Ini pertama kali kami menyaksikan secara langsung pertunjukkan kesenian tradisional Barongan langsung di kota asalnya, Blora. Diiringi tabuhan gamelan, kesenian ini sangat menarik perhatian rombongan peserta IGF atau International Gamelan Festival 2018.
Rabu pagi (15/8), kami berkesempatan meliput kegiatan rombongan peserta IGF yang berkunjung ke Kabupaten Blora bersama rekan media dari Semarang yang diundang dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam kunjungan pertama, mereka tiba di desa Ledok, Kabupaten Blora. Di lokasi yang kami duluan tiba ini, sudah bersiap remaja dan anak-anak yang akan membawakan kesenian tradisional Barongan. Tak ketinggalan, pejabat hingga warga sekitar yang sudah antusias menunggu dengan berbagai persiapan.
Sebagian besar wisatawan mancanegara
Kami yang berangkat pagi-pagi sekali memang mengetahui bahwa sebagian besar dari rombongan adalah wisatawan mancanegara atau bule-bule. Momen berharga ini, benar-benar dimanfaatkan untuk memperkenalkan kebudayaan hingga tempat bersejarah.
Perjalanan panjang kami memang benar-benar melelahkan, meski hanya duduk di dalam mobil. Apalagi rencana liputan di Blora ini satu hari penuh dan langsung pulang. Bisa dipastikan, kami tidak berada di satu lokasi saja hari ini.
Gamelan sebagai pengiring tarian
Namanya juga peserta dari gamelan festival, maka apa yang dilakukan pemerintah setempat menyambut tamu ini tentu dilakukan sesuai tema dari tamu yang diajak berkunjung.
Blora dipilih diantara beberapa wilayah yang ada karena memang sejarahnya dalam perkembangan gamelan menurut pak Mahendra, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud.
Selain itu, Blora juga merupakan pemasok ledhek atau penari tayub yang tampil di Kraton. Bagian cerita ini, ditunggu saja di halaman berikutnya di blog dotsemarang
Kami baru mengetahui para pemain gamelan dan tari Barongan yang kebanyakan anak-anak ini berasal dari Sanggar Suro Sentiko, mengutip dari Instagram @barongan_blora.
Ya, mereka bukan saja bermain dengan fasih ditengah kerumunan tamu yang mengitari. Pengalaman mereka seakan menutupi rasa gugup bila tidak disadari siang itu sangat terik sinar matahari.
Selesai pertunjukkan, rombongan IGF juga tak kalah antusias seperti pemain gamelan. Mereka mengabadikan lewat foto dan sebagian menikmati hidangan tradisional yang sudah dipersiapkan sebelum mereka tiba.
..
Selesai kegiatan melihat pertunjukkan kesenian tradisional Barongan, kami dan peserta IGF serta lainnya kembali ke kendaraan masing-masing untuk melanjutkan perjalanan berikutnya, yakni penambangan Minyak Tua secara tradisional di Desa Ledok, Kecamatan Sambong.
International Gamelan Festival 2018 sendiri diselenggarakan di kota Solo dan sekitarnya pada tanggal 9-16 Agustus 2018. Kami sendiri mendapat jatah liputan di dua kota, yaitu Blora dan Boyolali.
Berikutnya, Melihat Pertambangan Minyak Bumi di Kabupaten Blora yang Dikelola Secara Tradisional.
Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Comments
Post a Comment