Tema besar yang diangkat dari acara yang dilaksanakan hari Senin (4/6) ini di hotel Aston Kota Lama adalah tentang menemukan visi Indonesia di tahun 2020. Kali ini acara yang kami hadiri lebih banyak bicara tentang rasa nasionalisme yang dipadukan gaya hidup sehat. Tertarik?
Sembutopia, nama yang tidak asing ditelinga kami bila melihat rekam jejaknya beberapa waktu belakangan yang hadir di kota-kota besar Indonesia dengan keterlibatan bloger. Trending Twitter seakan menjadi petanda bahwa mereka ada buat yang belum mendengarnya. Termasuk Instagram.
Pertama kali di Semarang
Memanfaatkan platform digital, Sembutopia yang namanya diambil dari Sembuh dan Utopia lahir pada November 2017. Pencetusnya adalah Kafi Kurnia beserta teman-temanya yang memiliki misi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan terbebaskan dari semua penyakit dan konflik baik secara kejiwaan dan keragaan.
Sembutopia terus mengajak bloger ditiap kota yang dikunjungi agar menyebarkan informasi yang mereka bawa, seperti yang dilakukan di Semarang yang merupakan kali pertama mereka datangi. Mengingat di kota lain, Sembutopia sudah melakukan beberapa kali.
Hari Tanpa Tembakau Sedunia
Bloger Semarang
Memanfaatkan hari tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada tanggal 31 Mei, Sembutopia kami pikir akan bicara banyak tentang peringatan ini dalam ruang yang diisi lebih dari 30 orang yang hadir.
Isu kesehatan kami pikir ini sangat menarik, apalagi email yang kami terima sebelumnya menyebutkan Sembutopia adalah organisasi kesehatan dari Indonesia yang fokus mengkampanyekan hidup sehat.
Ternyata hari peringatan tersebut tidak begitu banyak dibicarakan meski tetap dihadirkan. Sembutopia yang tidak ingin disebut sebagai organisasi namun lebih sebagai gerakan masyarakat banyak mengangkat sisi nasionalisme. Terutama Indonesia tahun 2020.
Mencari visi Indonesia di tahun 2020
Kafi Kurnia, founder Sembutopia. Pakar bidang marketing dan bisnis, penulis buku, dan owner Peka Consult Inc.
Berbicara tentang Indonesia tahun 2020, bangsa ini akan diberi kado yang indah pada tahun tersebut. Hadiahnya berupa masyarakat yang memiliki usia produktif, kira-kira 15-64 tahun. Keadaan ini disebut sebagai bonus Demografi yang diprediksi akan berlangsung hingga tahun 2035.
Tahun 2020 jadi bahasan menarik saat Kafi Kurnia mempersentasikan temuan-teman menariknya tentang Indonesia. Bahkan melabeli Indonesia 2020 sebagai Sebuah Takdir Kejayaan.
Ya, Indonesia 2020 adalah ide yang dicetuskan yang memiliki tujuan agar memotivasi kita semua untuk berpartisipasi agar ikut mewujudkan sebuah “grand vision” untuk Indonesia. Dengan harapan visi ini bisa diambil oleh para pemimpin kita dan menghantar Indonesia ke takdir kejayaan-nya.
Dengungan Indonesia 2020 yang dibawakan dalam ruangan yang kami hadiri ini terasa sangat bergairah. Apalagi disisipi fakta-fakta menarik yang disebutkan lewat persentasi. Seperti yang kami kutip dari rilis diterima berikut ini.
Indonesia tahun 2030 diramalkan akan menjadi ekonomi terbesar ke 5 di dunia dengan nilai ekonomi US$ 5.424 triliun. Bagi saya pribadi-saya yakin Indonesia akan mencapai takdir kejayaan-nya. Bukan-kah nenek moyang kita pernah juga memberi wangsit dan warisan – bahwa Indonesia akan “Gemah Ripah Loh Jinawi tata tentrem kerta raharja”.
Kedepan, ide ini rencananya akan digelorakan keseluruh Indonesia. Seperti membuat acara atau kegiataan motivasi dan inspirasi setiap tanggal 20 pada tiap bulan.
Lalu, merekrut para profesional untuk menvisualisasikan ide INDONESIA 2020 kedalam karya dan prestasi, entah itu karya seni, budaya atau karya lainnya seperti sastra, kuliner dan lainnya.
Menarik melihat gerakan ini kedepan, apakah dapat tercapai sebuah takdir kejayaan yang diproklamirkan atau masih menunggu lagi momen yang tepat untuk Indonesia lebih baik lagi.
Filosofi Ikan Asin
Sebelum kami menutup postingan ini dengan sebuah foto kebersamaan Sembutopia dan bloger Semarang yang hadir, ada hal menarik yang didapat dari ikan asin yang dijadikan filosofi.
Sebuah pengalaman kuliner tentang ikan asin yang dibicarakan pak Kafi dimana ikan asin sangat diremehkan. Padahal dari sisi sejarah dan budaya, ikan asin dapat dijadikan sebagai sebuah potensi kuliner yang dasyat.
Konon sejak abad ke 9 dan 10 diberbagai prasasti yang ditemukan diberbagai wilayah Nusantara sudah ditemukan bukti-bukti tentang adanya industri ikan asin.
Bukti ini juga didukung dengan bukti-bukti lain tentang industri pembuatan garam. Dongeng ini kemudian menjadi bukti sejarah bagaimana nenek moyang kita berhasil secara naluri mengembangkan sebuah “kearifan lokal”.
Karena mereka berhasil “memanfaatkan” nilai geografis kita yang berupa kepulauan dan yang “kaya” dengan hasil ikan-ikan – lalu memadukan-nya dengan “keahlian” mengawetkan ikan dengan pengembangan industri garam ! Sehingga menjadi sebuah kekayaan kuliner dan budaya yang sangat luar biasa.
...
Acara pun selesai setelah kami menyantap buka puasa. Untuk sebuah acara yang kami pikir sederhana, membawanya ke hotel memang terlihat istimewa. Terutama buat peserta. Semacam penghargaan yang tak terkira.
Indonesia 2020 yang jadi tema bahasan utama acara ini meski kami pikir ini masih berat,
apalagi saat kami hadir yang kami pikirkan tema yang dibawakan adalah tentang kesehatan, setidaknya memberi kami inspirasi.
Semarang sendiri juga memiliki target di tahun yang sama, yaitu Kota lama menuju world heritage. Dan bicara tahun 2020, kami optimis Indonesia bila lebih baik lagi dengan semakin banyak orang memiliki ide luar biasa untuk negeri ini.
Comments
Post a Comment