Agenda Kota Semarang Bulan November 2025
Ada yang tidak biasa dan cukup menarik perhatian kami di Car Free Day Simpang Lima Semarang, tepatnya di Jalan Pahlawan di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah. Bukan tontonan zumba atau atraksi sepatu roda, melainkan pameran kendaraan bermotor skala besar!
Pemandangan ini sontak mengingatkan kami pada event otomotif besar sebelumnya. Benar saja, logo acara kali ini mirip dengan Grand Maerakaca Auto Show 2 Road to GIIAS 2023 yang pernah kami liput. Bedanya, kali ini namanya adalah Government Autoshow 2025 (GAS 2025).
Dari namanya saja sudah ketahuan, pameran otomotif ini pasti ada "campur tangan" Pemerintah. Setelah kami selidiki, benar bahwa GAS 2025 ini diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Bapenda Jateng.
Strategi jemput bola ini sangat unik: membawa deretan mobil baru dengan berbagai display dan warna mencolok, langsung ke tengah-tengah keramaian orang yang sedang berolahraga.
Memang, pameran di pagi hari dengan nuansa Car Free Day yang santai dan terbuka ini adalah hal yang patut diapresiasi. Kapan lagi bisa melihat deretan mobil display berjejer rapi di area yang biasanya dipenuhi pejalan kaki dan sepeda?
Namun, di sisi lain, kehadiran stand pameran yang cukup masif ini sedikit mengurangi nuansa dan kenikmatan aktivitas CFD kami. Entah mengapa, terasa ada sedikit pergeseran dari ruang publik menjadi ruang komersial. Apakah ini hanya perasaan kami saja?
Meskipun kami sempat terganggu dan tak banyak mengeksplorasi kegiatan live di sana (padahal host-nya cukup hits dan pasti event ini berkapasitas besar), rasa penasaran kami muncul: Mengapa Pemerintah sampai harus turun gunung dan membuat event pameran di CFD?
Ini adalah indikasi yang sangat kuat. Upaya Pemerintah lewat Bapenda menggandeng puluhan dealer untuk tampil all-out di ruang publik seperti CFD bukanlah tindakan biasa, melainkan sebuah strategi stimulus ganda yang dirancang untuk mengatasi perlambatan di sektor otomotif.
Secara umum, pasca booming pandemi, penjualan otomotif memang sedang menghadapi tekanan dan tren kelesuan. Ini bukan rahasia lagi. Alasannya beragam:
Suku Bunga Tinggi: Kenaikan suku bunga membuat cicilan kredit kendaraan menjadi lebih berat.
Insentif Berakhir: Berakhirnya program insentif pemerintah (seperti PPnBM DTP) membuat harga mobil kembali normal dan menahan daya beli masyarakat.
Melalui GAS 2025 yang berani tampil beda di area terbuka CFD ini, ada dua target utama yang ingin dicapai:
Bagi Pemerintah (Bapenda): Fokusnya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Semakin banyak kendaraan baru yang terjual saat ini, semakin besar basis pajak daerah yang akan masuk ke kas Pemprov di masa depan.
Bagi Dealer/Industri: Acara ini merupakan upaya masif untuk menciptakan hype dan demand di tengah kelesuan pasar. Partisipasi dealer yang banyak menunjukkan optimisme dan upaya keras mereka untuk:
Meningkatkan traffic dan awareness langsung kepada calon pembeli di luar showroom.
Mengubah minat (seperti yang terlihat dari keramaian di lokasi) menjadi transaksi pembelian.
Sebagai catatan penting: Meskipun namanya Government Autoshow yang kental dengan layanan publik, observasi kami menunjukkan bahwa layanan Samsat Cepat/Keliling justru tidak berada di lokasi pameran utama CFD hari itu, melainkan di titik lain. Hal ini memperkuat dugaan kami bahwa fokus utama event di Jalan Pahlawan ini adalah mendongkrak penjualan dan ekonomi dengan dukungan legitimasi Pemerintah.
📝 Bukan konten rilis atau berbayar/kerja sama.
...
Kami apresiasi keberanian para stakeholder untuk tampil beda, membawa pameran otomotif dari mall atau gedung ke area terbuka yang lebih merakyat. Ini adalah fenomena menarik yang patut dicatat dalam perkembangan event di Semarang.
Apakah kamu juga sempat melihat event Government Autoshow 2025 ini kemarin? Coba ceritakan impresi kamu di kolom komentar!
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment