Sudah lama sekali tidak berkunjung kembali ke sanggar batik 16 yang terletak di jalan Bukit Bougenvil Raya, Sendangmulyo, Tembalang. Terakhir dotsemarang kesana tahun 2013, pada saat acara bareng perusahaan transportasi yang melakukan kunjungan. Kini kabar terbaru mereka sekarang telah mendapatkan penghargaan dari Presiden. Apa yah?
Kabar baik ini dotsemarang kutip dari situs lifestyle.liputan6.com pada tanggal 26 November 2015. Dituliskan disana bahwa Sanggar Batik Semarang 16 mendapatkan penghargaan Paramakarya dari Presiden Joko Widodo. Terutama soal motif khas Semarang.
Batik Semarang 16 mendapat penghargaan Paramakarya 2015 dari presiden setelah bermetamorfosis dari kegelisahan individu Umi S Adisusilo menjadi sebuah bola salju kreativitas yang menular, dan menjadikan daerah-daerah lain terdorong menggali motif khas mereka sendiri.
Menurut Umi S Adisusilo, awalnya pendirian sanggar itu memang dimaksudkan agar tradisi membatik lebih membumi. Bukan hanya mengenakan pakaian batik, namun juga memproduksi.
"Sebelas tahun kami berupaya mandiri. Pernah mendapat support saat walikota Semarang dijabat bapak Sukawi Sutarip. Saat itu support pemerintah menghebat," kata Umi usai menerima penghargaan.
Penghargaan kinerja terbaik berupa anugerah Paramakarya itu tak lepas dari dukungan budayawan, seniman wartawan, hingga mahasiswa. Dari mereka pemikiran orisinalitas motif dapat tertuang dalam kain batik khas Semarang.
800 motif orisinil
Yang menarik dari info diatas adalah mereka sudah memiliki lebih 800 motif orisinil yang sudah didaftarkan HAKI. Untuk mencipta motif, biasanya para desainer mempelajari terlebih dulu hal-hal yang sesuai tema.
Misalnya tentang legenda kampung-kampung di Semarang. Kemudian mereka mencari sejarah munculnya legenda kampung tersebut.
Hasil motif itu kemudian dibawa ke rapat besar, untuk mendapatkan masukan ataupun evaluasi. Setelah itu, jika disetujui motif akan masuk ke tahap produksi.
Mandiri
Ada cerita miris diantara kabar baik ini. Yaitu, ketika daerah lain mendapat pendampingan dari kepala daerah sebagai bentuk dukungan, Sanggar Batik Semarang 16 berangkat sendiri.
Ya, Sanggar Batik 16 memang berupaya ingin lebih mandiri. Sebagai salah satu tempat tujuan wisata saat ini, mereka tetap dengan jatidirinya, yaitu mandiri dan tak mau tergantung dengan pemerintah.
"Kami seakan tak peduli dengan dukungan pemerintah. Saat ini kami sedang merintis workshop di semua kelurahan agar Semarang memiliki pecanting-pecanting hebat," kata Umi.
Posting originial klik
disini.
Gambar : dotsemarang
Artikel terkait :
…
Informasi Pemasangan Iklan
Hubungi @dotsemarang
Email : dotsemarang [@] gmail.com
Comments
Post a Comment