Bulan September ini diperingati Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD). Lebih tepatnya tanggal 29 September. Lewat halaman ini, kami kembali mengingatkan untuk kita semua menjaga kesehatan jantung dengan cara menjaga pola makan dan jangan lupa berolahraga.
Kamis malam (12/9), kami kembali bertemu dengan Bapak Kafi Kurnia dengan platform digitalnya, yaitu Sembutopia. Bila Juni 2018 lebih banyak bicara tentang Nasionalisme, kali ini bersama beberapa rekan bloger, tema pembicaraan yang diangkat tentang Kesehatan.
Mulai dari penyakit Jantung, Diabetes hingga Kanker Panyudara. Makanya tak perlu heran, kenapa kami mendadak berbicara tentang kesehatan Jantung kali ini.
Ketahui jenis olahraga
Minggu pagi, Simpang Lima Semarang yang jadi kawasan Car Free Day selalu ramai. Orang-orang tidak sekedar datang untuk berolahraga, ada yang menikmati kebersamaan ditengah keramaian hingga berburu sarapan.
Segala aktivitas dan jenis olahraga ada di sini. Ya, generais milenial dan generasi Z tumpah ruah. Bila kamu benar-benar tidak ada waktu atau tidak ada motivasi menggerakkan badan, datanglah ke sini.
Ada jenis olahraga yang dapat mencegah penyakit jantung menyerangmu. Olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, berlari, jalan cepat, atau berenang (CFD ya gak ada), bisa dilakukan di sini.
Instagram kami hari ini merekam beberapa orang yang bersama-sama sedang berolahraga lari. Mungkin kamu yang enggan berolahraga, cobalah bergabung dengan komunitas atau ajak beberapa teman. Biasanya itu dapat membantu memotivasi kamu untuk menggerakkan tubuh.
Instagram dotsemarang
Kami tahu, generasi milenial sekarang keinginannya sangat besar untuk berolahraga. Sayang itu kadang hanya jadi wacana saja. Udah beli peralatan atau perlengkapan olahraga, malah tidak dipakai.
Jaga pola makan
Semarang yang punya potensi wisata kuliner memang menjadikan Ibu Kota Jawa Tengah ini sebagai surganya makanan. Tidak heran makanya melihat orang-orang saat sebagian beraktivitas di CFD, ada yang memilih menikmati sarapan.
Memang benar, kita sudah berolahraga dengan rutin yang dianjurkan WHO hanya perlu 30 menit setiap hari. Tapi jangan lupa juga untuk menjaga pola makanan. Terutama penggemar gorengan.
Dari akun Instagram @sembutopia, ada 6 bahaya makan gorengan. Mulai dari
- Penumpukan lemak
- Tersumbatnya pembuluh darah
- Meningkatkan resiko kegemukan
- Meningkatkan resiko penyakit diabetes
- Menyebabkan PCOS dan gangguan kehamilan
- Penyebab kolestrol tinggi
Kami tidak melarang untuk kamu memakannya. Hanya saja ada batas wajar, jangan juga terlalu berlebihan. Melihat enam resiko di atas, kami harap kamu tentu selalu sehat.
Jangan lupa check up ke dokter
Ternyata kami menemukan artikel menarik tentang orang yang sudah rutin berolahraga, masih saja terkena penyakit jantung. Apakah ini mengherankan?
Dilansir dari
detik health yang dirilis 13 September, Menurut dokter spesialis jantung dr Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA dari RS Siloam Karawaci, yang luput dari perhatian masyarakat adalah check up ke dokter.
Biasanya orang-orang memforsir dirinya untuk berolahraga dengan intensitas berat, padahal bisa saja ada kondisi yang mampu memicu serangan jantung.
Ya ini juga sangat penting dan apabila kamu khawatir, segeralah melakukan check up ke dokter. Tidak ada salahnya, bukan. Seperti atlit, mereka juga memiliki dokter untuk mengetahui perkembangan tubuh atlitnya.
Kampanye hidup sehat
Saat ini, serangan jantung bukan lagi penyakit orang tua. Tak sedikit pria atau kamu yang berusia 30-an sudah terkena penyakit jantung. Generasi milenial jangan abai terhadap kesehatannya sekarang ini.
Mari kampanyekan hidup sehat. Beritahu orang-orang terdekat atau lewat media sosial bagaimana penyakit jantung dapat berakibat fatal.
Bila kamu diantara ini,
menderita hipertensi, kadar kolesterol tinggi, kegemukan, menderita diabetes, perokok, jarang berolahraga, mengalami stres, serta tidak menjaga pola makan, maka mari mengubah pola hidup dari sekarang.
Menurut situs
kompas (9/9/2019), terkena serangan jantung di usia muda bukan berarti setelah sembuh semua akan baik-baik saja. Kemungkinan untuk mengalami serangan kedua akan sama buruknya pada orang berusia lanjut.
Comments
Post a Comment