Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan Maret 2025

Image
Setelah bulan lalu ada imlek, awal bulan ini kita disapa dengan bulan suci Ramadan. Keputusan bersama Pemerintah tentang puasa membuat kami lega karena tidak ada perbedaan seperti beberapa tahun belakangan. Selamat menjalankan ibadah puasa tahun ini. Selamat datang di bulan Maret 2025 yang jatuh pada akhir pekan atau hari Sabtu. Tentu, ini adalah kabar baik buat sebagian orang yang dapat mengistirahatkan tubuh mereka setelah bekerja hampir sepekan. Ditambah memasuki bulan puasa. Agenda Kota Semarang Untuk menambah informasimu selama Ramadan, khususnya di Kota Semarang, kami akan terus memperbarui daftar acara yang hadir di Ibu Kota Jawa Tengah. Siapa tahu bisa jadi teman ngabuburitmu saat sore menjelang.  Kira-kira selama bulan puasa ini, masih ada Car Free Day (CFD) ? Ikuti kami di blog atau media sosial dotsemarang. Sambil menunggu kami melengkapi daftar di bawah ini, silahkan simpan dulu. Atau bagikan ke rekan atau teman-temanmu. [26 Februari - 3 Maret] - Sauto Expo 2025 di Mal ...

Fenomena Istilah Kreak

Sepekan terakhir lini masa X maupun berita online ramai dengan kata 'Kreak'. Informasinya juga memprihatinkan karena sampai memakan korban. Kami malah familiar dengan kata klitih yang ada di Yogyakarta. Penasaran, mari cari tahu.

Istilah ini mendadak menjadi fenomena karena sekelompok remaja melakukan tindak kriminal pada waktu dini hari di salah satu jalan yang di Kota Semarang.

Apakah Kreak termasuk bahasa Semarangan? 

Mengutip website suaramerdeka.com (SM), Kreak adalah istilah gaul di Semarang yang berarti orang kasar, arogan dan suka bertindak seenaknya. Fenomena istilah ini bahkan sudah diangkat dari bulan April kemarin oleh SM. 

Konon, kata kreak diambil dari bahasa Medan yang berarti songong atau sombong bila diartikan ke dalam bahasa Jakarta.

Berbeda dengan SM, radarsemarang.jawapos.com pun mengangkat fenomena istilah ini di bulan Juni yang menyebut kreak awalnya berkembang pesat untuk mereka atau sekelompok orang yang ingin berpenampilan modern namun malah terkesan norak.

Istilah ini juga sudah berkembang hingga ramai di wilayah Semarang Raya yang meliputi Semarang, Kendal, Ungaran hingga Salatiga.

Jika dikuliti lebih dalam lagi, masih dari radarsemarang, kata Kreak meliputi 2 kata dasar. Yaitu kere dan Mayak. Kere tentu mengarah pada miskin atau lemah secara ekonomi.

Sedangkan 'mayak' disebut dari bahasa Jawa Timuran yang artinya sok-sokan, belagu atau bila di Semarang dikenal dengan kemaki.

Pada akhirnya istilah ini menjadi umpatan dalam artian negatif terhadap perilaku remaja yang terjadi di wilayah Semarang. Warga melabeli istilah ini bagi mereka yang melakukan keonaran.

Merujuk gangster

Dari istilah fashion kini berubah menjadi gangster. Apa yang terjadi yang sempat kami sebut di awal paragraf adalah bagaimana fenomena Kreak semakin familiar terdengar. Ditambah kasus yang menyeret remaja yang melakukan kriminal.

Untuk membahas para kreak ini rasanya kami cukupkan sampai di sini. Setidaknya cukup tahu bahwa istilah ini merujuk ke arah negatif. Sebaiknya dihindari, terutama yang suka keluar dini hari atau malam-malam.

...

Akhirnya kami punya pembahasan untuk label artikel Semarang di blog dotsemarang. Terakhir nulis label ini setahun lalu. Sepertinya memang butuh momen untuk mengangkat tema Semarangan ke depannya.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menggunakan Kuota Pelanggan Baru XL yang Tidak Bisa Digunakan?

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Bulan Maret 2025, Telkomsel Punya Paket 21 GB Hanya 40 Ribu

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

XL Axiata Gelar Mudik Bareng, Fasilitasi Ratusan Pengecer dan Karyawan Pulang Kampung Gratis