Review Film Petak Umpet Minako


Film Petak Umpet Minako rilis tanggal 7 September 2017 di seluruh bioskop tanah air. Di Semarang, film ini tayang di bioskop Citra XXI dan Cinemaxx, sudah menonton film ini?

Dilihat dari poster filmnya, Petak Umpet Minako sudah memberikan efek serem dengan desainnya terutama pada boneka yang menjadi simbol film berdurasi 87 menit ini dengan wajah putih. Kami memikirkan film horor Jepang yang identik dengan warna putih kepucatan.

Alur maju mundur

Keputusan akhirnya kami menonton film ini lebih karena tawaran dari pihak film yang kebenaran sedang roadshow di kota Semarang. Kami benar-benar tidak membaca sinopsis film Petak Umpet Minako dan tentang informasi lainnya. Jadi, kami langsung menontonnya saja.


Pada awal film tayang, situasinya sudah sangat membingungkan. Kok main kejar-kejaran. Ternyata adegan tersebut akan dijadikan kunci adegan utama nantinya. Mundur ke belakang, alur ceritanya tentang pertemuan alumni Sekolah di sebuah tempat makan. Mereka berkumpul dan bersenang-senang di sana. 

Tidak butuh lama untuk sampai pada titik film sebenarnya. Loncatan cerita yang tiba-tiba berubah drastis, membuat kami benar-benar tidak dapat bernafas. Bagaimana bisa, pertanyaan yang menyelimuti adegan yang sudah kejar-kejaran kembali.

Alur film seperti ini tidak sekali dua kali diperlihatkan dalam film garapan sutradara Billy Christian. Kami menyukainya, karena rasa penasaran yang dibuat cukup mengusik batin kami. Satu sisi menjeleaskan inti cerita dan satu sisi menarik kebelakang tentang arti sebenarnya.

Background gedung sekolah

Salah satu bagian dari bangunannya seperti kami kenal, apakah itu Lawang Sewu? Bila diperhatiin, memang benar. Entah bagaimana dengan kamu yang sudah menontonnya juga.

Film ini fokus pada satu lokasi namun dengan tempat-tempat yang berbeda. Maka adegan lari-lari sesuai judul filmnya, yaitu petak umpet, memang sangat pas sekali. 

Ada satu pertanyaan yang kami pikirkan tentang orang-orang yang ketangkap dan akhirnya menjadi penjaga buat Minako. Apakah kami saja yang merasa mereka seperti cerita film-film zombie? Adengan lari-larian antara penjaga dan mereka yang masih dianggap selamat, membuat sisi seram Minako kurang dapat.

Tiap pindah tempat dan menemukan situasi dimana pada ketakukan karena kehadiran Minako, film ini seperti tidak seram. Apalagi suara langkah Minako yang memang awalnya merupakan boneka perlahan-lahan menjadi besar seukuran manusia. Langkahnya terdengar berisik, meski beberapa adegan kadang bisa terbang.

Selain bangunan gelap yang dibuat konsep gedung Sekolah tak berpenghuni, bangunan gereja pun tak luput menjadi tempat yang digunakan. Dan tempat inilah yang dianggap paling aman dari kejaran Minako.

Apakah Minako seram?

Sebagian mungkin iya, dan sebagian lagi tidak. Saat menjadi boneka, kami sudah membayangkan hal-hal yang membuat adrenalin kami terpacu. Gambaran tentang kisah ini diangkat dari Jepang dan terkenal, kami masih memikirkan adalah bonekanya yang akan menebarkan teror. Ternyata tidak.

Mirip film Jelangkung, yang menggunakan medium untuk memanggil arwah, film produksi PH Nimpuna Sinema ini memasukkan jiwa-jiwa manusia ke dalam boneka. Jadinya bonekanya seperti hidup, gitu.

Saat durasi film sudah berjalan setengah, Minako hadir dalam bentuk manusia yang tetap memperagakan sosok boneka. Dan bonekanya, berada di tempat lain yang setelah meneror, boneka tersebut tidak digunakan lagi.

Pemain Film Petak Umpet Minako

Sasaran film ini sangat jelas menyasar generasi millenials dengan daftar pemainnya yang semuanya masih muda. Tidak ada pemain film senior, yang biasa menjadi pemanis film untuk generasi di atas milenials.

Dari deretan nama pemain, kami hanya mengetahui segelintir nama-nama yang familiar seperti Nicky Tirta, Miller Khan, Gandhi Fernando, dan Herichan. Maafkan kami bila nama-nama lain yang sebenarnya sangat populer namun tidak kami kenali.

Porsi terbesar didapat Miller yang dari awal belum ada muncul, malah menjadi pemain kunci dengan perannya sebagai Baron. Malah pemain utamanya, Regina Rengganis yang berperan sebagai Vindha malah tewas dipertengahan film.

Sosok Vindah merupakan tokoh kunci bagaimana lahirnya masalah yang mereka alami. Dia yang mengajak teman-teman alumni SMA-nya untuk bermain Hitori Kakurenbo (permainan petak umpet menggunakan boneka Itchimatsu dari Jepang yang bernama Minako).

Ada misi tertentu yang memberanikan Vindah yang selama ini selalu diejek sama teman-temannya. Termasuk masalah percintaannya yang tidak terbalas.

Bila Miller mewakili sosok jagoan dalam sebuah film Hero, maka sosok Nicky Tirta yang berperan sebagai Rendi adalah sosok jahat yang keberadaannya sebenarnya tidak diprediksi. Malah peran Gandhi yang jahat dari awal sangat mudah diketahui. Ya, jahat ya jahat aja.

Pemain lainnya yang awalnya biasa-biasa saja, mendekat akhir-akhir film, karakter mereka baru diketahui. Ini seperti itu, dan itu seperti ini. Sederhana sebenarnya.

Sumber gambar : mbahsinopsis.id
...

Akhirnya selesai juga film yang kami tonton bersama dua pemain filmnya di Semarang. Mereka datang dalam rangka roadshow ke kota-kota untuk mempromosikan film. Satu bioskop yang mereka boking memang tidak terisi secara penuh. Suasana dan siapa saja yang ikutan nonton, kamu bisa lihat postingan foto blog yang sudah kami buat di sini.

Film Petak Umpet Minako memang menawarkan sesuatu yang berbeda dari tren horor film Indonesia tahun 2017 ini. Bisa dibilang membawa angin segar dari sisi cerita. Dengan menonton ini, kami baru tahu tentang urband legend dari Jepang ini.

Bila membaca dari cara mereka membawa film ini ke bioskop, tentu ini bisa jadi acuan karya berikutnya untuk membawa cerita yang lebih seru dan berbeda.

Kalau film ini masih tayang di bioskop tempat tinggalmu, film ini bisa menjadi rekomendasi yang malas pergi ke bioskop karena antrian penuh dengan film Warkop. 

Untuk penilaian dengan angka menurut Kofindo film ini berada disekitar 5-6 (perhitungan 1-10). Jangan percaya sama angka ini bila kamu merasa sangat penasaran, lebih baik menonton saja sebelum film ini turun di kotamu.

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?