Menarik juga acara yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Universitas Semarang di sekitaran jalan Kepodang dan gedung Monod Diephuis hari minggu sore, 17 desember kemarin. Dari sekian acara yang banyak dibuat di sini, baru ini yang kami bawa ke blog dotsemarang setelah setahun lalu memposting tentang agenda musik keroncong.
Kami akhirnya memutuskan berkunjung ke acara ini siang hari setelah selesai acara lain yang kami juga hadiri. Saat tiba, suasana sudah ramai dan di dalam gedung sedang dilaksanakan acara semacam talk show.
Kami harus katakan di awal sebelum bercerita banyak acara ini, bahwa kami bukan media online. Kami BLOGER. Meski sama-sama memberi informasi, dotsemarang lebih menyajikan informasi dari sudut pandang sendiri. Maka ketika kami mendapat press release yang ingin segera diterbitkan, kami tidak bisa secepatnya membagikan. Mohon maklum untuk ini.
Suasana di dalam gedung Monod Huis yang mengangkat tema 'muda-mudi inspiratif Jawa Tengah'
Beberapa pembicara yang berfoto di sini, sebagian kami kenal dengan baik
Informasi yang kami dapatkan dari press release, acara ini merupakan bentuk implementasi kerja nyata dari tiga mata kuliah, yaitu Komunikasi Pemasaran, Managemen Acara, Internal dan Eksternal Public Relation, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM).
Lewat acara ini, Festival Komukino yang sudah berjalan ke-6 kalinya ingin menepis anggapan bahwa generasi milenial yang kerap berhubungan dengan teknologi dan budaya kekinian dianggap kurang peduli terhadap budaya tradisional.
Dari acara ini, mereka menyandingkan modernitas dan tradisional dengan mengkolaborasikan berbagai bentuk yang lebih menarik bagi pengunjung maupun mereka sendiri.
Ada kuliner fusion yang memadukan citarasa kuliner tradisional yang diberi tampilan modern seperti Sego Page Khas Kabupataen Purwodadi dan Jadah Khas Kabupaten Rembang mirip dengan tampilan Sushi, kuliner Jepang.
Tidak semata memadukan berbagai bentuk, kuliner yang sudah jarang ditemukan pun sengaja dihadirkan agar pengunjung yang belum sempat mengenalnya dapat menikmati kuliner asli dari Jawa Tengah. Seperti kuliner Sego Glewo Khas Kota Semarang dan Clorot Khas Kabupten Purworejo. Tak kurang dari 42 kuliner yang mewakilik 35 kabupaten kota di Jawa Tengah dihadirkan dalam acara ini.
Untuk membeli makanan di sini, pengunjung harus menggunakan uang khusus yang telah disediakan panitia.
Kampung Jamu
Suasana festival saat kami berkunjung
Puas dengan kuliner, acara ini tak berarti bahwa ini acara khusus kuliner. Festival Komukino mengajak pengunjung mengunjungi tiga kampung yang mempresentasikan kearifan lokal. Ada kampung batik, kampung jamu dan kampung dolanan.
Kampung batik, suasananya sedang ramai yang belajar membatik
Di kampung dolanan, banyak ragam mainan tempo dulu seperti engklek, enggrang, bakiak dsb.
Acara ini dilaksanakan cuma 1 hari, meski begitu konten yang dihadirkan sangat banyak. Kami sendiri tidak sampai selesai mengikuti acara. Sekedar mampir dan melihat keramaian saja.
...
Tahun 2017, bisa dibilang perkembangan Kota lama, terutama sekitar jalan Kepodang dan gedung Monod memang sangat ramai dan menarik. Banyak acara dibuat untuk membuat kawasan ini lebih hidup.
Selamat buat panita dan semua yang terlibat acara Komukino Fest 2017 yang berhasil membuat acara ini sukses berjalan. Semoga harapan mereka dari acara ini, tidak sekedar lewat begitu saja mengenai tema budaya dan seni yang ada di Jawa Tengah.
Festival Komukino 2017 yang bisa dicari tahu juga di Instagram dengan tagar #komukinofest2017, bisa menjadi triger bagi anak muda untuk setidaknya mulai memberikan tempat terhadap seni dan kebudayaan Indonesia di hati mereka masing-masing.
Comments
Post a Comment