Review Film Guru Bangsa Tjokroaminoto


Menyaksikan cerita sejarah bangsa Indonesia yang dibuat film selalu menyenangkan. Ingat waktu kecil masih duduk dibangku Sekolah dulu, kita hanya bisa menerka-nerka dari buku yang kita baca. Film ini sangat wajib ditonton karena kita dibawa ke jaman seorang tokoh besar dijamannya.


Film Guru Bangsa Tjokroaminoto resmi tayang diseluruh bioskop tanah air tanggal 9 April 2015. Berbarengan dengan film Filosipi Kopi dan Tuyul. Tiga film yang meyakinkan penonton Indonesia khususnya di Semarang bahwa bulan ini banyak cerita berkualitas yang mereka dapatkan dari film Indonesia.


Kemasan bercitarasa


Layaknya sebuah bungkus permen cokelat yang menarik dan membuat kita ingin segera membukanya, begitulah yang diberikan dari film sutradara Garin Nugroho ini.


Pertama kali mendengar bahwa kisah Tjoko akan di filmkan, ada rasa penasaran mendalam tentang kisah ini yang dibawa kedalam film. Seperti apa gerangan?


Sampai penantian tiba, film yang dibintangi banyak pemain papan atas ini seperti Reza Rahadian dan disandingkan dengan pemain senior dan muda sudah ada di depan mata saya. Dari awal film ini dimulai, kita akan diperlihatkan gambar-gambar menarik yang berhubungan dengan sejarah di masanya.



Maia Estianty Main Piano


Warna hitam putih untuk menjelaskan bahwa film ini diangkat dari jaman dulu. Perpaduan cerita dan musikalitas yang sangat jarang saya temui selama saya menonton film sejarah. Serta, sosok pemain yang mampu berbicara seakan menyedot saya masuk kedalam.


Alur cerita


Dengan durasi lebih dari 2 jam ini, saya dan penonton lain seolah sudah menebak bahwa film ini bercerita dimasanya. Namun menariknya, alurnya malah dimaju mundurkan.


Cerita awal, penonton langsung disuguhi konflik antara Tjokroaminoto dan beberapa orang. Lalu, mundur kebeberapa tahun dari bagaimana Tjokro muda hingga dewasa. Dan dikembalikan ke cerita awal dan terus berlanjut hingga film ini usai.


Banyak tokoh-tokoh diceritakan dan bahkan dihadirkan disini. Seperti Pangeran Diponegoro (hanya disebut) hingga Presiden Soekarno masih mudanya yang tinggal dirumah Tjokrominoto. Bahkan saya berharap, alur ini tidak putus dan kembali bercerita lewat film selanjutnya.


Pemanis yang sungguh manis


Bila film sejarah bercerita hanya satu bagian, maka saya menangkap film ini benar-benar beragam. Apakah ini sebagai pendukung cerita atau memang nyata.


Saya sudah terbawa suasana kedalam film, dari sana saya menemukan banyak yang manis-manis. Cerita yang tidak membuat bosan dan segera ingin keluar karena kapan berakhirnya film ini. Saya sudah gregetan dengan apa yang terjadi.


Sisi budaya lumayan ditampilkan dan sungguh banyak. Termasuk kuliner yang mungkin sekarang mulai jarang ditemukan kecuali didapatkan saat ke pasar tradisional.


Bangsa pribumi juga harus dihadapkan dengan bangsa lain selain Belanda yang begitu diagungkan dimasannya. Ada bangsa Tionghoa yang juga menjadi bagian sejarah Surabaya.


Benang merah


Pada akhirnya, cerita ini punya dasar yang jelas yang akan terbawa dari awal hingga akhir. Hijrah, adalah sesuatu yang dipegang teguh oleh Tjokroaminoto untuk menuntunnya hingga dikenal dalam buku sejarah bangsa Indonesia.


Keteguhannya banyak melahirkan berbagai cerita seperti organisasi Syarikat Islam atau SI yang pada jamannya benar-benar dihormati. Kecantikan alam Indonesia hingga kereta api dimasanya juga menjadi cerita yang tetap dibawa.


Hingga pada akhirnya, seperti sudah menebak apa yang terjadi, saya dan penonton harus segera pergi. Inilah kisahnya yang sangat berarti bahwa beliau benar-benar menjadi manusia yang luar biasa pada jamannya. Sebelum negara ini dikenal sebagai bangsa Indonesia seperti sekarang.


...


Mungkin akan sangat susah untuk menjabarkan semua apa yang saya tulis disini. Intinya, film ini tak kalah menarik dari film Filosofi kopi yang begitu ngehits.


Selain membawa penonton seperti terlibat langsung, film ini banyak memberi nilai edukasi, kebangsaan dan seni kepemimpinan yang bisa diteladani.


Bila dinilai film ini antara 6-10, saya akan menilainya 9 lebih. Terlepas dari kekurangan dan apapun itu, film ini wajib untuk ditonton karena berhubungan dengan sejarah bangsa ini. Apalagi ada Presiden Soekarno dimasa mudanya sebelum menjadi Presiden.


@asmarie_


...


Informasi Pemasangan Iklan


Hubungi @dotpromosi
Email : dotsemarang [@] gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?