Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan September 2025

Image
September tiba, dan vibes ceria ala Vina Panduwinata kayaknya pas banget buat nyanyi di hati warga Semarang. Bukan cuma soal lagu, tapi juga tentang suka cita menyambut event tahunan yang selalu bikin Kota Lunpia ini hidup. Penasaran apa aja yang bakal ngeramein September 2025? Yuk, kita intip! Bulan Agustus kemarin, Semarang kebanjiran 40 acara yang bikin kota ini nggak pernah sepi. Nah, September ini nggak kalah seru. Dua event besar udah antre buat ngajak kamu nostalgia, jalan-jalan, sampai nyanyi-nyanyi di tengah gemerlap kota. Apa aja sih? Festival Kota Lama Semarang 2025: Nostalgia di Little Netherlands Tanggal 4-14 September 2025, kawasan Kota Lama bakal disulap jadi panggung budaya super meriah dengan tema Color of Unity. Bayangin, Gedung Blenduk dan Marba yang ikonik itu jadi latar pertunjukan seni, kuliner legendaris, sampai pameran yang bikin kamu serasa jalan-jalan ke masa lalu.  Ada Pasar Sentiling yang siap manjain lidah dengan jajanan tempo dulu, dari lumpia legenda...

Data Statistik Internet Dunia Bulan September 2015



Sekitar 57 persen populasi manusia di Bumi tidak terjangkau internet (offline) hingga akhir 2015 nanti. Jumlah tersebut setara dengan 4,2 miliar orang dari seluruh negara.

Referensi ini didapatkan dari bangka.tribunnews.com (27/9/2015) yang juga mengutip dari Nextren dari Engadget (Selasa (22/9/2015). Informasi yang dipost sangat menarik untuk diketahui. Berikut data selengkapnya.

80 persen dari penduduk dunia yang tinggal di negara-negara maju dan berkembang telah terhubung dengan internet. Sementara jumlah penduduk yang terhubung dengan internet di negara-negara miskin dunia hanya sekitar 6,7 persen. Kesenjangan persentase antara negara maju dan negara tertinggal ini sangat jauh.

PBB juga menyoroti sedikitnya konten internet yang tersedia dalam bahasa lokal. Mereka berpendapat tidak ada gunanya menyediakan internet cepat namun isi situsnya tidak bisa dibaca penduduk lokal.

PBB meyakini usaha perusahaan-perusahaan teknologi dunia dalam mengembangkan internet murah, seperti Facebook dan Google, bisa membantu kesenjangan ini. Namun PBB juga mengatakan bahwa perlu usaha dan solusi riil yang lebih komprehensif.

Akses ke internet tentu saja dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi suatu negara. PBB pun mendesak agar negara-negara mulai memikirkan tentang broadband, selain isu-isu seputar kemiskinan dan diskriminasi.

Badan dunia tersebut memprediksi baru pada tahun 2021 mendatang sekitar 60 persen penduduk dunia terhubung dengan internet, terdorong oleh penetrasi smartphone. Jumlah pelanggan data mobile diyakini akan sama jumlahnya dengan pelanggan ponsel reguler pada 2020 mendatang.


Paling digarisbawahi diatas adalah PBB yang menyoroti konten internet yang menggunakan bahasa lokal. Kalau di negara Indonesia sendiri memang banyak bahasa lokal tapi Indonesia sepertinya sudah cukup. Bila harus menggunakan bahasa lokal, sepertinya harus dicoba di beberapa wilayah pedesaan atau pedalaman. Menarik.

Soal akses yang diprediksi tahun 2021, tentu dari sekarang bisa benar-benar terus dikejar khususnya yang ada di sekitar juga. Karena sekitar masih ada juga yang belum terlihat maksimal.

Sumber klik
Gambar : Google



Informasi Pemasangan Iklan

Hubungi @dotsemarang
Email : dotsemarang [@] gmail.com

Comments

  1. Wah rumah baru ya sekarang? Lebih adem sepertinya, dan tentu saja lebih bebas berekspresi karena tanpa embel2 sponsor lagi. Tetap semangat ya Friend... #SalamBlogger :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe.. Terima kasih, mas Dwi. Semoga ini yang terbaik saat ini

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Cara Menggunakan Kuota Pelanggan Baru XL yang Tidak Bisa Digunakan?

Agenda Kota Semarang Bulan September 2025

Agenda Festival Kota Lama Semarang 2025

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai