Agenda Kota Semarang Bulan Agustus 2025

Semarang nggak pernah kehabisan cerita kuliner, dari lumpia legendaris sampai wingko babat yang manis legit. Tapi, pernah dengar gorengan Samarinda? Jajanan jadul ini bikin kami penasaran karena namanya ngingetin ibu kota Kalimantan Timur.
Awalnya, nyari info soal Samarinda ini kayak nyari jarum di tumpukan jerami, tapi akhirnya ketemu titik terang lewat TikTok dan Reels. Ternyata, ini asli khas Semarang, dan rasanya? Nagih abis! Yuk, ikutin petualangan kami nyobain Samarinda dan kenapa jajanan ini wajib masuk list kulineran kalian.
Perjuangan Nyari Samarinda
Jujur, awalnya kami frustrasi banget. Nyari di internet, tanya kenalan, bahkan nanya penjual kucingan, nggak ada yang tahu pasti soal gorengan Samarinda. Ada sih yang bilang, “Coba cek di Semarang Atas, Tembalang, katanya ada penjual gorengan yang jual ini.”
Tapi, info itu masih bikin bingung. Dari mana asalnya? Bahannya apa? Dan apa bedanya sama bolang-baling, gorengan favorit kami yang bentuknya mirip? Penasaran, kami terus nyari sampai akhirnya nemu jawabannya.
Pertama Nyobain Samarinda di Kucingan Jolotundo
Petualangan kami dimulai di Kucingan Jolotundo, kawasan Semarang Timur dekat Masjid Agung Jawa Tengah yang terkenal sama angkringan dan jajanan kaki limanya. Awalnya, kami mau nulis soal QRIS yang lagi ngetren di kucingan-kucingan Semarang, tapi perhatian kami malah kecuri sama gorengan bernama Samarinda di sebuah gerobak sederhana.
Bentuknya bulat menul-menul, sekilas kayak bolang-baling. Tapi pas disobek, wow, teksturnya kenyal dengan rasa manis-gurih yang bikin kaget. Kata penjual, ini gorengan jadul dengan campuran kelapa muda parut. Rasanya manis alami dari kelapa, gurih dari adonan yang digoreng pas, dan yang bikin bahagia?
Harganya cuma seribu perak! Satu biji aja udah bikin kenyang, apalagi dimakan pas anget. Tapi, penjual bilang dia cuma jual, barangnya didistribusikan dari orang lain. Misterius, kan?
Viral di Sosmed: Gorengan Top Max Nyuss
Karena penasaran sama nama yang bikin teringat Samarinda, Kalimantan Timur, kami coba cari lagi di internet. Ternyata, selama ini salah keyword! Cari “jajanan Samarinda” malah ngarahin ke makanan khas Kalimantan. Pas ganti keyword jadi “gorengan Samarinda”, baru deh ketemu titik terang.
Dua akun sosial media bikin kami kegirangan: Instagram @paksi_man (postingan Juni 2024) dan TikTok Semarangfood. Keduanya ngebahas gorengan Samarinda di Gorengan Top Max Nyuss, Jalan Prof. Soedarto, Ngesrep, Tembalang, depan lesehan Aldan.
Lokasinya strategis, deket kampus Undip, cocok buat mahasiswa yang doyan jajan. Dari video TikTok, penjualnya udah 22 tahun jual gorengan, lho! Samarinda di sini kelihatan fresh, kenyal, dan penuh kelapa muda, bikin kami ngiler pengen mampir.
Samarinda vs. Bolang-Baling: Beda di Mana?
Sekilas, Samarinda dan bolang-baling kayak saudara kembar. Bentuknya bisa bulat atau agak kotak, dan pas dibelah, teksturnya mirip. Tapi, begitu dimakan, bedanya ketahuan:
Oh ya, di kolom komentar TikTok, ada yang bilang Samarinda ini mirip untuk-untuk dari Kota Samarinda. Padahal, beda banget! Untuk-untuk lebih mirip klepon, pakai tepung ketan dan gula merah, sementara Samarinda Semarang adalah gorengan dengan kelapa muda.
Kenapa Samarinda Istimewa?
Samarinda bukan cuma soal rasa, tapi juga nostalgia. Jajanan ini udah ada sejak jaman dulu, tapi sekarang langka banget, bahkan di pasar tradisional kayak Johar atau Peterongan.
Kelapa mudanya ngasih sensasi segar yang nggak ada di gorengan lain, apalagi pas dimakan anget-anget. Nemu Samarinda di Kucingan Jolotundo atau Gorengan Top Max Nyuss itu kayak ketemu harta karun kuliner Semarang!
Mau Coba? Ini Tipsnya!
...
Gorengan Samarinda adalah hidden gem Semarang yang wajib kalian coba. Tekstur kenyal, rasa manis-gurih dari kelapa muda, dan harga ramah dompet bikin jajanan ini beda dari bolang-baling atau gorengan lain.
Entah nyobain di Kucingan Jolotundo yang penuh nostalgia atau ngejar yang viral di Gorengan Top Max Nyuss, Samarinda ini dijamin bikin kangen. Jadi, kapan kalian kulineran nyari Samarinda? Ceritain pengalaman kalian di kolom komentar, ya!
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment