Agenda Kota Semarang Bulan Oktober 2025

Kami masih ingat betul, ada enam merek baru yang turut meramaikan pameran akbar GIIAS Semarang tahun ini. Dari total tersebut, lima di antaranya didominasi oleh merek roda dua. Yang menarik perhatian kami, kelima merek motor tersebut ditempatkan bukan di ballroom utama, melainkan di area foyer atau pre-function.
Penempatan ini justru membuat ballroom utama pameran benar-benar didominasi oleh mobil dan terasa jauh lebih tertata.
Kami akui, tata letak pameran kali ini terasa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Meski sekilas lima merek baru ini tampak seperti 'dianak-tirikan' karena posisinya, kami punya sudut pandang lain. Justru penempatan di area masuk ini berhasil langsung mencuri perhatian pengunjung begitu mereka selesai check-in tiket.
Kami tidak tahu pasti seperti apa kesepakatan antara merek-merek ini dengan pihak panitia GIIAS Semarang. Namun, jika mengambil sisi positifnya, posisi ini merupakan panggung utama di mata pengunjung yang baru datang.
Booth Royal Enfield hari pertama |
Pengunjung yang penasaran pasti akan menghentikan langkah mereka sejenak untuk melihat-lihat, apalagi line-up dari merek-merek motor yang hadir bukan kaleng-kaleng:
Royal Enfield
Maklum saja, harga yang ditawarkan rata-rata di kisaran puluhan hingga ratusan juta, setara dengan satu unit mobil baru. Merek-merek motor premium ini jelas punya daya tarik tersendiri.
Dari kelima merek tersebut, booth Royal Enfield mungkin menjadi yang paling menarik. Meski hanya memajang dua unit kendaraan, konsep booth-nya terlihat lebih hidup dan bergairah.
Berbeda dengan empat merek lainnya, yang booth-nya digabungkan dalam satu area. Penempatannya seperti terlihat pada gambar, dan pengunjung yang benar-benar mengerti nilai dari kendaraan ini yang kemungkinan akan berhenti lama.
Kami sempat bertanya-tanya, apakah penempatan ini upaya memaksimalkan ruang atau memang keinginan merek agar proses desain booth tidak terlalu rumit?
Ada satu hal lagi yang membuat kami mengernyitkan dahi tahun ini: ketiadaan motor listrik di jajaran merek roda dua yang berpartisipasi. Ditambah penempatan mereka di luar ruang utama yang megah dan lega, muncul lagi pemikiran bahwa merek-merek baru ini seolah-olah "dianak-tirikan".
Namun, area transisi itu tidak sepenuhnya hanya diisi merek roda dua. Ada banyak booth lain yang masih terkait industri dan sponsor.
Terlepas dari itu, kami merasa sangat lega ketika melangkahkan kaki memasuki ruangan utama GIIAS Semarang. Merek-merek roda empat mendesain booth mereka dengan luar biasa, namun suasana tetap terasa lega. Ini kontras dengan GIIAS tahun sebelumnya yang terasa padat dan campur aduk.
Booth Royal Enfield menjadi satu-satunya perwakilan roda dua yang konsepnya benar-benar sesuai dengan ekspektasi kami untuk sebuah event sekelas GIIAS. Sementara lima merek motor lainnya, kesannya lebih seperti pameran di pusat perbelanjaan biasa, dengan fokus utamanya hanya pada penjualan.
Hari ke-4, ternyata nambah kendaraan si Royal Enfield |
Bagi pengunjung yang tidak terlalu familiar dengan merek dan dunia motor besar ini, mungkin hanya akan sekadar melirik tanpa berhenti lama untuk melihat atau mengabadikannya.
Ini tentu menjadi catatan penting bagi penyelenggara dan merek yang berpartisipasi di GIIAS Semarang untuk tahun-tahun berikutnya. Apakah ada di antara Wong Semarang yang punya pemikiran serupa dengan kami?
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment