Agenda Kota Semarang Bulan November 2025
Kami sedikit terkejut melihat unggahan resmi di Instagram Disbudpar Kota Semarang mengenai pergantian pucuk pimpinan di akhir bulan Oktober 2025 ini. Padahal, belum lama kami sempat bertemu dengan Pak Wing Wiyarso Poespojoedho yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang.
Tentu, sebagai bloger lokal yang berfokus pada potensi Kota Semarang, kabar ini terasa mengagetkan sekaligus menimbulkan pertanyaan besar: Apakah pergantian mendadak ini akan memengaruhi strategi besar pariwisata Kota Semarang, terutama dalam mengejar target ambisius 7,5 juta wisatawan di tahun 2025?
Yang menarik dari rotasi ini adalah kembalinya wajah familiar, yaitu Indriyasari, S.E., M.A.P., untuk kembali menempati kursi Kepala Disbudpar Kota Semarang.
Pergantian ini merupakan bagian dari rotasi pejabat Eselon II yang rutin dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, dengan pelantikan terbaru dilaksanakan pada 23 Oktober 2025.
Fakta Rotasi:
Indriyasari (Kepala Disbudpar yang baru) sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Disbudpar sebelumnya di tahun 2021.
R. Wing Wiyarso Poespojoedho (Kepala Disbudpar sebelumnya) kini menjabat sebagai Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Semarang.
Bagi kami, pergantian ini seolah mengubur rencana sinergi yang baru hendak kami jajaki dengan pimpinan sebelumnya. Namun, di sisi lain, kembalinya Indriyasari membawa harapan akan akselerasi program kerja yang mungkin sempat tertunda.
Fokus utama kami adalah pada target 7,5 juta wisatawan yang pernah kami ulas sebelumnya. Bisakah target ini dikejar di sisa waktu tahun 2025 di bawah kepemimpinan yang baru?
Kami melihat latar belakang Indriyasari sebagai sebuah keunggulan strategis yang sangat relevan untuk mencapai target tersebut:
Pengalaman di Disbudpar: Beliau sudah paham betul seluk beluk, potensi, dan tantangan di sektor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. Ini berarti tidak ada waktu yang terbuang untuk proses adaptasi.
Latar Belakang Bapenda (Keuangan): Sebagai mantan Kepala Bapenda, beliau memiliki latar belakang kuat di bidang pendapatan daerah, keuangan, dan optimalisasi aset. Pariwisata adalah salah satu penyumbang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD). Rotasi ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mengakselerasi peningkatan PAD dari sektor pariwisata dan memastikan target ambisius didukung oleh strategi finansial dan administrasi yang kuat.
Akselerasi Digitalisasi: Saat di Bapenda, beliau dikenal fokus pada digitalisasi layanan dan peningkatan penerimaan pajak. Kami berharap, aspek digitalisasi ini akan segera diterapkan di Disbudpar untuk mengoptimalkan promosi, ticketing, dan layanan wisata lainnya.
Rotasi jabatan sering kali bertujuan untuk akselerasi program kerja yang tertunda atau untuk membawa angin segar strategi. Kembalinya Indriyasari mengindikasikan bahwa Pemkot Semarang menaruh ekspektasi tinggi agar pengalaman dan pemahaman beliau terhadap Disbudpar dapat segera mendorong percepatan program, khususnya yang berdampak langsung pada peningkatan jumlah kunjungan dan PAD.
Fokus strategis dari Kepala Disbudpar yang baru ini kemungkinan besar akan mengarah pada:
Peningkatan Efisiensi: Optimalisasi retribusi dan pengelolaan aset-aset wisata Kota Semarang.
Stabilitas dan Keberlanjutan: Pengembalian sosok yang familiar diharapkan dapat membawa stabilitas dan memastikan program-program strategis yang sudah ada (seperti pengembangan Kota Lama dan event tahunan) dapat berjalan tanpa hambatan birokrasi yang berarti.
Pergantian pimpinan memang berpotensi menghambat laju program sesaat. Namun, dengan pengalaman dan track record Indriyasari, kami berharap target 7,5 juta kunjungan wisatawan dapat dikejar dengan strategi yang lebih tajam dan terintegrasi, khususnya dari sisi keuangan dan digitalisasi.
Kami tidak menyangka beliau menjabat lagi. Kembalinya Indriyasari ke Disbudpar juga membawa kembali memori betapa tidak mudahnya pemilik blog lokal seperti kami untuk dapat terlibat secara aktif dalam peran-peran pemasaran digital pariwisata Kota Semarang saat masa jabatan beliau sebelumnya.
![]() |
| Ketemu Pak Wing di acara Kresem Talk awal Oktober |
Saat itu, kami merasakan bahwa ada kecenderungan kuat untuk memilih bermitra dengan Genpi (Generasi Pesona Indonesia), sebuah komunitas pariwisata yang dibentuk dan didukung langsung oleh Kementerian Pariwisata.
Pengalaman ini memunculkan pertanyaan: Apakah kanal-kanal promosi digital lokal yang independen dan berakar kuat di Semarang akan kembali terpinggirkan?
Dengan tantangan target 7,5 juta wisatawan yang begitu besar, kolaborasi dan sinergi digital harusnya dibuka lebar-lebar, tidak hanya terfokus pada satu komunitas. Kami berharap, kepemimpinan baru ini dapat lebih merangkul potensi dan jangkauan para blogger dan content creator lokal yang memiliki vibe khas Semarang.
Jika tidak, sepertinya para pemilik blog lokal harus bersiap "gigit jari" lagi, dan peluang mendongkrak pariwisata melalui narasi digital yang otentik akan terlewatkan.
Mari kita tunggu dan dukung langkah konkret Kepala Disbudpar Kota Semarang yang baru! Semoga target Pariwisata Kota Semarang tercapai!
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment