Salah satu acara yang menyita perhatian dotsemarang awal bulan ini adalah Pameran Buku. Bukan saja karena gencarnya promosi lewat spanduk di jalan-jalan, tapi juga karena tidak ada logo akun kota buat acara tersebut.
Sebagai raja di jagat media sosial, akun-akun twitter kota Semarang selalu menghiasi acara yang ada di kota Semarang. Namun tidak kali ini. Sebut saja akun Wisatasemarang dan Metro, atau EventSMG yang jumlah followersnya diatas 80 ribu.
Bila diperhatiin dengan seksama dari gambar di atas, rupanya akun twitter radio Semarang sangat mendominasi. Beberapa akun official twitter radio Semarang bahkan ada yang followersnya diatas 10 ribu.
Selain kuat juga promosi lewat media sosial, radio tentu punya kelebihan untuk saluran promosi mereka. Radio masih menarik buat sebagian masyarakat, apalagi generasi muda.
Ada juga media mainstream yang tetap hadir, dan berita online yang semakin eksis keberadaannya. Menarik melihat keberadaan media pendukung acara ini.
Sepertinya tidak perlu khawatir
Melihat acara yang didukung kantor Perpustakaan Dan Arsip Kota Semarang, acara ini benar-benar getol mempromosikan diri. Hampir disetiap jalan ada beragam promosi dengan bentuk yang berbeda-beda menghiasi awal bulan ini.
Panitia acara (EO) rasanya sangat percaya diri. Apalagi sasaran pengunjung dengan segmen remaja dan anak-anak yang dapat terlihat dari formasi acara yang mendominasi. Saya pikir mereka tidak perlu khawatir dan tentu acara ini pasti ramai.
...
Melihat tren ini, dotsemarang bertanya-tanya sendiri mengapa ini bisa tidak seperti biasanya? Apakah akun kota Semarang sudah kurang menarik lagi? Apa karena setiap media resmi yang ada juga menggunakan media sosial lebih baik?
Rasa percaya diri acara ini memang sangat besar. Dominasi promosi spanduk dimana-mana merupakan kunci mereka meski itu berarti banyak mengeluarkan biaya tersendiri.
Bila akun kota saja kurang menarik, bagaimana tren marketing lewat blogger? Semarang masih belum bersahabat dengan blogger beberapa tahun belakangan. Padahal tren mengundang blogger dalam sebuah acara sedang marak tahun ini di kota-kota besar Indonesia.
Mungkinkah, ini lebih soal pengaruh dan jumlah followers yang kurang targeted? Atau karena deal kerjasama yang tidak saling menguntungkan atau ini semacam kurang percaya diri saja.
Catatan menarik buat akun kota Semarang awal April tahun ini terutama soal marketing media sosial. Apakah akan dijawab setelah acara ini usai dengan deal kerjasama berikutnya? Atau tetap diam tanpa memberi logo kebanggaan pada slot sebuah acara?
**Postingan ini dimasukkan dalam label (kategori) CATATAN dan MARKETING. Klik link untuk melihat post lainnya.
Artikel terkait :
...
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap
Sebagai pembaca setia blog ini, saya rasa hal yang disampaikan di atas kurang tepat kak. saya ingin bertanya mengapa street bannernya tidak di foto secara utuh? Apakah sudah di konfirmasi dengan pemkot semarang atau eo-nya? kalau komunikasi hanya sepihak seperti ini, kurang baik kak.
ReplyDeleteTerima kasih. Duh ini artikel sudah dari tahun 2016, dibaca dulu tahunnya. Jadi sudah lupa untuk melihat secara utuh kembali.
DeleteSoal sepihak sendiri, kami bukan media online tapi bloger. Menulis dengan sudut pandang sendiri.
Bila ditulis dengan konfirmasi, kami berpikir itu berarti promosi. Kami tidak dapat rangka kerja sama.
Bila ini salah, kami mohon maaf dan akan lebih hati-hati lagi di masa depan bila menemukan konten yang seperti ini