Bila tidak menontonnya secara langsung, skor telak 24-0 rasanya biasa saja. Namun tidak dengan kami yang menyaksikan secara langsung. Bukan saja kalah segalanya, Taspen memang tidak siap untuk bertanding turnamen tahun ini.
Pertandingan kedua di Grup P dalam lanjutan turnamen Futsal
Pornas Korpri 2023 berlangsung tanggal 18 Juli atau hari Selasa siang. Meski sudah menduga bahwa Taspen akan kembali kena bantai,
sebelumnya sudah dibantai Kemenkeu dengan skor telak juga, pertandingan terakhir ini terasa menyedihkan buat kami.
Belum siap
Entah apa yang dipikirkan para pemain Taspen usai pertandingan. Apakah sudah benar mengirim mereka (pemain) untuk mewakili? Bagaimana persiapannya? Atau memang karena lawannya saja yang superior, tak heran akhirnya tim futsal Jateng jadi juaranya.
Saat kami menonton pertandingan, tim futsal Taspen seakan belum siap untuk mengikuti turnamen. Terlalu banyak kesalahan yang dilakukan, baik pemain sendiri atau secara tim.
Babak pertama selesai, tim Taspen sudah kebobolan 12-0 oleh Jateng. Saat babak pertama ini, perasaan kami masih biasa saja.
Menghancurkan mental
Babak kedua berlangsung kembali, tim futsal Taspen masih saja melakukan kesalahan. Tidak ada perubahan formasi, cara bermain atau menjaga dengan ketat pemain lawan.
Hasilnya mudah ketebak, Taspen kembali kebobolan dengan mudah dan mengakhiri pertandingan dengan skor 2 kali lipat, yaitu 24-0.
Selama pertandingan, kami ikut gemes sendiri. Rasanya ingin melempar bendera putih, tanda menyerah. Beberapa pemain tampak sudah tidak percaya diri. Bahkan, ikhlas memberi.
Perasaan sedih kami muncul kala kiper yang terus dibombardir hingga skor 18-0 akhirnya menyerah. Ia kesakitan, tapi kami rasa mentalnya yang paling hancur.
Sang kiper mendapat pertolongan pertama dan kemudian digotong ke luar lapangan. Sungguh, pemandangan yang sangat menyedihkan.
Seakan kerja keras yang dilakukan untuk mempertahankan gawangnya sangat sia-sia. Tak ada yang patut disalahkan karena satu tim juga sudah pasrah dengan keadaan.
Ini sudah bukan permainan futsal lagi menurut kami, melainkan pem-bullyan di lapangan. Kami harap pemain tim futsal Taspen bisa mengambil hikmahnya, jangan terlalu larut dalam keadaan. Toh, kompetisi tidak sekedar mencari pemenang. Tapi juga silaturahmi dan kebersamaan.
...
Kami menulis ini sebagai kenangan. Banyak hal dibalik perjalanan, terutama turnamen seperti futsal. Tentu, ini hanya sudut pandang kami. Semoga 2 tahun mendatang, Taspen kembali berpartisipasi dan sudah menunjukkan progres luar biasa.
Kami harap mereka (Taspen) jadi lebih baik lagi jika ingin melupakan kekalahan ini. Terima Kasih sudah berjuang sampai Semarang.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment