Aplikasi Laut Nusantara, Fitur Terbarunya Bisa Deteksi Lokasi Tuna

Kami baru tahu jika aplikasi Laut Nusantara adalah aplikasi besutan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) - Pusat Riset Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.  

Minggu ketiga bulan Juli, kami kedatangan rilis dari XL Axiata yang menginfokan tentang fitur terbaru dari aplikasi Laut Nusantara. Fitur yang sudah bisa digunakan sejak bulan Juli ini mampu mendeteksi keberadaan ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore.

Tiga ikan yang disebut di atas adalah  ikan bernilai ekonomi tinggi dan menjadi primadona di pasar dunia. Dalam rilis, Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O Baasir mengatakan

 “Kami memang terus berupaya meningkatkan fungsi dan manfaat dari aplikasi Laut Nusantara ini. Visi kami jelas, yaitu membantu para nelayan Indonesia untuk mampu produktif dan aman dalam bekerja sehingga akan meningkatkan kualitas hidup mereka. Apalagi, teman-teman dari BROL memiliki semua kompetensi yang dibutuhkan untuk memperkaya manfaat aplikasi ini, dengan data-data hasil riset yang melimpah, dan bisa diimplementasikan menjadi sarana digital yang mendukung masyarakat nelayan kecil di seluruh Indonesia. Secara bertahap akan terus bertambah fitur-fitur baru yang bisa meningkatkan kemampuan aplikasi Laut Nusantara.”

Tersedia di Android

Aplikasi yang memang ditujukan kepada para nelayan ini memang tersedia di Play Store dengan ukurang file 16 Mb. Akan tetapi, aplikasi ini sepertinya terbatas untuk perangkat tertentu. Jadi, kami tidak bisa menjelajah di dalamnya (aplikasi).

Menurut Kepala Pusat Riset Kelautan, Dr. I Nyoman Radiarta, M.Sc, informasi di dalam aplikasi ditampilkan secara sederhana. Sehingga para nelayan yang menggunakan lebih efektif, efisien dan aman. 

Kehadiran fitur baru aplikasi ini adalah bagian terobosan yang dapat mengubah paradigma nelayan dari mencari ikan menjadi menangkap ikan.

Cara kerja fitur aplikasi

Dijelaskan di sana (rilis), cara kerja fitur pendeteksi ikan-ikan menurut Peneliti BROL, Eko Susilo, yaitu dengan mendeteksi lokasi daerah penangkapan ikan berdasarkan kesesuaian kondisi laut, yang menurut berbagai penelitian sebagai area tempat ikan berkumpul. 

Kesesuaian tersebut didasarkan pada kriteria front suhu dan tingginya kesuburan perairan. Front suhu adalah daerah pertemuan antara massa air hangat dan dingin. 

Sedangkan kesuburan perairan yang tinggi berasosiasi dengan tersedia makanan ikan, berupa plankton, yang melimpah. Kedua kriteria tersebut dianalisis menggunakan data citra satelit.

Sedangkan untuk pelikan tuna dan cakalang, dihasilkan melalui pendekatan kesesuaian habitat ikan. Kriteria kesesuaian habitat ikan tersebut dianalisis menggunakan pemodelan numerik dan pendekatan statistik non-linear. Yang jelas, lokasi-lokasi keberadaan ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore ditampilkan secara sederhana sehingga bisa dengan mudah digunakan oleh nelayan.”

Sebelumnya, aplikasi Laut Nusantara telah memiliki fitur pendeteksi ikan bernilai ekonomi tinggi lainnya yaitu Lemuru Bali, Tuna Mata Besar, dan Cakalang. 

Ikan Tuna dan Ikan Cakalang punya nilai permintaan yang tinggi di Indonesia dan pasar Internasional. Pada tahun 2017, Indonesia memasok lebih dari 16% produksi Tuna, Tongkol dan Cakalang dunia. 

Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, selama triwulan I 2021 komoditas Tuna, Tongkol, dan Cakalang (CTC) menempati primadona kedua untuk ekspor dengan nilai 228,55 juta dollar AS atau 13,08 dari total nilai ekspor sektor perikanan. 

Hal ini menjadikan Tuna, Tongkol, dan Cakalang menjadi prioritas KKP. Sementara itu, Lemuru merupakan ikan khas/spesifik di selat Bali.

Jumlah pengguna aplikasi

Sejauh ini sudah ada 55 ribu pengguna aktif aplikasi Laut Nusantara. Mayoritas pengguna merupakan masyarakat nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia melalui sosialisasi yang diselenggarakan bersama Balai Riset dan Observasi Laut maupun instansi lainnya seperti BAKAMLA dan Pemerintah Daerah. 

Hingga saat ini ada lebih dari 5.000 nelayan yang telah menerima sosialisasi langsung. Mereka kemudian menginformasikan penggunaan aplikasi ini kepada para sejawatnya. Hingga tahun 2020 lalu, XL Axiata dan BROL telah menjalin Kerjasama dengan sekitar 29 wilayah kabupaten/kota di berbagai provinsi untuk implementasi aplikasi Laut Nusantara.

Harga ikan

Ikan Tuna Sirip Kuning, Tuna Sirip Biru, dan Albacore tersebut memang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dari data Pusat Informasi Pelabuhan Kementerian Kelautan dan Perikanan, harga Tuna Sirip Kuning di kisaran Rp 50.000/kg, Tuna Sirip Biru sekitar Rp. 100.000/kg, dan Albacore sekitar Rp 50.000/kg. 

Sampai tingkat konsumen, harga jual bisa mencapai hingga 3 kali lipatnya. Sementara itu di pasar internasional, seekor tuna Bluefin harganya pernah menembus rekor dunia dengan harga Rp 25 miliar dengan bobot 276 kg.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?