Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan Juli 2025

Image
Suasana hiruk-pikuk penuh warna terekam jelas di Festival Arak-Arakan Cheng Ho 2022 . Kerenanya, momen ini bakal kembali hadir di bulan Juli 2025, menyemarakkan Kota Semarang dengan pawai budaya yang tak boleh dilewatkan! Kalau kamu sedang mampir ke ibu kota Jawa Tengah, catat deh event ini dalam daftar kunjunganmu. Halo, Juli 2025! Bulan ini jatuh di hari Selasa, dan saatnya kita menata ulang daftar acara yang bakal bikin Semarang makin hidup. Kalau bulan Juni kemarin kami mencatat lebih dari 40 acara seru, bagaimana ya dengan Juli? Yuk, intip agenda-agenda menarik yang sudah masuk radar kami! Agenda Semarang Menyambut bulan baru, suasana semarak sudah terasa dari kawasan PRPP Semarang yang masih menjadi tuan rumah Jateng Fair sejak Juni lalu. Kabar baiknya, tahun 2025 pengunjung bisa masuk ke pameran tanpa harus membeli tiket masuk. Namun, bagi yang ingin menyaksikan konser musik, tetap harus membayar. Yang paling dinanti di bulan Juli tentu saja adalah Festival Cheng Ho yang akan d...

Menavigasi Minggu Pagi dengan Trans Semarang: Rute Alternatif Koridor 1 Saat Car Free Day

Biasanya, Minggu pagi adalah waktu kami menikmati Car Free Day (CFD) di Simpang Lima, Semarang. Tapi kali ini, agenda lain mengubah rencana. Kami harus menghadiri turnamen futsal Piala by.U 2025 di kampus UIN Walisongo, dan pilihan transportasi jatuh pada bus Trans Semarang Koridor 1 demi menghemat isi dompet. 

Maklum, ini bukan liputan resmi, jadi tidak ada dana transportasi. Namun, ada satu kendala: Simpang Lima ditutup untuk CFD dari pukul 06.00–09.00 WIB. Lantas, bagaimana bus berwarna biru dengan aksen putih ini mengambil rute alternatif?

Pertama Kali Naik Koridor 1 di Minggu Pagi

Sejak resmi beroperasi pada 2016, armada Hino RK8 R260 dengan bodi produksi Karoseri Laksana menjadi tulang punggung Koridor 1 (Terminal Mangkang - Terminal Penggaron). Tapi, baru kali ini kami naik bus ini di Minggu pagi, saat rute regulernya terganggu CFD. 

Penasaran? Kami juga! Akhirnya, kami menjajal perjalanan dari Halte Majapahit menuju Halte Balai Kota, tempat kami harus berganti bus untuk ke UIN Walisongo.

Rute Alternatif: Memutar Lewat Bangkong dan MT. Haryono

Perjalanan dimulai dari Halte Majapahit. Begitu bus melaju, kami menyadari rute tidak seperti biasa. Alih-alih lurus menuju Simpang Lima, bus berbelok ke Simpang Bangkong dan masuk ke Jalan MT. Haryono. Pemandangan pagi Semarang terasa berbeda dari jendela bus—jalanan lebih sepi, tapi sesekali terdengar suara klakson khas Hino RK8 yang bikin suasana hidup.

Bus terus melaju hingga lampu merah menuju Jalan Mayjen Sutoyo, lalu belok lagi dan berhenti sejenak di lampu merah dekat Mal Tentrem. Dari sana, perjalanan berlanjut di Mayjen Sutoyo hingga lampu merah Jalan MH. Thamrin

Akhirnya, bus belok ke Jalan Pandanaran di lampu merah KFC Pandanaran, kembali ke rute normal menuju Tugu Muda dan akhirnya tiba di Halte Balai Kota

Tantangan Rute CFD: Siapa yang Terdampak?

Bagi kami yang menuju Halte Balai Kota, rute alternatif ini tidak terlalu bermasalah karena tujuan kami tetap tercapai tanpa perlu turun di tengah jalan. Tapi, bagaimana dengan penumpang yang ingin ke Simpang Lima? Mereka kurang beruntung. 

Rute reguler yang biasanya langsung menuju Halte Simpang Lima di depan Mal Ciputra tidak bisa dilalui saat CFD. Akibatnya, penumpang harus turun lebih awal, kemungkinan di Halte Mayjen Sutoyo setelah lampu merah Mal Tentrem, dan melanjutkan perjalanan dengan cara lain—entah jalan kaki atau naik transportasi lain.

Tantangan ini menunjukkan bagaimana CFD, meski bikin kota lebih hidup, bisa mengganggu mobilitas pengguna transportasi umum. Tidak ada papan informasi digital di halte tentang rute alternatif ini, jadi penumpang harus mengandalkan pengumuman dari petugas atau insting mereka sendiri. Untungnya, pengemudi bus tampak terlatih menangani situasi ini, meski beberapa penumpang tampak bingung saat rute berubah.

Refleksi: Adaptasi di Tengah Dinamika Kota

Pengalaman ini bikin kami berpikir: seberapa sering pengguna Trans Semarang menghadapi situasi serupa? Bagi yang rutin bepergian di Minggu pagi, rute alternatif seperti ini mungkin sudah jadi bagian dari petualangan. 

Tapi, buat pengguna baru atau turis, perubahan rute tanpa informasi jelas bisa bikin bingung. Mungkin BLU Trans Semarang bisa mempertimbangkan papan info digital di halte atau pengumuman di aplikasi untuk memudahkan penumpang.

Kamu pernah naik Trans Semarang saat CFD dan harus beradaptasi dengan rute memutar? Atau punya cerita lain tentang transportasi umum di Semarang? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar!

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menggunakan Kuota Pelanggan Baru XL yang Tidak Bisa Digunakan?

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Agenda Kota Semarang Bulan Juli 2025

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?