Agenda Kota Semarang Bulan November 2025
Mendengar kata kirab, kami pasti langsung membayangkan arakan meriah di jalanan utama. Semarang memang dikenal sebagai salah satu kota yang sering memanfaatkan momen keramaian ini sebagai ajang promosi dan peringatan. Setiap ada kabar seperti ini, kami tentu langsung tertarik untuk menyaksikannya secara langsung.
Tiba-tiba saja, akun Instagram @semarangpemkot merilis informasi tentang event Kirab Merah Putih Bersatu dan Maju. Tak lama kemudian, Dinas Perhubungan Kota Semarang menyusul dengan info penutupan jalan karena rute kirab akan dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Simpang Lima.
Waktunya memang cukup mepet, kurang dari seminggu jika dihitung dari tanggal terbit postingan di media sosial. Namun, semangat peringatan dalam rangka Hari Pahlawan Nasional – 10 November 2025 ini jelas tidak bisa ditunda dan harus tetap terlaksana.
Kami bersyukur, acara yang diselenggarakan pada Senin pagi tersebut disambut oleh langit cerah. Maklum, di musim penghujan ini, cuaca menjadi sulit diprediksi.
Dalam poster resminya, acara yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, bekerja sama dengan PPM LVRI (Pemuda Panca Marga Lembaga Veteran Republik Indonesia) Jawa Tengah ini, tertulis akan dimulai pukul 06.00 WIB.
Akan tetapi, informasi penutupan jalan baru akan berlaku pukul 07.30 WIB. Ini berarti arak-arakan kirab baru akan berjalan efektif sekitar pukul 8 pagi atau bahkan lebih. Event yang melibatkan banyak pihak memang seringkali sulit ditebak waktunya, terkadang tidak sesuai dengan jadwal tertulis.
Kami yang sudah tiba di sekitar Balai Kota sejak pukul 06.30 pagi akhirnya hanya bisa menunggu. Karena ini bukan liputan resmi ataupun undangan, kami sengaja memilih untuk santai di luar, tidak mengambil bagian di dalam halaman Balai Kota.
Memang harus diakui, menunggu itu tidak nyaman. Tapi demi misi bisa melihat momen sakral ini secara langsung, wajar saja rasanya berteman sebentar dengan rasa bosan.
Setelah penantian yang cukup lama, dua jam lebih kami menunggu, akhirnya kirab Bendera Merah Putih pun mulai berjalan. Awalnya, kami menangkap momen barisan ini di depan pintu masuk DP Mall Semarang.
Namun, kami ingin mendapatkan sudut pandang berbeda, yaitu melihat kirab dari atas. Kami pun segera bergegas menuju Jalan Pandanaran.
Peserta kirab yang didominasi oleh pelajar ini berjalan dengan tempo yang cukup santai, sehingga kami tiba tepat waktu di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pandanaran.
Ukuran lebar benderanya mungkin tidak terlalu besar, namun panjangnya itu lho yang membuat kirab kali ini jauh lebih menarik! Konon, panjang bendera yang diarak ini mencapai hampir dua kilometer.
Tantangan di jalanan pasti selalu ada. Yang paling mencolok adalah pengendara yang tetap diperbolehkan menembus barisan kirab. Kami sempat mengira jalan akan steril total seperti event-event kirab Pemkot Semarang sebelumnya, ternyata tidak.
Beberapa kali kendaraan bermotor terpaksa mengganggu aktivitas kirab yang memang jumlah pesertanya sangat banyak dan memanjang. Tentu sulit untuk menyalahkan pihak tertentu sepenuhnya. Apalagi saat melintasi area rumah sakit, di mana kebutuhan pasien harus disegerakan.
Berbeda dengan kirab-kirab rutin yang biasanya bertujuan untuk pelestarian budaya dan wisata, event kali ini memang tidak seantusias biasanya disaksikan oleh masyarakat umum di pinggir jalan.
Aktivitas yang ditampilkan di sepanjang kirab pun relatif tidak banyak. Ada bagian budaya seperti Barongsai di akhir barisan, tapi fungsinya lebih sebagai pemanis biasa.
Namun, yang terpenting adalah tujuan acara utamanya: menghormati jasa para Pahlawan. Melalui simbolisasi bendera Merah Putih sepanjang dua kilometer ini, tujuannya adalah mempererat semangat persatuan dan menumbuhkan kebersamaan untuk Indonesia yang lebih maju.
Karena bukan liputan resmi dan tidak ada undangan khusus, kami mengakhiri pengamatan hanya sampai kirab selesai di Jalan Pandanaran.
Peserta kirab kemudian melanjutkan perjalanan menuju lokasi utama perayaan yang ada di Lapangan Simpang Lima. Untung saja kami sudah membawa bekal air minum sendiri, karena betapa melelahkannya menunggu berjam-jam dan berpindah tempat demi momen sakral ini.
Semoga apa yang kami bagikan ini bisa menambah semarak peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025 dari sudut pandang Kota Semarang.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment