Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan November 2025

Image
Salah satu acara menarik yang sukses mencuri perhatian kami di Kota Semarang pada bulan November ini adalah Padel masuk mal . Sebuah konsep yang terbilang unik dan anti-mainstream . Siapa sangka, olahraga yang sedang naik daun ini bisa dimainkan di tengah pusat perbelanjaan? Kami pun dibuat penasaran, seperti apa rancangan lapangan dan event yang disajikan nanti? Musim Hujan, Banjir, dan Tantangan Event Outdoor di Semarang November telah tiba, meninggalkan Oktober yang penuh dinamika. Khususnya, isu banjir yang kembali jadi perbincangan hangat. Entah mengapa, kali ini suaranya terasa lebih kencang, seolah menjadi jawaban atas keluh kesah para pengguna media sosial yang kerap mengeluhkan teriknya matahari Semarang. Jika berkaca pada kalender cuaca, Ibu Kota Jawa Tengah memang telah resmi memasuki musim penghujan. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para penyelenggara event , terutama yang masih mengandalkan ruang terbuka ( outdoor ). Tantangan ini juga berlaku bagi Anda,...

Fenomena Istilah Kreak

Sepekan terakhir lini masa X maupun berita online ramai dengan kata 'Kreak'. Informasinya juga memprihatinkan karena sampai memakan korban. Kami malah familiar dengan kata klitih yang ada di Yogyakarta. Penasaran, mari cari tahu.

Istilah ini mendadak menjadi fenomena karena sekelompok remaja melakukan tindak kriminal pada waktu dini hari di salah satu jalan yang di Kota Semarang.

Apakah Kreak termasuk bahasa Semarangan? 

Mengutip website suaramerdeka.com (SM), Kreak adalah istilah gaul di Semarang yang berarti orang kasar, arogan dan suka bertindak seenaknya. Fenomena istilah ini bahkan sudah diangkat dari bulan April kemarin oleh SM. 

Konon, kata kreak diambil dari bahasa Medan yang berarti songong atau sombong bila diartikan ke dalam bahasa Jakarta.

Berbeda dengan SM, radarsemarang.jawapos.com pun mengangkat fenomena istilah ini di bulan Juni yang menyebut kreak awalnya berkembang pesat untuk mereka atau sekelompok orang yang ingin berpenampilan modern namun malah terkesan norak.

Istilah ini juga sudah berkembang hingga ramai di wilayah Semarang Raya yang meliputi Semarang, Kendal, Ungaran hingga Salatiga.

Jika dikuliti lebih dalam lagi, masih dari radarsemarang, kata Kreak meliputi 2 kata dasar. Yaitu kere dan Mayak. Kere tentu mengarah pada miskin atau lemah secara ekonomi.

Sedangkan 'mayak' disebut dari bahasa Jawa Timuran yang artinya sok-sokan, belagu atau bila di Semarang dikenal dengan kemaki.

Pada akhirnya istilah ini menjadi umpatan dalam artian negatif terhadap perilaku remaja yang terjadi di wilayah Semarang. Warga melabeli istilah ini bagi mereka yang melakukan keonaran.

Merujuk gangster

Dari istilah fashion kini berubah menjadi gangster. Apa yang terjadi yang sempat kami sebut di awal paragraf adalah bagaimana fenomena Kreak semakin familiar terdengar. Ditambah kasus yang menyeret remaja yang melakukan kriminal.

Untuk membahas para kreak ini rasanya kami cukupkan sampai di sini. Setidaknya cukup tahu bahwa istilah ini merujuk ke arah negatif. Sebaiknya dihindari, terutama yang suka keluar dini hari atau malam-malam.

...

Akhirnya kami punya pembahasan untuk label artikel Semarang di blog dotsemarang. Terakhir nulis label ini setahun lalu. Sepertinya memang butuh momen untuk mengangkat tema Semarangan ke depannya.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Install AstraPay di GIIAS Semarang 2025, Eh Kena PHP

Agenda Kota Semarang Bulan November 2025

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

ASUS Gaming V16 (2025): Laptop Gaming Entry-Level yang Smart Budget, Lebih Power dari K16!

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?