Film Surat Cinta Untuk Kartini benar-benar mengejutkan saya, bukan hanya menyuguhkan kesenangan saat menontonnya, melihat antusias penonton di Semarang yang ramai, film ini memberi sesuatu yang lain.
Rilis bertepatan dengan momen hari Kartini, 21 April 2016, film garapan sutradara Azhar Kinoi Lubis ini terbilang gurih untuk ditonton. Maklum, ini film sejarah dan tentu semua orang mengetahuinya.
Ini yang mengejutkan saya
Saya kira akan dibawa ke jaman dimana R.A Kartini berada. Kraton, pedesaan, gunung-gunung, petani dan sebagainya. Itulah yang ditampilkan video trailernya juga.
Dan ternyata tidak seperti yang dibayangkan tadi. Film dimulai dari jaman modern atau sekarang. Sebuah Sekolah dan beberapa murid sekolah, serta 2 guru. Salah satunya adalah pemeran utamannya yakni Chicco Jerikho.
Kuatnya karakter Tukang Pos
Sudah cukup rasa terkejutnya, saya kira akan melihat bagaimana cara mengemasnya saja. Alur yang dipahami dan kisah yang banyak ada di buku sejarah.
Perasaan saya ternyata sama dengan anak-anak yang akan diceritakan sang guru di film ini. Mereka bosan dengan cerita yang monoton alias itu-itu saja.
Lalu, dimulailah Chicco yang berperan sebagai guru pria menceritakan sesuatu yang berbeda kepada murid-muridnya. Film flashback kebelakang, kisah tukang Pos pun dimulai.
Chicco yang berperan sebagai tukang pos benar-benar menunjukkan dedikasinya dalam perannya. Saya sangat suka ekspresi, akting dan sudut pandang cerita yang ditaruh lewat tukang pos dalam film ini.
Kuatnya karakter tukang pos malah menyudutkan peran R.A Kartini yang di film ini diperankan oleh Rania Putrisari. Penonton harus maklum mengingat Rania mengambil debut perdananya di film layar lebar di film ini.
Selain Chicco, ada sosok satu lagi yang perlu saya apresiasi yaitu putri tukang pos yang diperankan oleh Christabelle Grace Marbun. Aktris cilik ini mampu mencuri perhatian saya karena karakternya tersebut.
Alur cerita
Di awal sudah saya ceritakan bahwa film ini mundur kebelakang. Lalu, seorang pria yang berprofesi sebagai tukang pos bekerja mengantar surat dari rumah ke rumah.
Tiba saatnya ia mendapatkan kesempatan melihat secara langsung rupa R.A Kartini dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sangat menyenangkan mengikuti alur kisahnya ini. Hadirnya Ence Bagus sebagai teman tukang pos membuat cerita lebih kaya. Maklum, penonton di sini pada ketawa saat beberapa adegan konyol yang dibuatnya.
Jangan harapkan mendapatkan kisah romansa yang indah. Dimasukkannya unsur kisah utama perjuangan R.A Kartini yang ingin mendirikan sekolah, mendobrak tradisi menjadi background yang sempurna dan membuat sejarah tak sebosan ini untuk ditonton.
Pada akhirnya, R.A Kartini meninggal dan si tukang pos tetap melanjutkan kehidupannya bersama putrinya. Kebanggaannya adalah melihat putrinya menjadi sosok Kartini-kartini selanjutnya.
Sudut pandang
Selain kisah utama yang diangkat dari sejarah Pahlawan kita, cerita tukang pos sudah sangat menarik untuk ditonton. Beberapa pendukung cerita lumayan membuat cerita lebih beragam.
Ada kisah tukang pos dan anaknya yang bermakna cinta kasih orang tua. Ada kisah teman tukang pos yang berhasil menikah dengan wanita pujaan. Plusnya lagi, pemandangan yang sangat indah.
...
Saya berharap pujian buat film ini tidak akan berakhir beberapa hari di bioskop Indonesia khususnya Semarang. Mengingat tren film sekarang, kualitas cerita sebaik apapun yang menentukan adalah penonton. Kalau sepi, ya harus turun.
Menutup tulisan ini, saya sekali lagi sangat senang menontonnya. Tidak begitu berat, tertawa ramai-ramai dan sedih tanpa ada sesuatu yang benar-benar menyedihkan.
Sebuah film yang berhasil menurut Kofin adalah cerita yang membuat penonton dapat tertawa tanpa ada adegan lucu dan dapat menangis tanpa ada kisah menyedihkan di dalamnya.
*
Cek jadwal film Surat Cinta Untuk Kartini di bioskop Semarang lewat akun twitter Kofindo.
Artikel terkait :
...
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik
DI SINI untuk detail lebih lengkap
Comments
Post a Comment