Agenda Kota Semarang Bulan November 2025
Kami baru tahu kalau The Tavern yang terakhir kami kunjungi tahun 2022 sekarang ganti nama jadi Local Tavern. Sepertinya kata re-branding pas banget untuk menggambarkan semangat baru dari tempat makan modern yang berlokasi di Jalan Rinjani Nomor 9 Semarang ini.
Kami kembali berkesempatan mampir ke sana pada tanggal 3 September kemarin, diajak oleh seorang rekan food reviewer. Katanya sih tempatnya baru aja direnovasi, lumayan buat bahan artikel baru di blog dotsemarang.
Tentu saja, tawaran itu langsung kami terima. Kesempatan semacam ini kan langka. Apalagi rekan kami itu kayaknya diundang langsung secara resmi, beruntung banget bisa ikut.
Re-branding
Bukan cuma namanya yang berganti, suasananya pun terasa baru berkat tambahan berbagai aspek yang bikin tempat ini kelihatan beda.
Namun, ciri khas tangga penghubung antara lantai utama dan atas tetap ada, bahkan rasanya masih sama seperti sebelum direnovasi. Hanya saja, sekarang terlihat lebih kinclong dan segar di mata.
Saat ditemui oleh Mas Imam, bagian pemasarannya, kami sempat ngobrol banyak tentang perubahan ini. Untuk sebuah tempat makan yang sudah hampir berusia 13 tahun, memang butuh penyegaran dan perbaikan.
Mendengar angka itu, kami penasaran, apa resepnya bisa bertahan selama itu? Mempertahankan bisnis kan enggak mudah.
Beliau cuma bilang, kuncinya konsistensi. Dan proses re-branding ini juga salah satu cara Local Tavern untuk terus bertahan.
70% Menu Lama
Selain nama dan wajah baru, dari sisi menu juga ada sedikit tambahan untuk mengikuti perkembangan zaman.
Mas Imam menjelaskan, sekitar 70% menu lama masih dipertahankan. Lalu, ada menu-menu baru ala fusion dan Korea yang ditambahkan untuk melengkapi.
Saat diundang, kami sempat mencicipi beberapa menu andalan mereka, yaitu Jimbaran Platter dan Pizza Lusiana. Dalam hati, kami bilang, akhirnya makan mewah juga.
Di tengah obrolan asyik, Mas Imam sempat berbagi informasi menarik tentang "balapan experience". Saat ini, orang-orang cenderung ingin buru-buru membagikan pengalamannya.
Jadi, kalau ada influencer dari luar kota yang mampir ke Semarang, kita bisa ajak mereka, merekomendasikan tempat kita, atau bahkan mengundang sekalian agar mereka bisa merasakan pengalamannya langsung.
Dengan begitu, saat mereka kembali ke kotanya, mereka bisa bercerita banyak tentang pengalaman di Local Tavern.
Sebagai seorang blogger yang merasa taji kami semakin tumpul, poin yang disampaikan Mas Imam ini menjadi pengingat penting: sangat krusial untuk mendapatkan pengalaman lebih cepat dari konten kreator lain.
Namun, entahlah, apakah itu yang dimaksud, atau kami yang terlalu berharap. Rasanya, kami lebih suka menunggu undangan yang sudah pasti-pasti saja. Kalau enggak diundang, ya sudah, tunggu saja.
Sudah 13 tahun berdiri, Local Tavern bukan cuma jadi tempat nongkrong biasa. Keberadaan mereka yang kini melahirkan Tavern Group berhasil menaungi sederet merek populer lain di Kota Semarang, seperti Eastman, Spiegel, Bowery, hingga Tyler's Smoke House.
Semoga dengan re-branding ini, konsumen setia mereka kembali datang dan menarik perhatian pelanggan baru, khususnya Gen Z, yang jadi sasaran pemasaran mereka.
Ulasannya sudah tersedia di halaman eksklusif, Trakteer. Klik di sini.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment