Tiap akhir pekan nanti, sepertinya sebagian masyarakat di kota Semarang bakal lebih sering ke Hutan Wisata Tinjomoyo yang kawasannya berada di dekat kampus UNIKA. Penyebabnya adalah.
Tahan dulu semisal kamu membacanya dari paragraf atas. Hari Sabtu kemarin (17/3), untuk pertama kalinya kami berkunjung ke hutan wisata Tinjomoyo.
Untuk sebuah pengalaman pertama, kami tidak ingin mengambil resiko dengan ribetnya urusan transportasi mau naik apa. Transportasi online masih jadi alternatif kami untuk menjangkau kawasan yang sulit kami jangkau.
Meski pada akhirnya, alternatif terbaik menggunakan Bis Trans merupakan solusi terbaik bagi kami yang tidak membawa kendaraan sendiri.
Berwisata ke Hutan?
Tinjomoyo eks Kebun Binatang Semarang bukanlah tempat baru bagi sebagian masyarakat Semarang atau generasi milenial yang suka mengincar tempat instagramable dan yang kekinian.
Tempat ini sangat familiar sebenarnya, hanya saja ada sebagian orang dan termasuk kami, yang belum pernah main ke sini (Tinjomoyo).
Semarang dengan berbagai destinasi wisatanya, mulai dari wisata religi, heritage, kuliner dan banyak lagi, rasanya nggak perlu jauh-jauh mencarinya karena semua ada di tengah kota. Serius, lokasinya dekat-dekat semua.
Sekarang ketika membaca judul tulisan ini bahwa masyarakat perkotaan yang terbiasa berwisata di tengah kota diajak ke hutan, apakah ini berarti semacam konsep baru atau ada yang lebih seru?
Apakah banyak tempat hits yang layak dimasukkan ke daftar upload Instagram dan media sosial lainnya. Apakah banyak nyamuk juga. Dan bagaimana kami menikmati wisata hutan yang sedang dikembangkan ini?
Pasar Semarangan
Konsep baru yang berhubugan dengan wisata itu namanya Pasar Semarangan. Hutan wisata Tinjomoyo sebagai lokasi utama yang digunakan, bukanlah area yang benar-benar hutan. Semacam lapangan yang memang dengan banyak pohon dan juga jalur yang tersedia.
Pemikiran kolot kami yang memang karena faktor tidak pernah ke sini sangat mempengaruhi imajinasi kami bahwa wisata hutan itu kita masuk hutan. Ternyata bukan.
Pasar Semarangan merupakan konten yang dibawa Pemkot Semarang yang pengejaannya,
koreksi kami bila salah, dilakukan dengan bekerja sama dengan komunitas yang disebut
Genpi Jateng atau Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah.
Komunitas yang berasal dari Kementrian Pariwisata yang saat dibentuk di Semarang kami hadiri tahun lalu cukup sukses mengemas tempat wisata yang disebut destinasi digital, salah satunya Pasar Karetan. Yang akhirnya konsep ini ditiru lalu dibuat yang sama di Semarang.
Hutan wisata Tinjomoyo yang selama ini dikenal sebagai tempat untuk bermain outbound sekarang lebih menarik lagi dengan hadirnya Pasar Semarangan yang baru dibuka hari Sabtu kemarin, 17 Maret 2018.
Kini, masyarakat yang tinggal di kota yang terbiasa berwisata di sekitarnya, mau tidak mau akan mencoba pergi ke Tinjomoyo. Pasar Semarangan menurut kami saat ini memang masih mengincar masyarakat di sekitar.
Namun tidak berarti, warga di luar Semarang bahkan turis asing yang sedang berkunjung ke Semarang juga akan mencoba datang.
Pasar Semarangan yang memang mengusung konsep pasar ini tidak sekedar membuat masyarakat datang dan melihat langsung pulang.
Ada berbagai aktraksi atau penampilan yang menjadi kekuatan pasar Semarangan disamping penyediaan konten khusus yang dibuat seperti kuliner. Oh ya, bayarnya pake uang elektronik gitu.
...
Hujan masih menyertai acara yang masih sedang berlangsung. Kami memikirkan tentang halaman lain terkait ulasan soft launcing pasar Semarangan ini.
Ditunggu saja nanti tentang pasar yang buka tiap hari Sabtu sore ini di blog dotsemarang. Kini kami undur diri dulu, bis yang sudah kami tunggu lebih dari 20 menit di depan kampus Unika, akhirnya tiba juga.
*Semarang benar-benar banyak destinasi wisata sekarang ini.
Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Tak kirain kamu naek sepeda ke Tinjomoyo
ReplyDeletehaha.. nggak lah. belum tahu medannya soalnya dan lagian sulit kalau harus naik tanjakan
Delete