Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan Oktober 2025

Image
Bulan Oktober ini terasa istimewa buat kami para pemilik blog . Ada semacam perjalanan kilas balik untuk menengok lagi eksistensi kami, khususnya di Kota Semarang . Tak hanya itu, kabar baik berembus kencang dari Semarang: sebuah pusat keramaian yang sempat rehat sejenak, kini sudah kembali dibuka! Semarang memang tak pernah kehabisan cerita. Awal bulan ini jatuh di hari Rabu. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila seakan menarik kami kembali pada gejolak masa lalu negeri ini. Kami diajak untuk meresapi kembali nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi kita berbangsa dan bernegara. Berlanjut ke hari berikutnya, jiwa nasionalisme kami kembali diketuk untuk memperingati Hari Batik Nasional . Bahkan, Semarang sendiri, masih di bulan yang sama, akan merayakan sejarah besar Pertempuran Lima Hari . Semangat patriotisme kami akan selalu diingatkan untuk tak pernah melupakan nilai-nilai luhur masa lalu. Agenda Semarang Gara-gara disuruh menengok ke belakang, kami jadi ikutan untuk membuka halaman ...

[Review Event] Lensa Academy Semarang


Ini seperti tahun keemasan video blog atau Vlog. Beragam acara datang mencari pembuat konten video di setiap kota. Mereka bukan saja difasilitasi, tapi juga diberikan pengetahuan langsung dari ahli yang berpengalaman dibidangnya.

Bertempat di Gedung Spiegel Bar & Resto, Minggu pagi (28/7), kami mengikuti acara Lensa Community yang tahun 2019 ini ditargetkan digelar 10 Kota. Semarang tidak ketinggalan tentunya dan jadi kota kelima.

Acara sendiri termasuk berbayar. Kami beruntung bisa hadir karena diajak teman kami, andai tidak diajak, acara berbayar pasti selalu kami lewatkan.

From Passion to  Profession

Ini adalah tema yang diusung di Semarang. Entah bagaimana dengan kota lainnya. Mendengar kata passion selalu menarik ditelinga. Kami salah satu orang yang juga memanfaatkan passion menjadi profesi dari dulu.


Hanya ada satu pembicara di acara ini, yakni Barry Kusuma. Nama yang tak asing tentunya. Dalam informasinya (situs lazone.id), beliau dianggap content creator yang malang melintang di dunia travel fotografi, blog hingga vlog.

Barry Kusuma yang rupanya berasal dari Semarang ini bercerita tentang pengalamannya selama karirnya yang dilalui. Tentu saja, Barry juga mengalami hal yang sama seperti peserta lain yang kesulitan berbicara di depan kamera awalnya.

Alasan mengapa kita malu, karena memang budaya malu yang ada di masyarakat Indonesia. Selain itu sangat penting mengetahui karakter diri sendiri untuk mengembangkan konten ke depannya.

Barry yang banyak membuat konten video travel memberikan informasi bahwa vlog travel durasi idealnya adalah 3-8 menit. Meski yang lain bisa sampai 15 menit, usahakan tetap di angka 8 menit menurut Barry yang merujuk pada Google.

Barry yang awalnya adalah fotografer mau tidak mau mengikuti perkembangan teknologi. Saat memamerkan peralatan yang digunakan, Barry memiliki semuanya. Termasuk drone yang berukuran kecil.

Semua itu demi hasil maksimal dalam pembuatan konten. Dari semua informasi yang dibagikan kepada peserta, Barry menegaskan tentang hal penting dalam membuat vlog, yaitu suara.

Oh tidak, postingan kami ini sudah terlalu panjang untuk fokus pada acara. Tentang ilmu yang dibagi Barry, mungkin akan kami buat di halaman berikutnya semisal kami ingat. Terakhir sebelum menutup bagian paragraf ini, Barry juga main TikTok. Menarik sekali di sini.

Workshop


Meski acara ini berbayar, acara ini mendapatkan antusias tinggi dari peserta. Tak heran, peserta saat sesi workshop memiliki peralatan yang sudah di atas rata-rata. Kami yang hanya lewat Smartphone jadi merasa kurang percaya diri.

Usai sesi Barry, acara berlanjut sesi workshop. Peserta diajak mengitari kawasan Kota Lama Semarang. Ini mungkin salah satu alasan mengapa mengadakan acara di Kota Lama selalu menarik.

Peserta diberi tugas untuk membuat video dari peralatan yang digunakan. Meski membuat videonya sendiri-sendiri, peserta dibagi dalam beberapa kelompok.

Ada hadiah tentunya untuk video yang terpilih. Tidak tanggung-tanggung, jutaan rupiah. Rasanya bayar 50 ribu bisa terbayar berlipat-lipat andai menang.

Usai berkeliling, peserta diberi waktu mengedit. Ada yang mengedit menggunakan laptop, ada pula yang mengedit menggunakan smartphone.

Dari daftar pemenang yang diumumkan, kami pikir juara yang menggunakan peralatan lebih keren dari kami memang pantas mendapatkan apresiasi. Tapi kejuatan datang dari rekan kami, sesama bloger, yang meraih juara pertama hanya hanya mengandalkan kamera action cam.


Penilaian juri lebih karena sisi bercerita di dalam video yang menurut mereka lebih dapat feel-nya. Video peserta lain memang bagus-bagus, namun kebanyakan tidak ada pemiliknya yang berada di dalam video (in frame) yang berbicara dengan beragam informasi.

Kampanye lomba ke Vietnam

Selain menawarkan upgrade ilmu bagi peserta yang mengikuti acara, Lensa Academy Semarang juga menjadi tempat bagi penyelenggara mempromosikan agenda lomba yang dibuat.

Terbang ke Vietnam buat yang menang hanya dengan membuat vlog bukan saja menarik perhatian, tapi juga memberikan pengalaman sekali seumur hidup (kalau memang belum pernah ke Vietnam).

Silahkan cari nama program mereka yang bernama ' Lensa Project "Capture Vietnam" di media sosial atau situs lazone.id.

Lensa academy 

Adalah event road show yang dikemas dengan seminar dan workshop. Dalam acara ini, penyelenggara mencari 4 talent, mulai dari fotografer, videografer, drone pilot dan vlogger.

Peserta juga diharuskan registrasi di awal kehadiran saat offline dengan mendaftar sebagai anggota di situs yang berhubungan dengan acara.

Juara pertama ini beruntung sekali

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Mengintip Magnet Otomotif di GIIAS Semarang 2025

Tentrem Yogyakarta: Kemewahan Jawa yang Bikin Pengen Balik