Akhirnya kita harus mengucapkan sampai jumpa bulan puasa berikutnya. Postingan ini adalah perjalanan terakhir kami mengangkat tema tulisan 'puasa' dengan memberikan pengalaman kami ikut berbuka puasa di beberapa masjid yang punya potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata religi Semarang. Seperti apa buka puasa di Masjid Layur Semarang ini?
Jumat sore (23/6), sehari sebelum hari terakhir puasa, kami sudah berada di halaman Masjid Layur Semarang. Waktu masih menunjukkan pukul setengah 5 sore. Sepertinya kami kecepatan tiba di sini. Suasana masih sepi dan hanya ada 2-3 orang saja.
Kopi Arab, Menu Sajian Berbuka
Jujur kami baru tahu bahwa di sini ada menu sajian khusus selama buka puasa. Seperti menu khas Masjid Pekojan dengan bubur India-nya, Masjid yang berada di jalan Layur Semarang Utara ini punya menu khas yaitu kopi Arab.
Menjelang waktu berbuka, suasana lebih ramai dengan hadirnya masyarakat sekitar yang buka di sini. Ada ruangan khusus yang tersedia untuk digunakan yang letaknya berada di dalam. Terlihat kecil dari luar, Masjid yang juga disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Masjid Menara ini ternyata cukup besar dari dalam.
Menu yang kami nanti sudah disediakan di tengah dan mulai dibagi-bagi. Ceret besar yang sudah berisi kopi dituangkan ke gelas-gelas plastik yang berwarna putih. Menemani sajian utama, menu buka lainnya pun sudah tersedia. Di sini lebih menarik menu bukanya ternyata.
Waktu buka puasa pun tiba, dan kami langsung mencoba kopi yang sekilas tidak ada yang beda atau unik dari tampilannya. Namun saat dicoba, rasanya benar-benar berbeda dengan kopi yang biasa kami minum. Mulai dari aroma dan rasa.
Khusus rasa, kopi di sini terasa pedas. Seperti ada Jahe yang dicampurkan di dalamnya. Dan benar saja, kopi di sini rupanya dicampur dengan bahan rempah-rempah semacam cengkih, kayu manis, serai dan jahe yang telah kami sebutkan sebelumnya. Bila bahannya sudah seperti ini, tentu banyak khasiat yang didapat dan ini pasti menyehatkan.
..
Sebagai kawasan yang dulunya disebut pusat perdaganan di eranya, kampung Melayu memang didominasi masyarakat etnis Melayu yang datang dan bermukim sejak 1743, diikuti pula orang-orang Arab. Kultur ini yang akhirnya masih bisa kita rasakan dari sajian kopi yang dihidangkan tiap bulan puasa.
Masjid yang punya bangunan fisik khusus ini mudah dikenali dengan menara yang menyerupai mercusuar. Kami ingin sekali mencoba naik ke menara tersebut, sayangnya masih belum bisa. Sepertinya belum untuk umum.
Buat kamu yang berencana tahun depan ke Semarang, khususnya bulan puasa. Cobalah mengunjungi Masjid Layur dan beberapa Masjid yang ada di bawah ini. Selain bisa berwisata, kamu bisa merasakan sentuhan sejarah lewat menu yang disajikan.
Selamat hari raya Idul Fitri 1438H.
Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Comments
Post a Comment