Bertepatan Hari Sumpah Pemuda,
28 Oktober, kami jadi salah satu peserta yang mengikuti kunjungan ke Desa Sumogawe. Ada 22 bloger yang berpartisipasi, plus 3 duta wisata dari Kabupaten Semarang yang turut serta. Di Jawa Tengah, tradisi Saparan sendiri banyak dirayakan berbagai daerah. Salah satunya Desa Sumogawe.
Setelah kunjungan
Desa Menari di bulan yang sama,
Oktober, kami kembali mendapatkan kesempatan berharga untuk berkunjung ke desa wisata lainnya yang masih dalam lingkungan Kabupaten Semarang.
Untuk diketahui, jumlah desa wisata di Kabupaten Semarang menurut Ibu Hendrastuti bagian pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang berjumlah 35 desa. Dan Sumogawe, jadi desa ketiga yang kami kunjungi hingga tulisan ini kami buat.
Desa Sumogawe
Tak berbeda dengan desa sebelumnya yang kami kunjungi, warga di Desa Sumogawe pun orangnya ramah-ramah. Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya kami tiba dan disambut layaknya wisatawan yang sedang berkunjung.
Rupanya kedatangan kami memang bertepatan dengan momen acara perayaan tradisi Saparan Desa Sumogawe. Tradisi yang setahun sekali digelar setiap bulan Sapar.
Desa Sumogawe berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Mayoritas masyarakatnya pekerjaannya adalah peternak sapi perah. Bahkan juga menjadi salah satu pemasuk kebutuhan susu murni bagi pabrik Frisian Flag di Bandung.
Kirab Budaya Merti Dusun
Kami sedikit terlambat saat tiba di desa. Salah satu rangkaian acara tradisi Saparan Desa Sumogawe adalah kirab budaya yang sudah berjalan. Kita hanya bisa menunggu kedatangan rombongan saja.
Layaknya sebuah hajatan besar, kami dan peserta lainnya menunggu di tempat acara yang sudah diberi tenda dengan panggung yang sudah siap dengan hiburan musik. Di tempat acara juga sudah disediakan berbagai jajanan tradisional hingga susu yang siap diminum.
Arak-arakan akhirnya tiba. Yang menarik dari peserta yang mengikuti kirab adalah tumpeng yang dibawa. Tumpeng-tumpeng ini bakal menjadi rebutan masyarakat pastinya.
Kirab Budaya sendiri membawa tema '
Dengan Merti Dusun Kita Perkokoh Persaudaraan dan Kebersamaan'. Makna yang besar untuk berbicara keragaman yang ada di Negara kita, Indonesia.
Ritual dan tradisi Luaran
Semua peserta kirab beristirahat di depan panggung, termasuk tumpeng yang tadi diarak keliling wilayah desa. Acara berikutnya adalah sambutan dari panitia tentang acara dan tujuan Saparan itu sendiri yang dimaknai sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Yang menarik sebelum pembagian tumpeng adalah tradisi Luaran yang ditandai dengan penarikan janur yang berbentuk ketupat. Setelah ditarik, keluar semacam beras yang berada di dalamnya.
Tari Prajuritan
Selain Kirab Budaya, dan berbagai tradisi yang sangat kaya dari Desa Sumogawe yang dihadirkan dalam acara, juga dipertunjukkan tarian yang bernama Prajuritan. Tarian ini menggambarkan perjuangan Prajurit Pangeran Diponegoro saat melawan Belanda.
Lebaran kedua
Rangkaian acara terakhir ini mengingatkan kami pada tradisi lebaran, yaitu halal bihalal. Setelah kami semua berkumpul dan mendengar penjelasan tentang tradisi kunjungan ke rumah warga, kami dibagi beberapa kelompok.
Ada 2 rumah yang kami kunjungi dan tuan rumah sangat antusias menyambut kami. Selain menyantap kue-kue ala lebaran, kami dipersilahkan untuk menikmati makanan utama. Wah, makan besar. Bayangkan kalau tinggal di sini dan harus mendatangi semua rumah, perut bisa super kekenyangan.
Tradisi yang dianggap lebaran kedua ini sudah bertahan lama. Kami senang bisa merasakan langsung tradisi ini di sini.
Upaya Dinas Kabupaten Semarang
Acara tradisi seperti ini memang sangatlah menarik. Kehadiran sejumlah bloger dan duta wisata ke sini, diharapkan dapat membantu promosi pariwisata Kabupaten Semarang pada umumnya, dan Desa Sumogawe pada khususnya. Di era sekarang, promosi lewat Internet dan media sosial sangatlah penting.
Harapan di masa depan, Saparan Desa Sumogawe dikemas lebih menarik lagi karena akan menjadi salah satu agenda tahunan pariwisata Kabupaten Semarang.
...
Suasana di sekitar lokasi acara juga cukup ramai dengan banyaknya para pedagang yang berjualan. Namun keramaian yang sesungguhnya baru terasa saat peserta kirab tiba.
Pada intinya, Saparan di Desa Sumogawe merupakan tradisi budaya yang bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi antar saudara, kerabat, teman kerabat dan menyambungkan kembali kebersamaan.
Di Instagram, kami menemukan akun
@desawisatasumogawe yang dapat menambah informasi tentang Desa Sumogawe. Berikutnya, masih ada beberapa hal menarik dari kunjungan kami di Desa Sumogawe yang akan kami posting di halaman lainnya.
Comments
Post a Comment