Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan Agustus 2025

Image
Bulan Agustus tiba, dan Indonesia tercinta merayakan ulang tahun ke-80! Semarak peringatan 17 Agustus akan memenuhi Kota Semarang dengan berbagai kegiatan dan perayaan. Yuk, kita sambut kemerdekaan dengan penuh semangat dan cari tahu agenda seru apa saja yang bisa kamu ikuti di kota ini. Sudut-sudut kampung di Semarang sudah berhias atribut kemerdekaan. Bendera merah putih dan dekorasi warna-warni memenuhi jalanan, sementara lampu penerang jalan tampil menawan dengan bentuk-bentuk unik yang mencuri perhatian. Suasana kemerdekaan benar-benar terasa di setiap penjuru kota! Sambil menunggu daftar agenda lengkap yang kami kumpulkan di halaman ini, kamu bisa intip agenda rutin yang sudah kami siapkan. Siapa tahu ada acara yang bikin kamu ingin ikut meramaikan! Agenda Semarang Pernah dengar istilah Rojali dan Rohana ? Ini bukan nama orang, melainkan akronim kreatif yang bikin kami tersenyum. Rojali alias Rombongan Jarang Beli , dan Rohana  alias Rombongan Hanya Nanya . Istilah ini seri...

Review Film 3 Srikandi


Film 3 Srikandi rilis tanggal 4 Agustus 2016. Durasi yang dibawa sekitar 122 menit atau 2 jam dengan kategori semua umur. Sudah nonton film ini?

Jauh-jauh hari sebelum film ini diputar, pesan yang saya tangkap adalah menceritakan kembali tentang 3 sosok wanita yang mengharumkan bangsa Indonesia di Olimpiade tahun 1988. Mungkin tidak banyak yang tahu tentang mereka, termasuk pelatih yang dikenal dengan sebutan Robin Hood Indonesia.

Jadi secara garis besar, Anda pasti sudah tahu seperti apa film ini digambarkan. Lalu, mengapa Anda harus tetap menonton film yang disutradari Iman Brotoseno ini?


Patriotisme 

Bertepatan dengan hari Kemerdekaan RI yang ke-71 sebentar lagi, film ini punya semangat patriotisme. Bagaimana pengorbanan para atlet yang berjuang membela negeri tercinta harus menghadapi realita kehidupan yang menghadang.

Kita kadang hanya bisa melihat prestasi mereka atau kegagalan, tapi kita jarang melihat sisi dibalik perjuangan mereka. Seperti melawan kehendak orang tua yang katanya demi masa depan, kehilangan sosok yang membesarkan dari kecil dan kerasnya didikan orang tua.

Semua dikemas dalam satu cerita dengan konsep olahraga, yaitu panahan. Sayangnya, lagu kebangsaan Indonesia sepertinya tidak terdengar di sini.


Cerita

Film ini sejatinya bercerita tentang perjalanan ketiga atlet Panahan Indonesia yang dibalut dengan berbagai konflik. Setiap orang memiliki masalah dan begitulah saya melihat film ini dari awal sampai akhir.

Titik puncaknya tentu saat kejuaraan Olimpiade. Mereka berhasil mendapatkan sesuatu yang sangat diinginkan banyak atlet yang telah berusaha mengharumkan nama bangsa.

Selama perjalanan kisah mereka, film ini dibumbui berbagai persoalan seperti cinta, persahabatan, latihan yang ekstra keras dan tentu kegembiraan. Jadi jangan terlalu serius menatap layar bioskop dan sempatkan menyantap pop corn yang sudah dibeli.

Alur yang dibawa sebagian besar maju semua meski beberapa saat ada kisah masa silam yang coba diceritakan. Dengan durasi yang panjang ini, aura kisahnya benar-benar komplit. Tapi maaf, saya sempat beberapa kali menguap. Ceritanya sangat datar.


Karakter

Penonton akan dibawa mengenal satu persatu karakter tokoh yang ada di film ini. Bunga Citra Lestari sebagai Nurfitriyana adalah mahasiswa akhir yang tinggal di Jakarta. Wataknya keras, sehingga larangan dari ayahnya menjadi bagian utama tentang Yana di film ini.

Chelsea Islan yang berperan sebagai Lilies lebih banyak berkonflik soal jodoh dengan ibunya. Karena cintanya kepada pacarnya (Mario Irwinsyah), ia selalu bertengkar. Meski begitu, Lilies adalah wanita periang dengan logat medok. Ia yang berhasil menghidupkan suasana film dari sutradara Iman Brotoseno ini.

Tara Basro, memerankan Kusuma. Menurut saya, facenya sangat berhasil memerankan wanita yang berasal dari Sulawesi. Termasuk logatnya. Konfliknya lebih soal pekerjaan dimana ia berhadapan dengan pilihan, pilih seleksi Panahan di Ibukota atau menerima bekerja sebagai PNS.

Ketiga karakter tersebut dipertemukan dengan seorang pelatih, Reza Rahadian yang berperan sebagai Donald Pandiangan. Seorang legend, dan dikenal sebagai Robin Hood. Karakternya keras, menyesuaikan latar belakangnya yang juga berasal dari Sumatera.

Semua disuguhkan kepada penonton. Alhasil tak banyak tawa yang terdengar sampai akhirnya ketiga atlet terpilih mengikuti latihan persiapan di Sukabumi. Dari sini, perlahan film semakin cair dan suasana mulai ramai.

Kesimpulan

Saya percaya membuat film ini tidak mudah. Membuat riset, mencari data dan kemudian mengelolanya hingga menjadi film. Tentu, tujuan dari film ini sendiri dari yang saya tangkap adalah mengenal sejarah mereka. Jujur, kalau tidak menonton film ini, saya tidak tahu cerita mereka. Apalagi julukan Robin Hood Indonesia. Bangga banget kita punya sosok seperti mereka.

Nilai atau rating yang diberikan buat film ini saya kira hanya sisi personal saja. Jadi jangan begitu terpengaruh dengan rating yang saya taruh di bawah setelah Anda membaca hingga akhir.

Dari sisi gambar, film ini tak perlu diragukan. Para pemain yang punya nama juga sebagai jaminan Anda harus pergi ke bioskop untuk menonton film ini. Tidak ada yang sempurna, maka kekurangan yang bisa saya sampaikan hanya soal alur cerita yang datar untuk beberapa adegan. 

Mari ke bioskop dan cintailah film Indonesia.

Rating : 7 (6-10).

Artikel terkait :
...

Informasi Kerjasama

Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menggunakan Kuota Pelanggan Baru XL yang Tidak Bisa Digunakan?

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Nyess Bikin Semarang Makin Nyesss Lewat Mini Soccer!

Agenda Kota Semarang Bulan Agustus 2025

Kucingan Semarang Go Digital: Nasi Kucing Kini Dibayar Pakai QRIS