Padahal, kami sudah senang ketika mendapatkan kabar bahwa bioskop akan buka menjelang akhir bulan Juli. Sayang itu tidak jadi dan kembali menunggu tanpa kepastian. Entahlah. Belajar dari sini, kami harus menahan diri untuk tidak langsung memberikan informasi.
Tidak terasa, twitter @kofindo hari ini sudah memposting hari ke-129. Kami ingin mengawal sejauh mana bioskop-bioskop masih belum buka. Sejarah benar-benar tercipta, meski kami harap tidak sampai di hari ke-200.
TVRI sebagai harapan
Dalam perjalanan 100 hari tanpa film di bioskop, satu-satunya harapan mengabarkan info soal film Indonesia adalah lewat jadwal pemutaran film di TVRI. Kami sangat apresiasi sekali kala TVRI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan.
Meski film yang diputar tidak semua film baru yang beredar, kami senang bahwa film Indonesia belum berhenti disaksikan. Kadang melihat waktu pemutaran ditaruh jam 10 malam, kami langsung mengatakan pada diri sendiri bahwa itu tidak bagus waktunya.
Sayangnya makin ke sini, pemutaran film Indonesia mulai tidak semenarik awal-awal. Film diputar ulang, padahal sangat banyak judul film yang beredar. Kami mengerti bahwa tidak mudah membawanya ke televisi, apalagi terkait perizinan.
Waktu pemutaran juga semakin tidak menentu. Sudah tidak konsisten seperti awal-awal. Yasudahlah, semua ada batasnya.
Situs film yang terus dibondar-bandir
Yang tak kalah seru selama 100 hari adalah situs - situs penyedia film yang mendapat perhatian besar. Dengan bahasa 'tidak resmi atau ilegal', yang selama ini bisa dinikmati tanpa suara (disebarkan), situs film paling terkena dampak.
Kami tidak mendukung penyedia film, terutama yang menaruh film Indonesia, yang kami lihat adalah semangatnya media - media online yang terus mengangkat situs yang selama ini terabaikan, tapi dicintai para penonton film.
Netflix mendapatkan durian runtuh
Dan tanpa sadar, geliat pemerintah yang terus memerangi pembajakan juga salah satu faktornya, penyedia film main kucing-kucingan. Mati satu, bikin yang baru dan akhirnya, benar-benar hilang.
Netflix yang dianggap mewakiliki banyak pihak, terutama lisensi legalnya, seakan kejatuhan durian runtuh. Semua orang berusaha mencoba situs yang baru kemarin memperbarui tarif langganannya karena terkena pajak.
...
Selama 100 hari, banyak hal sudah terjadi. Hanya saja untuk melihat bioskop buka itu belum terjadi. Pandemi jadi momok sendiri dalam berbagai industri, termasuk perfilman tanah air.
Semoga tidak lama lagi, kita sudah bisa kembali ke bioskop.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment