambil pun sebenarnya sangat strategis, Kota Lama. Selengkapnya tentang acara ini bisa dilihat di sini.

Bagaimana peluang industri animasi di Semarang?

Alasan penting kami datang ke pameran animasi ini adalah sesi talkshow yang mengangkat tema peluang animasi di Kota Semarang. Sayangnya, kami tak bisa menyaksikan secara langsung sesi yang menghadirkan pembicara dari Papillon Studio, Burhan Arif dan alumni animasi SMK 4 Semarang yang kini bekerja di Jakarta, Ardian Krisna.

Untunglah, keterlambatan kami tidak menutup kesempatan dapat bertemu mereka dan mengajak mereka ngobrol tentang tema yang dibicarakan, meski di tempat yang berbeda. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan.

Lalu, apa tanggapan mereka tentang peluang industri animasi di Semarang? Keduanya kompak bahwa peluangnya masih sedikit. Butuh kerja keras lagi menggaungkan bahwa, meski pelakunya dan pasarnya pun ada, industri animasi di Kota Semarang terus berkembang dan sudah ada.

Ada GAP

Banyak beberapa pekerjaan animasi yang dikerjakan dalam suatu acara yang pengerjaannya bukan dilakukan pelaku animasi Semarang. Padahal acaranya di Semarang.

Ternyata, menurut mas Burhan, "ada gap" komunikasi yang tidak sampai ke pasar (pelaku animasi). Pasar tahunya di Semarang tidak ada. Tidak ada penyedia jasa animasi di Semarang. Makanya mereka (acara) mencarinya di luar, seperti Jakarta, Bandung, Jogja dan lainnya.

Melihat pasar secara langsung

Dalam obrolan santai sore hari kami, mas Burhan bercerita juga tentang pertemuannya dengan banyak studio animasi di Semarang awal tahun. Termasuk dari ketua pelaksana ekonomi kreatif Semarang yang mengatakan bahwa pasarnya ada.

Dari pertemuan tersebut, mereka berinisiatif melihat pasarnya secara langsung. Salah satunya acara Jateng Fair yang digelar di PRPP. Ternyata di acara ini ada kebutuhan konten tapi mereka (acara) tidak memiliki talent-nya.

Setelah dihubungkan langsung dengan pihak PRPP, mas Burhan dan kawan-kawan menawarkan diri untuk pengerjaan konten yang berhubungan dengan animasi. Hanya satu bulan pengerjaan, konten akhirnya dibuat. Meski dari sisi pengalaman belum ada, tapi mereka (Burhan dkk) percaya bisa melakukannya.

Keberhasilan pengerjaan ini berdampak pada peluang berikutnya. Tawaran datang dari tempat wisata di Jogja yang kurang lebih sama meminta pembuatan konten yang serupa.

"Dari sini kita jadi tahu setelah menelusuri, kita sebenarnya punya masalah komunikasi yang sudah terlanjur malas untuk mencari atau malas untuk mem-breakdown lebih jauh lagi yang sebenarnya untuk mencari pasar industri kreatif atau industri animasi ke mana sih!"

Di pemerintahan sebenarnya banyak yang membutuhkan pengerjaan animasi. Kalau dikerjakan bersama secara tim atau kolaborasi dengan studio lain, itu bisa dijadikan karya (portofolio).

"Dan sebenarnya memang kita perlu banyak-banyak membuka diri untuk kita kolaborasi dengan studio lain. Atau dengan orang lain yang memiliki skill yang berbeda. Karena dengan begitu semakin banyak peluang pasar yang terbuka".

Yang tadinya kami tahunya komik itu dicetak atau diterbitkan dalam bentuk online. Ternyata komik bisa ya dibuatkan AR (augmented reality), atau animasi (motion comic). Tapi kami tidak bisa melakukan, tapi orang lain bisa.

Kolaborasi itu terjadi ketika masalahnya keluar, dan bertemu dengan orang yang tepat. Potensi itu yang tadinya gelap, akhirnya terang atau terbuka.

"Kita percaya tahun 2020 nanti, akan terjadi sesuatu yang akan berbeda dengan Semarang. Karena saat ini kita sudah memulai membuat sebuah forum industri kreatif. Mempertemukan tiap kepala (studio) untuk menemukan masalah bersama-sama".

Ekosistem animasi di Semarang

Menurut mas Burhan, ekosistem harus dibangun dari hulu. Dan hulunya berasal dari SDM dari Sekolah-sekolah. Kalau bisa dari SD dan SMP sudah dimasukkan penetrasinya.

Untuk menumbuhkan ekosistem di Kota Semarang ini. Ketika kebutuhannya ada dan besar, tapi hulunya tidak siap. Maka terlempar lagi ke luar kota.

"Ekosistemnya memang kurang", menurut mas Ardian yang kini hijrah ke Jakarta dan bekerja pada salah satu agensi di sana. "Harus ada pioner yang bisa mengangkat, seperti Papillon yang bertahan lama.

SMK Negeri 4 yang menggelar acara animasi, apakah dapat menjadi bagian dan membangun ekosistem animasi di Semarang, menurut Ardian sangat bisa. "Acara animasi seperti ini harus dibuat lagi, biar tambah rame. Orang-orang akhirnya pada tahu".

Regulasi yang melindungi

Regulasi sangat penting bagi pelaku animasi, menurut mas Burhan. Pemerintah harus membuat regulasi yang dapat melindungi mereka. Jika begini terus, kendalanya di ekosistem nantinya malah ada pada regulasi.

Semisal mendapatkan klien yang mungkin dia bisa semaunya sendiri, kita jadi tidak maksimal. Seperti masalah pembayaran contohnya. Dan ekosistem akhirnya juga terdampak.

Peluang pekerjaan animasi sekarang

Ardian yang merupakan alumni dari SMK Negeri 4 dan pernah bekerja di Studio animasi di Ungaran, Dreamtoon saat kami ajak bicara peluang pekerjaan animasi, ia menceritakan bagaimana ia meski sudah memiliki pekerjaan tetap, masih mencoba mencari peluang dari tempat lain (web), seperti menjadi freelance.

"Peluang sekarang itu banyak, para pelaku animasi tidak harus bekerja di studio, kita bisa cari freelance di web-web yang berhubungan dengan animasi. Biasanya job yang ditawarkan dari web adalah untuk kebutuhan iklan".

Pekerja animasi juga dapat masuk ke banyak platform, seperti digital, iklan, film, dan lainnya. Contoh yang paling menarik adalah Juki yang awalnya komik, beranjak ke animasi dan akhirnya dibawa ke ranah film.

Di Semarang juga peluang pekerjaan animasi banyak, seperti pemerintahan. Seperti sebelumnya kata mas Burhan, komunikasi adalah kendala terbesar kita untuk tidak mengeksplore lebih jauh.

"Kota itu butuh ada karya, karena orang mengenal lewat karya. Maka kuliner, fashion, tempat wisata, dan lainnya ikut bisa keangkat semua".

....

Pasar di Semarang ada, pelakunya juga ada, tinggal bagaimana menggiring atau memberi motivasi kepada mereka (pelaku animasi). Meski itu kabar baiknya, kabar tidak baiknya adalah peluang industri animasi di Semarang masih butuh kerja keras karena masih dianggap agak kurang.

Bagaimana pendapatmu?

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?