Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan Juli 2025

Image
Suasana hiruk-pikuk penuh warna terekam jelas di Festival Arak-Arakan Cheng Ho 2022 . Kerenanya, momen ini bakal kembali hadir di bulan Juli 2025, menyemarakkan Kota Semarang dengan pawai budaya yang tak boleh dilewatkan! Kalau kamu sedang mampir ke ibu kota Jawa Tengah, catat deh event ini dalam daftar kunjunganmu. Halo, Juli 2025! Bulan ini jatuh di hari Selasa, dan saatnya kita menata ulang daftar acara yang bakal bikin Semarang makin hidup. Kalau bulan Juni kemarin kami mencatat lebih dari 40 acara seru, bagaimana ya dengan Juli? Yuk, intip agenda-agenda menarik yang sudah masuk radar kami! Agenda Semarang Menyambut bulan baru, suasana semarak sudah terasa dari kawasan PRPP Semarang yang masih menjadi tuan rumah Jateng Fair sejak Juni lalu. Kabar baiknya, tahun 2025 pengunjung bisa masuk ke pameran tanpa harus membeli tiket masuk. Namun, bagi yang ingin menyaksikan konser musik, tetap harus membayar. Yang paling dinanti di bulan Juli tentu saja adalah Festival Cheng Ho yang akan d...

Berwisata di Kota Lama Semarang, Sudahkah Ramah Disabilitas ?


Kawasan Kota Lama yang sekarang, tentu sudah sangat ramai. Kami senang dengan euforia ini. Namun selalu ada yang tidak sempurna. Acara yang kami ikuti ini memberi masukan bagus agar Kota Lama semakin lebih menarik lagi.

Kami harus berterima kasih kepada Sekolah TelusuRI yang mengajak kami mengikuti kegiatan mereka pada hari Minggu sore, tanggal 20 Oktober. Selain kami, ada teman-teman penyandang disabilitas yang turut berpartisipasi.

Pedestrian


Buat orang yang normal, seperti kami, tentu tidak menyadari bahwa ada beberapa bagian yang kurang sempurna. Seperti yang kami lihat saat teman-teman disabilitas selesai dari aktivitas fun cupping coffee di Filosofi Kopi.

Karena mengikuti rute kedua, kawasan Pecinan, kami pikir tidak akan melihat kekurangan dari indahnya malam di Kota Lama. Kenyataannya kami menyaksikan beberapa potongan momen seperti ini.






Guiding block terhalang mobil 

Berharap ramah pada mereka

Melengkapi pengalaman kami ini, kami mengutip dari rilis yang kami terima dari TelusuRI. "Ketersediaan aksebilitas bagi difabel seharusnya bukan hanya ditujukan pada tempat-tempat pokok seperti rumah sakit, Sekolah, dan tempat-tempat lain yang dianggap penting.

Kami, difabel (apapun disabilitasnya) juga mempunya hak untuk melakukan kegiatan di tempat umum lain seperti tempat wisata. Karenanya, penting untuk menyediakan aksebilitas tersebut supaya kami juga bisa menikmati fasilitas umum dengan layak," Reza Kurniawan asal Semarang, Celebral Palsy dan pengguna kursi roda.

"Harapannya di tempat-tempat wisata disediakan papan informasi visual yang berisi informasi berupa peta, petunjuk jalan, sejarah bangunan disetiap gedung, juga informasi rute BRT.

Dengan begitu, informasi wisata dapat dengan mudah diakses oleh Tuli, dan juga masyarakat lainnya. Semoga akses ini juga diterapkan pada fasilitas umum lain seperti transportasi umum.

Hal penting lainnya, saya berharap masyarakat paham bagaimana cara berkomunikasi dengan teman Tuli. Berkomunikasi dengan teman-teman Tuli tidak harus menggunakan bahasa isyarat, kita juga bisa berkomunikasi dengan cara menulis dan menggunakan gestur", Tony Yuliyono, Tuli.

...

Mungkin ini jadi masukan yang baik untuk menjadikan Kota Lama lebih baik lagi. Mungkin saat ini belum ramah menurut kami seperti mereka. Tapi kami yakin, ke depan pasti lebih sempurna.

TelusuRI.id adalah wadah sekaligus gerakan bagi siapa saja yang tertarik dengan pariwisata dalam banyak hal, seperti belajar menulis, mengirimkan karya dan juga tempat untuk berbagi ilmu, berjejaring serta berkolaborasi. Temui mereka lewat Instagram di @ayotelusuri.

Bagaimana menurutmu?

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menggunakan Kuota Pelanggan Baru XL yang Tidak Bisa Digunakan?

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

[Review] Nendang Bola di Mini Soccer Barito Semarang: Pemandangan Truk dan Kafe yang Mati Suri