Agenda Kota Semarang Bulan Agustus 2025

Semarang lagi-lagi punya cerita baru di dunia olahraga. Bayangkan, lapangan futsal yang biasa kami pakai untuk ngejar-ngejar bola setiap Selasa dan Kamis malam, kini mulai berubah wajah. Tiba-tiba, tiang gawang ditidurkan, jaring-jaring diputus, dan lapangan yang biasa riuh dengan teriakan “Pass! Pass!” kini sedang disulap jadi lapangan padel. Apa kabar dunia futsal? Apakah peminatnya mulai sepi, atau ini cuma soal tren baru yang lagi hits di Kota Lumpia?
Dua minggu terakhir, kami mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Tim futsal kami di hari Selasa mulai sepi pemain. Biasanya lapangan ramai sampai dua jam, sekarang cuma disewa satu jam demi hemat biaya.
Awalnya, kami kira ini cuma fase biasa—mungkin temen-temen lagi sibuk atau dompet sedang tipis. Tapi, kabar mengejutkan datang dari lapangan favorit kami di hari Kamis, manajemennya memutuskan untuk mengubah lapangan futsalnya menjadi lapangan padel.
Pada 24 Juli lalu, saat kami datang untuk main, lapangan sudah mulai dipugar. Tiang gawang sudah rebahan, jaring-jaring dipotong, dan suasana lapangan kok terasa asing. Kami cek Instagram resmi mereka, dan voila, kabar perubahan ke padel dikonfirmasi. Rasanya campur aduk—antara kaget, sedih, dan penasaran. Apakah futsal di Semarang mulai kehilangan penggemar, atau ini cuma soal padel yang lagi naik daun?
Padel: Olahraga Baru yang Sedang Mengguncang Semarang
Kami pernah nulis soal tren padel di Semarang di artikel sebelumnya di sini, tapi jujur, nggak nyangka kalau lapangan futsal yang sudah jadi “rumah” kami selama lima tahun ini ikut-ikutan terbawa arus.
Padel, yang merupakan perpaduan antara tenis dan squash, memang sedang jadi buah bibir di kota-kota besar seperti Jakarta, Jogja, dan kini Semarang. Menurut Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), padel bahkan masuk peringkat ke-6 di Asia Tenggara sebagai olahraga dengan perkembangan tercepat
Kata temen kami dari komunitas olahraga Semarang, olahraga ini asyik karena aturannya gampang, cocok buat semua umur, dan vibes-nya sosial banget—cocok buat nongkrong bareng temen. Makanya, nggak heran kalau lapangan padel mulai bermunculan di Semarang, seperti Padel Ground yang punya empat lapangan semi-indoor dengan rumput premium dan dinding kaca. Harga sewanya mulai dari Rp230.000 per jam, dan katanya sih, booking-nya udah ramai
Tapi, kenapa sih lapangan futsal sampai rela beralih jadi lapangan padel? Kami coba gali beberapa alasannya:
Futsal di Semarang: Sepi atau Cuma Tergeser?
Meski kami merasakan sendiri lapangan futsal mulai sepi, bukan berarti futsal di Semarang kehilangan pamor. Kami cek di grup WhatsApp komunitas futsal lokal, dan ternyata masih banyak lapangan futsal yang ramai, seperti Bestindo Sport Center di Jakarta yang juga punya futsal dan padel berdampingan. Di Semarang, pelatih futsal profesional bilang kalau anak-anak dan remaja masih antusias main futsal, lho.
Jadi, sepertinya ini bukan soal futsal yang sepi, tapi lebih karena padel menawarkan pengalaman baru yang “segar”. Dengan aturan yang lebih gampang dan suasana yang sosial, padel berhasil mencuri perhatian.
Beberapa pengelola lapangan mungkin melihat peluang bisnis yang lebih besar dengan beralih ke padel, apalagi dengan biaya pembangunan yang lebih rendah dan permintaan yang sedang melejit.
Awalnya, kami kira peminat futsal beralih ke mini soccer, yang juga sedang naik daun. Tapi ternyata, padel punya daya tarik yang lebih kuat dari dugaan kami. Ini bukan cuma soal olahraga, tapi juga gaya hidup yang lagi nge-tren di kalangan urban Semarang.
Bahkan, turnamen padel pertama di Semarang, Padel Fun Match, bakal digelar di Padel Ground pada 31 Mei 2025 dengan hadiah Rp15 juta
Apa Artinya untuk Pemain Futsal?
Perubahan ini bikin kami bertanya-tanya: apakah futsal di Semarang bakal terus kehilangan lapangan, atau ini cuma fase sementara karena padel sedang hype?
Sebagai pemain futsal, kami merasa sedikit kehilangan “rumah” kami. Tapi, di sisi lain, kami juga penasaran untuk nyobain padel. Siapa tahu, olahraga ini bisa jadi alternatif seru buat kami yang biasanya cuma lari-lari ngejar bola.
Yang jelas, peralihan lapangan futsal ke padel di Semarang kemungkinan besar didorong oleh tren global dan peluang bisnis, bukan karena futsal benar-benar sepi peminat. Futsal masih punya tempat di hati warga Semarang, tapi padel datang dengan daya tarik baru yang sulit diabaikan.
Penasaran lapangan futsal mana lagi yang bakal berubah jadi padel? Nantikan update kami di artikel berikutnya, ya! Kami bakal spill lokasinya dan cerita lebih lanjut soal tren olahraga di Semarang. Kalau kamu pemain futsal atau sudah coba padel, share dong pengalamanmu di kolom komentar. Kami tunggu ceritanya!
Artikel terkait :
Comments
Post a Comment