Agenda Kota Semarang Bulan Oktober 2025

Pernah nggak sih, lewat Jalan Pekojan saat bulan puasa menuju Masjid Jami Pekojan, lalu terkejut melihat jalanan itu sekarang berubah total jadi lautan kursi plastik penuh anak muda yang asyik nyeruput kopi?
Kami sendiri beneran kaget! Tempat yang dulunya sepi dan gelap, kini mendadak jadi hotspot nongkrong baru di Semarang! Trotoar yang direnovasi rapi oleh Pemkot Semarang ternyata jadi “karpet merah” buat fenomena Pekojan Cafe Street, pusat street coffee yang lagi hits banget di Kelurahan Purwodinatan, Semarang Tengah.
Penasaran gimana jalan tua di kawasan Pecinan ini bisa jadi magnet anak skena Semarang? Yuk, simak cerita lengkap dari kami, termasuk pengalaman mampir langsung ke sana!
Dulu, Jalan Pekojan itu cuma dikenal sebagai penghubung antara Kota Lama dan Pecinan, letaknya dekat Kelenteng Tay Kak Sie dan Pasar Semawis. Malam hari? Suasananya gelap, trotoar rusak, dan nggak banget buat orang pengen mampir.
Tapi, semua berubah total sejak Pemkot Semarang menggeber proyek revitalisasi kawasan Pecinan mulai Juli 2024. Dengan anggaran Rp10,5 miliar di tahap pertama, Pekojan dapat wajah baru:
Jalan dan Trotoar: Aspal mulus, trotoar lebar dengan paving block yang cakep, plus saluran air anti-banjir yang bikin lega.
Penerangan: Lampu PJU (Penerangan Jalan Umum) bikin malam jadi terang benderang dan pastinya lebih aman.
Ornamen Khas: Gapura Tionghoa dan lampion di gang sekitar (seperti Gang Mangkok dan Gang Pasar Baru) sukses nambah vibe heritage yang kuat.
Banyak media lokal bilang, fenomena street coffee ini dipicu warung kecil bernama Tersenyum Kopi di Jl. Pekojan No. 30, yang mulai ramai sejak Juli 2025.
Konsepnya sederhana, tapi ngena: kopi panas, teh tarik, dan gorengan di trotoar, dengan harga super ramah kantong, cuma Rp15.000–25.000. Pemiliknya, Zamran, terinspirasi dari konsep street coffee yang sukses di Jogja dan Solo.
Viral secepat kilat di TikTok dan Instagram, warung ini sukses bikin malam minggu di Pekojan sesak dengan Gen Z. Sekarang, nggak cuma Tersenyum Kopi—deretan warung lain ikut bermunculan, lengkap dengan live music akustik atau promo buy 1 get 1.
Hasilnya? Pekojan menjelma jadi Cafe Street yang autentik: deru mobil lewat, obrolan santai yang riuh, dan aroma kopi yang khas di udara.
Kami nggak mau ketinggalan. Setelah lihat keramaiannya di timeline Instagram, TikTok, sampai X, kami langsung mampir ke Pekojan pada Sabtu malam, 20 September 2025.
Pemandangannya luar biasa! Trotoar penuh Gen Z duduk santai di kursi plastik, nyeruput kopi atau minuman viral lain. Suasananya hidup banget, dipercantik dengan lampu neon, mural di bangunan tua Pecinan, dan obrolan riuh yang enerjik. “Semarang skena banget!” begitu kata caption di salah satu post X yang kami temukan.
Kami coba americano panas di Tersenyum Kopi—rasanya pas, dan harganya cuma Rp15.000! Worth it banget. Sayangnya, kalau lagi ramai, agak susah cari tempat duduk, dan trotoar jadi agak licin kalau habis hujan. Tapi, vibe-nya nggak ngebosenin. Karena dekat Pasar Semawis, kami sempat mampir beli lumpia setelah ngopi—perfect combo!
Pekojan sekarang jadi pusat FOMO Semarang, mirip DP Mall yang tiba-tiba ramai gara-gara ada outlet baru. Anak muda nggak mau banget ketinggalan spot yang lagi happening ini. Apa sih rahasia magnetnya?
Harga Ramah: Kopi mulai Rp15.000. Cocok buat kantong mahasiswa dan yang lagi berhemat.
Vibe Unik: Trotoar penuh kursi plastik, mural heritage, dan lampu neon menciptakan suasana hipster tapi autentik.
Akses Mudah: Lokasinya dekat banget dengan Pasar Semawis dan Kota Lama. FYI, parkir motor agak susah kalau malam minggu.
Sosial Media Magnet: Gapura Tionghoa dan suasana malam Pekojan jadi spot foto yang super Instagramable.
Kami pernah nulis soal rencana revitalisasi Pecinan di blog ini pada 2024. Nggak nyangka, proyek ini beneran ngubah Pekojan jadi magnet baru!
Perbaikan trotoar, lampu, dan ornamen ini adalah bagian dari rencana besar Pemkot buat nyatuin Pecinan dengan Kota Lama dan Kampung Melayu sebagai trilogi wisata heritage. Total anggarannya Rp76 miliar, dan tahap kedua (2025, Rp30 miliar) bakal nambah lampion dan furnitur jalan.
Intinya, tanpa trotoar yang rapi dan terang, Tersenyum Kopi mungkin nggak bakal seheboh sekarang. Infrastruktur yang baik adalah fondasi penting untuk kreativitas lokal.
Mau nyobain nongkrong di Pekojan? Ini tips jitu dari kami biar pengalamanmu maksimal:
Datang malam minggu (19.00–00.00 WIB) buat merasakan suasana yang paling ramai dan vibey.
Pesan americano atau teh tarik di Tersenyum Kopi—menu andalan yang murah dan enak!
Wajib foto di gapura Tionghoa atau mural Gang Mangkok, biar feed IG-mu makin kece.
Parkir di Jl. Gajah atau gang samping, atau naik ojol biar nggak pusing cari tempat pas lagi penuh.
Hati-hati kalau hujan—bawa jaket dan pilih tempat duduk yang kering.
...
Dari jalan sepi penuh sejarah, Jalan Pekojan kini jadi bukti nyata kalau revitalisasi dan kreativitas lokal bisa ngidupin kembali kawasan tua. Tersenyum Kopi mungkin adalah nyala apinya, tapi trotoar rapi dan lampu terang dari Pemkot adalah fondasi yang kokoh.
Jadi, kapan kamu mampir ke Pekojan Cafe Street? Tulis di kolom komentar: kopi apa yang bakal kamu pesen? Atau, ada spot nongkrong Semarang lain yang lagi hits dan wajib kami datangi? Share dong!
Jangan lupa follow dotsemarang untuk update tempat kece lain di Kota Lumpia!
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment