Review Film Antologi Rasa


Film Antologi Rasa rilis tanggal 14 Februari 2019. Waktu yang tepat untuk muda-mudi mengungkapkan rasa kepada gebetannya agar cepat-cepat menyatakan cinta. Jika tidak, bisa terlambat jadinya. Gebetan malah suka dengan orang lain.

Begitulah garis besar yang ingin  disampaikan dari film berdurasi 108 menit ini. Di Semarang, filmnya sendiri hanya bertahan 2 minggu, sudah terbilang baik karena melewati satu pekan. Apalagi ada 4 bioskop yang memutar film yang dibintangi Herjunot Ali.

Kekuatan pada pemain

Dari kisahnya sebenarnya sangat sederhana menurut kami. Pertemanan dengan wanita pasti berjalan seiringan dengan cinta. Rasa suka yang datang karena tiap pertemuan adalah hal wajar dalam hubungan manusia. Apalagi muda-mudi.

Pertemanan yang terjalin dari tempat mereka bekerja lebih banyak bercerita tentang 3 orang. Yang garis besarnya ada di Junot yang berperan sebagai Harris dan Carissa Perusset sebagai Keara. Meski ada satu karakter wanita lain yang dihadirkan, tapi kami tak begitu melihatnya secara keseluruhan.

Dua karakter pria saling berlawanan dalam sisi watak. Satu pendiam, satu lagi slengean. Khas banget untuk karakter Junot yang selama ini kami ikuti karir filmnya dari film Cinta Rock n Roll.

Sang wanita, menyimpan rasa pada pria yang berkarakter pendiam yang diperankan oleh Refal Hady sebagai Ruly. Sayang, Keara tak berani menyelam terlalu jauh karena ia tahu, si pria mencintai wanita lain yang diperankan Atikah Suhaime yang berperan sebagai Denise.

Konflik terjadi dan permainan rasa dibagi-bagi. Siapa yang lebih dipilih diantara mereka oleh Keara. Atau bahkan akhirnya bersama dengan merusak hubungan pertemanan. Ah, tidak!

Jualan Singapura

Ketika benih cinta terus tumbuh, ada hal baik yang ingin disampaikan bahwa mengutarakan perasaan lebih cepat itu lebih baik. Apalagi dalam pertemanan.

Indahnya latar yang digunakan tak cukup untuk memerankan kisah romantis yang ingin coba dimasukkan. Singapura, negara yang indah untuk menarik perhatian di masa depan, apakah setelah menonton ini kami memikirkan negara ini (penonton lain maksudnya).

Akhir bahagia karena sebuah keputusan


Akhirnya Junot memutuskan pergi demi kebaikan si wanita dan perasaannya sendiri. Ia tahu, bahwa setiap pria harus memutuskan yang terbaik buat diri mereka sendiri.

Saat berusaha melepas, eh malah wanitanya mendekat. Seperti sebuah tebakan dan mengingat alur film Ada Apa Dengan Cinta yang pertama, bandara dan pelukan memberi akhir yang bahagia.

Hubungan mereka bisa bersatu karena sebuah petuah yang mungkin kamu ingin coba. Apabila kamu bimbang, baca berikut ini.
Kalau cowok bisa buat kamu tertawa, ia suka.
Kalau cowok buat kamu menangis, kamu yang suka.

...

Sebagai kofindo, kami mengharapkan lebih dari film yang katanya diangkat dari Novel dengan judul yang sama. Tiga karakter yang diluluhkan dalam satu ikatan yang dinamakan pertemanan. Sayangnya harapan itu gagal mengangkat perasaan kami.

Seperti menebak alur ceritanya dan akhirnya lampu bioskop dinyalakan. Sudah selesai filmnya? Ya, sudah. Mungkin kami butuh teman buat menonton, terutama lawan jenis.

*Lihat di sini update filmnya di bioskop Semarang via Twitter @Kofindo.

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?