Bukan sekedar menawarkan gambar menawan, film garapan sutradara Anggie Umbara ini juga memberikan sentuhan cerita yang sangat menarik. Saya Optimis film ini lebih baik dari The Raid. Coba saja nonton film ini kalau tidak percaya.
Awal Oktober, menjadi cerita manis untuk perfilman tanah air. Film-film berkualitas hadir untuk meramaikan bioskop-bioskop di kota tempat tinggal Anda. Salah satunya film 3 atau Alif Lam Mim.
Kelas dunia
Gambar dengan efek ala hollywood ini benar-benar memanjakan mata saya. Belum lagi suara yang dihasilkan dengan perpaduan musik yang mumpuni. Tak ada lagi gaya perkelahian yang itu-itu saja. Saya salut dengan semua adegan yang ditampilkan.
Masih ingat bagaimana film the Raid? Ya, kurang lebih sama bila dilihat sekilas. Namun dari sisi pengambilan gambar, adegan berantem dan lainnya, film 3 lebih unggul menurut saya.
Teknologi tahun 2036
Seperti terlalu jauh berangan-angan tentang tahun 2036 tapi gambaran tersebut setidaknya bisa kita bayangkan dengan melihat teknologi yang digunakan. Anda dapat melihat perangkat gadget mulai dari laptop, komputer hingga ponsel semuanya transparan.
Apalagi internet, seolah tidak terkendala sama sekali pada tahun tersebut. Memindahkan aktivitas seperti gambar, video dan file seenak udel saja. Ah, andai itu kenyataan di tahun sekarang.
Alur cerita maju mundur
Pada awal cerita, penonton dibawa ke tahun 2015. Itu sekarang. Kemudian berlanjut dari tahun ke tahun. Seperti membayangkan film Zombie yang membuat kota lumpuh dan hancur, begitulah yang terlihat.
Alief, Lam, dan Mim adalah tokoh utama dari film dengan durasi 2 jam ini. Ketiganya punya story masing-masing yang diberi porsi lebih untuk membuat penonton memiliki banyak kisah untuk diketahui.
Alief, dari awal mulai sudah terlihat sangat keras dan menjunjung tinggi profesional kerja sebagai pasukan khusus. Namun kerasnya Alief tetap dibumbui kisah asmara masa lalunya yang kembali. Sangat sedang porsinya untuk melihat mereka bersama-sama.
Lam, seorang jurnalis dan dikenal dengan tulisannya yang sangat tajam. Lebih diceritakan sebagai seorang yang sayang keluarga dan mempertahankan persahabatan antara Alief dan Mim.
Mim, tokoh yang sabar, religius namun memiliki kemampuan beladiri yang luar biasa. Ditaruh sebagai musuh aparat dan Alief karena soal teroris, meski begitu mereka tetap menjunjung persahabatan.
Dari semua tokoh yang diceritakan, akhirnya ditemukan dengan benang merah. Renteran cerita yang maju mundur benar-benar berhasil memperdaya penonton untuk tidak mengetahui siapa sebenarnya yang menjadi musuh.
Konflik teroris dan agama
Garis besarnya konflik yang dimunculkan adalah tentang teroris yang ditujukan kepada mereka yang masih percaya agama. Tidak bisa dibayangkan tahun 2036 saat itu melarang seseorang menggunakan atribut muslim untuk masuk ke sebuah tempat makan. Dan diposisikan kurang menyenangkan saat bertemu mereka.
Pada akhirnya, kejahatan tetap kalah dengan kebaikan. Dan semua itu hanya soal keseimbangan dari orang-orang yang memiliki banyak kepentingan.
…
Sangat suprise sekali melihat film ini diawal bulan Oktober. Seperti ini seharusnya film-film Indonesia yang membuat penonton berbondong-bondong pergi ke bioskop.
Selain gambar yang dihasilkan sangat berkualitas, suara audio yang menggelegar, film ini menampilkan sisi perkelahian jarak dekat yang biasa dikenal dengan silat. Inilah Indonesia sebenarnya.
Terlalu memuji kadang kurang baik tanpa ada cacat sama sekali film ini. Tapi mau bagaimana lagi, ini lebih keren dari The Raid menurut saya.
So, silahkan buktikan saja sendiri bila Anda tidak percaya dengan saya. Selain membawa aktor-aktor yang berkualitas, film ini juga memaksimalkan potensi beberapa aktof yang selama ini tidak terexplore.
Gambar (atas) : Google
…
Informasi Pemasangan Iklan
Hubungi @dotsemarang
Email : dotsemarang [@] gmail.com
Comments
Post a Comment