[Review Event] International Semarang Night Carnival 2019


Tahun kedua gelaran Semarang Night Carnival yang mengusung Internasional sukses digelar. Perbedaannya yang mencolok dari tahun sebelumnya adalah jumlah peserta. Tahun 2019, peserta datang dari berbagai kota Indonesia.

Kami senang membaca tanggapan Instagram stories yang kami buat selama gelaran berlangsung tanggal 3 Juli 2019. Meski sempat khawatir dengan diubahnya tanggal pelaksanaan yang tidak biasanya. Memang beberapa faktor menjadi alasannya.

Semarang jadi macet? Tentu saja. Sudah tahun kesembilan acara Semarang Night Carnival ini digelar, namun masih ada yang mengatakan macet. Apakah itu artinya sosialisasi jalan ditutup belum diterima banyak orang. Atau dari penggunanya saja yang tidak mencari tahu.

Peserta yang lebih banyak

Entah apakah ini berkah atau memang sudah diatur dengan mundurnya tanggal awal saat penetapan acara SNC 2019, yakni 28 April. Kemudian berganti menjadi tanggal 3 Juli.


Satu hari sebelum acara berlangsung, Semarang kedatangan peserta rapat Nasional dari Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau disingkat APEKSI.

Kehadiran mereka bukan saja mengikuti acara rapat, namun juga turut berpartisipasi sebagai peserta Semarang Night Carnival. Ada 98 Kota yang mengirimkan utusannya yang masing-masing lebih dari 10 orang.

Dan disebutkan dalam sambutannya oleh Wali Kota Semarang, total peserta kali ini ada 4 ribu lebih. Dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai delapan ratusan lebih, tentu kali ini lebih banyak.

Dari dampaknya, masyarakat yang menonton mendapatkan suguhan penampilan dan pertunjukkan yang sangat menarik. Berbagai aksi diperlihatkan dengan balutan kostum yang super keren.

Antusias besar ini mau tidak mau menimbulkan pemandangan yang tidak mengenakkan mata sebenarnya buat kami yang mengambil spot di atas jembatan penyebarangan. Jalur lintas peserta SNC 2019 jadi terganggu. Mau gimana lagi, semua berebut mendapatkan momen yang hanya datang sekali setahun ini.

Tema Pelangi Nusantara


Seperti tahun lalu dengan cuacanya yang cerah, gelaran SNC tahun ini pun sama. Semarang di malam Rabu, tergolong weekday, benar-benar terlihat menyemut sepanjang jalan Pemuda dengan titik pusatnya yang berada di dekat Balai Kota.

Pelangi Nusantara menjadi tema besar Semarang Night Carnival yang terpasang dengan jelas di lokasi acara, tempat di mana para pejabat menonton dan para peserta memberikan penampilan terbaiknya.

Tema ini diambil untuk menggambarkan Indonesia sebagai negara dengan keberagamam suku, ras, agama dan golongan. Ya, walaupun kita berbeda-beda, kita tetap satu jua.

Tema ini dimasukkan dalam kustom yang digunakan peserta atau disebut defile, yaitu Wayang yang menggambarkan Pulau Jawa dan Bali, Indonesia Timur, Sumatera dan Enggang yang menggambarkan Pulau Kalimantan.

Entah apakah ini perasaan kami atau kamu juga yang mengikuti, para peserta sangat antusias mengikuti acara. Meski kami tahu dengan membludaknya peserta kali ini, maka tingkat kelelahan juga semakin besar.

Maklum saja antrian panjang sebelum memasuki gerbang SNC, di mana para peserta memberikan penampilan dihadapan pejabat, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dan ini artinya, acara tidak selesai dalam waktu 2 jam.

Kami terpaksa meninggalkan acara karena memang waktunya lebih lama dari sebelumnya. Saat kami meninggalkan lokasi, acara masih terus berlangsung dan animo masyarakat tetap besar.

Rute yang fokus dari kampus Udinus


Fokus rute yang dipromosikan dalam berbagai kampanye acara adalah jalan Imam Bonjol, yakni kampus Udinus yang bersebelahan dengan gedung Pandanaran.

Kami lupa bahwa peserta yang banyak ini diatur dengan sedemikian rupa. Dan saat kami tiba, kami malah mendapatkan peserta paling buncit. Tiap jalur terdapat spot peserta yang melakukan persiapan sebelum berjalan. Apes, deh!

Sebenarnya rute Semarang Night Carnival kali ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Hanya saja, kami terlalu fokus pada promosi yang dibagikan. Seharusnya kami menunggu di Balai Kota saja atau jembatan Penyebarangan.


Momen SNC juga jadi ajang promosi dari peserta Kota yang mengikuti. Spanduk yang terbentang yang dibawa, bagaimana mereka mengenalkan Kota mereka kepada kami dan masyarakat.

Di mana peserta Internasional?

Hingga tulisan ini kami buat, mencari-cari di mana peserta Internasional yang terlibat tidak kami temukan juga. Terutama di Instagram dengan tagar #SNC2019.

Berbeda dengan tahun lalu, peserta Internasional terlibat seperti peserta lain dengan penampilan ciri khas dari negara mereka.

Saat kami konfirmasi ke teman kami, peserta Internasional hanya tampil di atas panggung dihadapan tamu undangan yang berada di titik utama lokasi SNC 2019.

Famtrip bloger dan Genpi

Dari catatan kami sebelumnya, program Famtrip tahun ini sudah berjalan 4 kali. Program dengan mengajak bloger dari luar kota agar dapat melihat langsung acara ini berlangsung dan mengeksplore tentang Semarang.


Tentu program ini juga punya tujuan. Sama seperti kehadiran Genpi yang juga terus aktif berbagi kemeriahan di media sosial dengan tagar #SNC2019 dan beberapa tagar lainnya.

Tahun ini sepertinya tidak berharap menjadi trending topik secara Nasional bila kami lihat Twitter saat kami selesai menonton pukul 10 malam.

Apakah target kali ini berbeda, mengingat beberapa tahun belakangan trending topik selalu terkejar secara Nasional. Kabar baiknya, tagar #SNC2019 menjadi trending Semarang (lokal) saat kami lihat. Dan dini hari, sudah hilang.

Beruntung peserta famtrip dari luar kota tidak banyak yang kami kenal seperti tahun sebelumnya. Ini memalukan bila seperti tahun lalu beberapa bloger yang kami kenal terlibat dalam kampanye. Sedangkan kami sebagai bloger lokal malah tidak.

Ngomong bicara bloger lokal, beberapa bloger terlibat di sana dan kami kaget bahwa kali ini mereka terlibat. Menyebalkan memang hanya menjadi penonton di Kota sendiri.


..

Pertengahan tahun 2019, bisa dikatakan menjual Semarang (promosi) kali ini lebih besar pengaruhnya. Membayangkan semua peserta yang terlibat yang datang dari berbagai Kota di Indonesia, baik online maupun offline, itu sungguh luar biasa.

Belum lagi masyarakat yang ikut menonton dan lainnya yang terlibat, seperti media maupun akun-akun instagram hingga bloger (famtrip) dan Genpi (komunitas).

Meski ada yang harus kami garis bawah bahwa Trending Twitter secara Nasional tidak didapatkan (atau kami saja yang tidak melihat).

Artikel terkait :
Klik gambar

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?