Agenda Kota Semarang Bulan Oktober 2025

Mendengar nama Bajaj, ingatan kita pasti langsung tertuju pada ikon transportasi roda tiga di Jakarta. Nah, kehadiran moda yang sama di Kota Semarang tentu menjadi hal yang sangat menarik dan mengundang rasa penasaran. Bagaimana bisa? Apakah pengalaman naik Bajaj di Ibu Kota Jawa Tengah ini akan sama dengan yang selama ini kita bayangkan?
Inilah yang dijajal oleh Maxride. Mereka mencoba peruntungannya hadir di Semarang sejak bulan September lalu. Maxride menawarkan layanan serupa dengan transportasi online raksasa seperti Gojek, Maxim, hingga Grab, namun dengan satu pembeda utama: moda transportasi utamanya adalah Bajaj roda tiga.
Bagi warga Semarang, ini jelas merupakan pengalaman baru dan unik yang wajib dicoba.
Langkah pertama yang kami lakukan sebagai pengguna baru tentu saja mengunduh aplikasinya. Aplikasi Maxride tersedia di Play Store dengan ukuran yang tergolong ringan, hanya sekitar 28 MB.
Di deskripsi Play Store, Maxride sendiri mendefinisikan diri sebagai layanan Transportasi dan Kurir. Di awal, kami sudah melihat peluang besar ada pada segmen Kurir ketimbang transportasi penumpang di Semarang, dan alasannya akan kami bahas di bawah.
Setelah instalasi dan pengisian data, kami segera mencoba melakukan pemesanan. Ternyata, tidak semudah membalik telapak tangan. Kami menunggu hampir setengah jam, namun aplikasi terus kesulitan menemukan driver.
Aplikasi berulang kali memberikan notifikasi bahwa semua driver sedang sibuk, bahkan dengan pesan yang terasa puitis: "Silakan coba lagi suatu saat nanti." Untung saja aktivitas kami saat itu tidak menuntut terburu-buru, sehingga kami tetap sabar menunggu demi mencicipi pengalaman Maxride ini.
Saat kami membandingkan tarif awal Maxride dengan transportasi online yang sudah mapan, memang terasa sedikit lebih tinggi. Oleh karena itu, kami putuskan untuk mengambil rute terdekat saja, sembari memanfaatkan promo yang sedang ditawarkan untuk menghemat biaya.
Untuk opsi pembayaran, aplikasi sudah menyediakan dua pilihan: Tunai (Cash) dan Dompet (Non-tunai). Sayangnya, fitur top up untuk dompet digital (non-tunai) saat kami coba belum dapat diakses.
Setelah penantian, akhirnya kami berhasil menemukan driver! Bajaj berwarna merah yang sudah ditunggu-tunggu pun tiba. Bajaj mulai berjalan. Suaranya tidak terlalu bising, dan tentu saja tidak perlu berharap adanya AC karena jendelanya memang dirancang terbuka, menawarkan angin sepoi-sepoi khas kota.
Rasa penasaran membuat kami langsung mengobrol santai dengan driver di perjalanan, termasuk mengeluhkan waktu tunggu yang cukup lama saat memesan.
Driver tersebut menjelaskan bahwa armada Maxride di Semarang memang masih sangat terbatas. Wajar saja bila waktu tunggu terasa lama, sebab saat artikel ini kami tulis, jumlah driver di Semarang informasinya baru sekitar 20-an unit.
Distribusi armadanya pun masih berfokus di area perkotaan (Semarang Bawah). Jadi, bagi calon penumpang yang berada jauh dari area Simpang Lima, kemungkinan besar akan mengalami kesulitan mendapatkan layanan Maxride.
Pertanyaan penting selanjutnya: Apakah Bajaj Maxride ini mampu mengantar ke Semarang Atas (daerah tanjakan)?
Driver dengan yakin menjawab BISA. Alasannya karena kendaraan roda tiga yang digunakan oleh Maxride memiliki kapasitas mesin yang mumpuni, yaitu 200 cc. Ini setara dengan motor roda tiga niaga seperti Tosa atau Viar.
Informasi ini kami konfirmasi: model kendaraan Maxride adalah Bajaj RE (Rear Engine) yang memang memiliki spesifikasi mesin di sekitar 199cc hingga 200cc, menjadikannya tangguh untuk melewati berbagai kontur jalanan Semarang.
Meski baru sepekan mengaspal, kami melihat Maxride memiliki potensi besar di masa depan. Namun, tantangan terbesarnya saat ini adalah mengatasi masalah ketersediaan driver dan demand yang masih terbatas.
Kami mendapat wawasan menarik dari driver bahwa fokus Maxride seharusnya diarahkan ke layanan Kurir terlebih dahulu. Mengapa?
Moda transportasi roda tiga ini memiliki ruang kargo (space) yang jauh lebih besar dibandingkan ojek online roda dua. Hal ini bisa menjadi nilai jual eksklusif yang menyasar:
Orang-orang yang berbelanja dalam jumlah besar di pasar atau pusat perbelanjaan.
Pengiriman barang berukuran sedang yang tidak bisa dibawa motor biasa, tapi terlalu kecil untuk dipesan mobil boks.
Kelebihan kapasitas ruang ini adalah jawaban utama mengapa kami melihat peluang terbesar Maxride di Kota Semarang berada di segmen kurir atau pengiriman barang yang spesifik.
...
Sebagai wajah baru di kancah transportasi online Semarang, Maxride layak untuk dicoba, terutama jika Anda mencari pengalaman perjalanan yang seru dan unik. Namun, kami mengingatkan untuk selalu bersabar saat melakukan pemesanan karena jumlah driver memang masih terbatas di awal kehadirannya ini.
Potensi Maxride di masa depan sangat menarik, terutama jika mereka dapat menggarap secara serius layanan kurir dengan keunggulan kapasitas ruangnya. Kita tunggu saja bagaimana waktu akan menjawabnya.
Bagaimana, sudah nyobain Maxride?
Catatan: Ulasan ini murni pengalaman kami sebagai pengguna dan bukan merupakan konten kerja sama atau berbayar dengan pihak Maxride.
Artikel terkait :
KEREN SEKALI
ReplyDelete