Kawasan Kota Semarang Lama Mendapat Peringkat Cagar Budaya Nasional

Ada kabar baik tentang Kawasan Kota Lama Semarang di bulan Agustus ini. Namun yang perlu diperhatikan, kawasan Kota Lama terdiri dari 4 situs. Bukan Kota Lama yang biasa kamu kenal yang berada sekitar Gereja Blenduk.

Pemerintah pusat lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Tingkat Nasional pada tanggal 19 Agustus 2020.

Penyerahannya sendiri dilakukan lewat serah terima virtual dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 682/P/2020 kepada Wakil Walikota Semarang.

Kalau dilihat lagi, penetapan ini ditulis dengan Kawasan Kota Semarang Lama. Bukan Kawasan Kota Lama. Mungkin kita harus membiasakan lagi soal ini ke depan. Mengingat juga, Kawasan Kota Lama yang selalu terpikirkan adalah kawasan dengan Gereja Blenduk, Taman Srigunting dsb.

4 situs 

Akhirnya kami menemukan sumber resminya dari website kebudayaan.kemdikbud.go.id yang dirilis 20 Agustus 2020. Penetapannya merupakan hasil atas rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Nasional melalui sidang kajian.

Dari hasil sidang kajian, Kawasan Kota Lama Semarang terdiri dari 4 situs yang mewakili sejarah Kota Semarang sejak abad ke-15 hingga awal abad ke-20. Empat situs tersebut diantaranya :

  1. Kampung Melayu
  2. Kampung Kauman
  3. Kampung Pecinan
  4. Oudestad, wilayah tempat tinggal orang Eropa dan ini yang sering kita hampiri setiap hari (Gereja Blenduk, Marba, Taman Srigunting dsb).

Situs-situs ini terbentuk atas struktur etnis, situs Kampung Kauman misalnya, kampung ini banyak dihuni oleh masyarakat muslim yang didalamnya berdiri Masjid Kauman pengganti dari Masjid Semarang yang telah terbakar. 

Lantas terdapat situs Kampung Melayu yakni permukiman Melayu yang berada di tepi Barat Kali Semarang dan di sebelah Utara Benteng, merupakan permukiman yang telah berkembang jauh sebelum benteng de Vijfhoek dibangun.

Demikian pun dengan Kampung Pecinan, kampung ini sudah ada sebelum benteng didirikan dan menjadi pusat permukiman orang-orang Cina sejak peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1741 di Semarang. 

Sampai dengan saat ini, Kampung Pecinan masih tetap eksis, loh. Terakhir adalah Oudestad tempat tinggal orang Eropa yang maju dilengkapi dengan jalur-jalur kereta, pelabuhan dan jalan raya serta bangunan-bangunan bergaya Eropa untuk menunjang perdagangan, perkantoran, pemerintahan serta komunikasi seperti pos, telegram dan telepon.

Keempat situs ini menjadi cikal bakal perkembangan Kota Semarang sebagai akibat dari datangnya para pedagang asing mulai dari orang Arab, Melayu, Cina, hingga Belanda. Persilangan budaya tampak jelas dalam bentuk tata kota, bangunan secara fisik, dan atraksi budaya.

Menunggu status world heritage UNESCO

Tentu kabar penetapan ini sangat baik, yang akan berdampak di masa depan. Tinggal satu lagi penetapan yang selama ini didengungkan Pemkot Semarang untuk menjadi kota warisan budaya dunia (world heritage) UNESCO.

Entah kabarnya bagaimana, mengingat tahun 2020 adalah waktu yang sering kami dengar setiap kampanye promosi saat setiap hadir di acara-acara.


...

Penetapan ini sangat menarik bagi kami karena akhirnya Pemerintah Pusat melihat Kawasan Kota Lama sebagai sebuah nilai. Andai keduluan UNESCO yang memberikan nilai lewat penetapan World Heritage, pasti banyak kabar yang menjadi perbincangan.

Sekarang kamu sudah tahu, kan? Kalau Kawasan Kota Semarang Lama bukan hanya kawasan yang berada di sekitar Gereja Blenduk, gedung Marba, Taman Srigunting dan lainnya.

Mari menunggu apa yang dapat dilakukan dengan sertifikast penetapan ini.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?