Agenda Kota Semarang Bulan Oktober 2025
Peringatan Hari Blogger Nasional sudah tiba. Kami sadar, bagi banyak pemilik domain, gairah menulis dan mempublikasikan memang sudah tidak semenarik dulu lagi. Namun, alih-alih meratapi atau menyalahkan pihak luar, saatnya kita, para blogger, mengubah sudut pandang.
Sudah 18 tahun momen 27 Oktober ini dikumandangkan. Sudah saatnya kita melihat blogger bukan hanya sebagai penulis harian atau pemilik hobi. Hari ini, blogger, termasuk platform informasi lokal seperti kami di Dotsemarang, telah bertransformasi menjadi entitas industri yang nyata. Transformasi ini menempatkan kreativitas digital sebagai aset yang memiliki kapasitas produksi terukur, target market spesifik, dan dampak ekonomi yang diakui dalam subsektor Ekonomi Kreatif.
Kami teringat pengalaman menarik awal Oktober ini ketika berpartisipasi dalam sebuah event yang berhubungan dengan Ekonomi Kreatif (Ekraf). Kami, sebagai pengelola blog, sempat tersendat saat diminta mengidentifikasi diri: apakah kami termasuk Pelaku Kreatif?
Setelah menganalisis beberapa poin, kami menyimpulkan: secara umum, ya, blogger termasuk dalam kategori Pelaku Kreatif.
Mengapa demikian?
Memproduksi Konten Orisinal: Blogger menghasilkan konten orisinal (tulisan, foto, data) yang memerlukan riset, ide, dan kemampuan penyampaian yang terstruktur. Ini adalah inti dari kegiatan kreatif.
Mengekspresikan Gagasan: Kami menggunakan platform blog untuk menyalurkan gagasan, pengetahuan, cerita, atau keahlian. Komunikasi yang efektif ini adalah bentuk kreasi bernilai.
Memanfaatkan Keterampilan Digital: Aktivitas ngeblog selalu melibatkan keterampilan menulis, fotografi, desain, hingga strategi konten digital, yang semuanya merupakan aset kreatif yang berharga.
Pengakuan sebagai Pelaku Kreatif membawa kami ke tantangan berikutnya: di mana posisi blogger dalam pembagian subsektor Ekonomi Kreatif?
Di tengah opsi yang tersedia, kami menemukan tiga subsektor yang mungkin menaungi blogger:
Aplikasi dan Pengembang Permainan: Sering diperluas untuk mencakup pengembangan sistem dan konten berbasis digital secara umum.
Desain Komunikasi Visual (DKV): Cocok untuk blogger yang sangat mengutamakan sisi visual, tata letak, atau infografis dalam publikasinya.
Penerbitan (Publikasi): Pilihan terkuat kami. Inti dari blogging adalah aktivitas menulis dan mempublikasikan teks secara teratur. Blog adalah bentuk modern dari publikasi digital yang tujuannya menyebarkan informasi dan opini.
Kami akhirnya memilih Penerbitan sebagai subsektor yang paling relevan. Pilihan ini menegaskan bahwa fokus utama kami adalah memproduksi dan mendistribusikan artikel informatif secara berkala.
Pertanyaan besar kemudian muncul: Apa bedanya Industri Kreatif dan Ekonomi Kreatif? Dan di mana posisi kami?
Secara sederhana: Industri Kreatif adalah wadah/sektor tempat aktivitas kami berada (yaitu Penerbitan Digital). Sementara Ekonomi Kreatif adalah payung besar yang menghitung hasil atau kontribusi seluruh industri tersebut terhadap perekonomian nasional (PDB).
Dengan kata lain: sebagai blogger berita lokal Dotsemarang, kami adalah Pelaku Industri Kreatif di subsektor Penerbitan. Aktivitas kami—mulai dari riset, menulis, hingga mendistribusikan 30-60 konten orisinal bulanan ke 20.000 Pageviews audiens—adalah mesin yang berkontribusi pada pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia. Kami bukan hanya penulis, tetapi juga pelaku industri.
Di momen Hari Blogger Nasional ke-18 ini, kami ingin mengajak para blogger untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga mengambil peran proaktif. Masa depan blogger tidak hanya tergantung pada algoritma search engine atau kebijakan pemerintah, tetapi pada pengakuan dan pemberdayaan diri sebagai aset industri.
Jembatan Komunitas dan Ekonomi Lokal: Blogger lokal adalah jembatan paling efektif antara informasi dan masyarakat. Kita memiliki peran krusial dalam mempromosikan UMKM, event, dan potensi daerah. Dalam konteks Semarang, Dotsemarang berfungsi sebagai media komunitas yang kredibel, menggerakkan minat dan konsumsi lokal—sebuah kontribusi nyata pada Ekraf daerah.
Kemandirian Data: Ke depan, blogger harus lebih serius dalam mengukur kapasitas dan dampak mereka (seperti menggunakan metrik Pageviews atau Users). Pengukuran yang akurat adalah bahasa bisnis. Data ini yang akan digunakan untuk menarik kolaborasi dan pengakuan dari sektor komersial maupun pemerintahan.
Mendorong Subsektor "Media Baru": Blogger harus mendorong agar klasifikasi subsektor Ekraf terus diperbarui agar mencakup "Konten Digital" atau "Media Baru" secara spesifik. Ini akan memberikan pengakuan yang lebih solid dan relevan bagi seluruh kreator berbasis internet.
Mari jadikan Hari Blogger Nasional ini sebagai momentum untuk menyadari bahwa pena dan keyboard kita adalah alat produksi yang berharga dalam ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia.
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment